Jaya-Wira Janjikan Tabanan Era Baru
Adu Gagasan dengan Panji-Budi dalam Debat Kandidat Pilkada Tabanan 2020
Panji-Budi janjikan stimulus pada sektor terdampak pandemi Covid-19 dan pelatihan membangkitkan entrepreneur di Tabanan
DENPASAR, NusaBali
Adu gagasan terjadi antara pasangan I Komang Gede Sanjaya-I Made Edy Wirawan alias Jaya-Wira (Cabup-Cawabup nomor urut 1 yang diusung PDIP-Gerindra) vs AA Ngurah Panji Astika-Dewa Nyoman Budiasa alias Panji-Budi (nomor urut 2 yang diusung Golkar-NasDem-Demokrat) dalam debat publik untuk Pilkada Tabanan 2020, Minggu (22/11) malam. Dalam debat yang digelar di Studio TVRI Denpasar tersebut, Jaya-Wira janjikan ‘Tabanan Era Baru’.
Jaya-Wira menyodorkan berbagai terobosan untuk menuju Tabanan Era Baru, melalui program ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ dengan pemerintahan ‘satu jalur’ dari pusat, provinsi, dan kabupaten. Jaya-Wira siapkan program unggulan dari bidang kesehatan, bidang pertanian, infrastruktur, bidang budaya, ekonomi, hingga bidang pariwisata. Sebaliknya, Panji-Budi menjanjikan pengembalian predikat Kabupaten Tabanan sebagai lumbung beras.
Dalam debat publik yang dipandu moderatir Dr Made Ras Amanda Gelgel, tim perumus terdiri dari Prof Dr Gede Putra Wirawan (akademisi Unud), Prof Dr dr I Ketut Suyasa (akademisi Unud yang Koordinator Penanganan Covid-19 Provinsi Bali), Dr Luh Riniti Rahayu (akademisi Universitas Ngurah Rai Denpasar yang mantan komisioner KPU Bali), dan Dr I Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa (akademisi Universitas Mahasaraswati Denpasar yang mantan Ketua KPU Bali 2008-2013) tersebut, kedua pasangan calon (Paslon) saling menyodorkan jurus ketika kelak dipercaya memimpin Tabanan di tengah pandemi Covid-19.
"Saya saat ini sebagai Wakil Bupati Tabanan begitu gencar dengan penerapan protokol kesehatan untuk cegah penularan Covid-19. Edukasi masyarakat dengan menyiapkan fasilitas, termasuk juga menyiapkan bantuan pangan kepada masyarakat," ujar IKG Sanjaya, Calon Bupati (Cabup) yang juga Ketua DPC PDIP Tabanan, mengawali debat.
Sebaliknya, Ngurah Panji janjikan stimulus pada sektor terdampak pandemi Covid-19 dan pelatihan membangkitkan entrepreneur. Namun, argumen Panji-Budi langsung dipatahkan oleh Sanjaya. Menurut Sanjaya, pihaknya saat ini justru tak mau lagi memainkan kata ‘akan’ di dalam penanganan dampak pandemi Covid-19.
"Kami sudah bergerak mengajak anak-anak muda untuk terjun dalam sektor pertanian, guna memperkuat perekonomian masyarakat, karena sektor pariwisata sedang terpuruk. Kami beruntung di Tabanan, karena pertanian sangat kuat. Jadi, tidak lagi dalam konteks akan dan akan," sindir Wakil Bupati Tabanan dua periode (2010-2015, 2016-2021) ini.
Debat semalam semakin alot ketika Paslon disodorkan strategi memajukan pertanian di Tabanan sebagai lumbung beras Bali. Panji-Budi menjanjikan one village one product, dengan membangun pertanian dari hulu ke hilir, regulasi, stimulus, dan inratruktur sehingga Tabanan kembali berjaya. "Menuju Tabanan menjadi Lumbung Beras Bali," kata Ngurah Panji.
Sedangkan Sanjaya menegaskan Tabanan yang memiliki ciri khas sebagai daerah agraris, akan digarap sebagai daerah yang memiliki basis pertanian semakin kuat dengan teknologi pertanian. "Memperkuat BUMDes dalam pemasaran hasil pertanian, petani makin bahagia, produk pertanian di desa-desa tidak hanya padi, tapi juga manggis, kopi, dan produk lainnya. Jadi, pertanian di Tabanan akan kami per-kuat, sehingga pertanian jadi tulang punggung perekonomian di tengah pandemi Covid-19," tandas Sanjaya.
Saat sesi menjawab pertanyaan langkah Paslon dalam menghadapi terkikisnya budaya di era digitalisasi, Jaya-Wira menegaskan komitmennya untuk penguatan dan pelestarian adat budaya. "Tahun ini kalau tidak ada pandemi, kami sudah siapkan event budaya untuk anak-anak muda yang konsisten berkreasi, dipentaskan di Tabanan," papar Sanjaya.
"Anak muda di Tabanan tidak terpengaruh dengan digitalisasi, karena mereka kita latih. Kita berikan support dan pelestarian budaya di Tabanan makin kuat," sambung tandem Sanjaya, Made Edi Wirawan.
Sebaliknya, Panji-Budi melalui Ngurah Panji mengatakan, sebagai pendiri Forum Budaya Tabanan, siap menjaga budaya di Tabanan. "Budaya dalam ancaman degradasi, karena era digital. Budaya harus hidup dan lestari dengan membumikan kegiatan budaya," katanya.
Saat sesi saling lempar pertanyaan, Panji-Budi mempertanyakan posisi Sanjaya sebagai bagian eksekutif dalam menangani masalah 49.000 peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang dinonaktifkan. Sanjaya pun dengan lugas menjawab bahwa itu terjadi karena adanya kendala identitas ganda seperti KTP dan kendala lain. "Sebenarnya bukan 49.000, tapi hanya 25.000. Kami mengikuti proses dari regulasi pusat. Namun, kami tangani tahun ini dengan koordinasi bersama BPJS," tangkis Sanjaya.
Mendapatkan jawaban itu, Ngurah Panji siap menyodorkan 50.000 jaminan kesehatan masyarakat. "Di tengah pandemi Covid-19 ini, pemerintah harus hadir dalam kondisi masyarakat kesusahan. Kami sudah siapkan 50.000 jaminan kesehatan buat rakyat Tabanan," katanya.
Giliran Sanjaya menyodok pesaingnya dengan menyodorkan langkah dan strategi dalam melakukan eksekusi kebijakan. Apalagi, jumlah anggota Dewan kubu pesaingnya sangat minim kursi di legislatif. Mendapatkan sodokan begitu, Ngurah Panji balik mengimbau masyarakat supaya tidak memilih calon yang diusung partai penguasa. "Politik itu kepentingannya sama untuk kesejahteraan masyarakat Tabanan. Jadi, meski anggota Dewan tidak banyak, belum tentu tak bisa melakukan eksekusi anggaran," tangkis Ngurah Panji.
Sanjaya pun merangsek lagi. Sanjaya menyarankan Ngurah Panji harusnya pengalaman dulu menjadi anggota legislatif, sebelum maju sebagai Calon Bupati. "Saya sendiri pengalaman menjadi anggota Dewan (DPRD Tabanan 2009-2010, Red) dan dua periode sebagai Wakil Bupati Tabanan. Pengalaman itu mutlak ketika nanti dipercaya memimpin rakyat Tabanan," sodok Sanjaya.
Saat closing statemen, Jaya-Wira menegaskan komitmen pembangunan di Tabanan pada masa pandemi Covid-19 ini dengan optimis, pembangunan Tabanan yang Maju, Unggul, dan Madani di segala bidang. "Dalam masa pandemi Covid-19 ini, kita harus optimis. Jaya-Wira hadir tidak hanya dalam angan-angan, tidak halusinasi, tapi implementasi. Satu kata, satu hati, satu tujuan ke TPS pada 9 Desember 2020 dengan mencoblos Nomor 1," tegas Sanjaya.
Sedangkan Panji-Budi dalam cosing statemennya menegaskan, ketika mendapatkan kepercayaan masyarakat, siap mewujudkan pemerintahan Tabanan yang transparan, dengan desain pembangunan Tabanan yang maju berbudaya. *nat
Jaya-Wira menyodorkan berbagai terobosan untuk menuju Tabanan Era Baru, melalui program ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ dengan pemerintahan ‘satu jalur’ dari pusat, provinsi, dan kabupaten. Jaya-Wira siapkan program unggulan dari bidang kesehatan, bidang pertanian, infrastruktur, bidang budaya, ekonomi, hingga bidang pariwisata. Sebaliknya, Panji-Budi menjanjikan pengembalian predikat Kabupaten Tabanan sebagai lumbung beras.
Dalam debat publik yang dipandu moderatir Dr Made Ras Amanda Gelgel, tim perumus terdiri dari Prof Dr Gede Putra Wirawan (akademisi Unud), Prof Dr dr I Ketut Suyasa (akademisi Unud yang Koordinator Penanganan Covid-19 Provinsi Bali), Dr Luh Riniti Rahayu (akademisi Universitas Ngurah Rai Denpasar yang mantan komisioner KPU Bali), dan Dr I Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa (akademisi Universitas Mahasaraswati Denpasar yang mantan Ketua KPU Bali 2008-2013) tersebut, kedua pasangan calon (Paslon) saling menyodorkan jurus ketika kelak dipercaya memimpin Tabanan di tengah pandemi Covid-19.
"Saya saat ini sebagai Wakil Bupati Tabanan begitu gencar dengan penerapan protokol kesehatan untuk cegah penularan Covid-19. Edukasi masyarakat dengan menyiapkan fasilitas, termasuk juga menyiapkan bantuan pangan kepada masyarakat," ujar IKG Sanjaya, Calon Bupati (Cabup) yang juga Ketua DPC PDIP Tabanan, mengawali debat.
Sebaliknya, Ngurah Panji janjikan stimulus pada sektor terdampak pandemi Covid-19 dan pelatihan membangkitkan entrepreneur. Namun, argumen Panji-Budi langsung dipatahkan oleh Sanjaya. Menurut Sanjaya, pihaknya saat ini justru tak mau lagi memainkan kata ‘akan’ di dalam penanganan dampak pandemi Covid-19.
"Kami sudah bergerak mengajak anak-anak muda untuk terjun dalam sektor pertanian, guna memperkuat perekonomian masyarakat, karena sektor pariwisata sedang terpuruk. Kami beruntung di Tabanan, karena pertanian sangat kuat. Jadi, tidak lagi dalam konteks akan dan akan," sindir Wakil Bupati Tabanan dua periode (2010-2015, 2016-2021) ini.
Debat semalam semakin alot ketika Paslon disodorkan strategi memajukan pertanian di Tabanan sebagai lumbung beras Bali. Panji-Budi menjanjikan one village one product, dengan membangun pertanian dari hulu ke hilir, regulasi, stimulus, dan inratruktur sehingga Tabanan kembali berjaya. "Menuju Tabanan menjadi Lumbung Beras Bali," kata Ngurah Panji.
Sedangkan Sanjaya menegaskan Tabanan yang memiliki ciri khas sebagai daerah agraris, akan digarap sebagai daerah yang memiliki basis pertanian semakin kuat dengan teknologi pertanian. "Memperkuat BUMDes dalam pemasaran hasil pertanian, petani makin bahagia, produk pertanian di desa-desa tidak hanya padi, tapi juga manggis, kopi, dan produk lainnya. Jadi, pertanian di Tabanan akan kami per-kuat, sehingga pertanian jadi tulang punggung perekonomian di tengah pandemi Covid-19," tandas Sanjaya.
Saat sesi menjawab pertanyaan langkah Paslon dalam menghadapi terkikisnya budaya di era digitalisasi, Jaya-Wira menegaskan komitmennya untuk penguatan dan pelestarian adat budaya. "Tahun ini kalau tidak ada pandemi, kami sudah siapkan event budaya untuk anak-anak muda yang konsisten berkreasi, dipentaskan di Tabanan," papar Sanjaya.
"Anak muda di Tabanan tidak terpengaruh dengan digitalisasi, karena mereka kita latih. Kita berikan support dan pelestarian budaya di Tabanan makin kuat," sambung tandem Sanjaya, Made Edi Wirawan.
Sebaliknya, Panji-Budi melalui Ngurah Panji mengatakan, sebagai pendiri Forum Budaya Tabanan, siap menjaga budaya di Tabanan. "Budaya dalam ancaman degradasi, karena era digital. Budaya harus hidup dan lestari dengan membumikan kegiatan budaya," katanya.
Saat sesi saling lempar pertanyaan, Panji-Budi mempertanyakan posisi Sanjaya sebagai bagian eksekutif dalam menangani masalah 49.000 peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang dinonaktifkan. Sanjaya pun dengan lugas menjawab bahwa itu terjadi karena adanya kendala identitas ganda seperti KTP dan kendala lain. "Sebenarnya bukan 49.000, tapi hanya 25.000. Kami mengikuti proses dari regulasi pusat. Namun, kami tangani tahun ini dengan koordinasi bersama BPJS," tangkis Sanjaya.
Mendapatkan jawaban itu, Ngurah Panji siap menyodorkan 50.000 jaminan kesehatan masyarakat. "Di tengah pandemi Covid-19 ini, pemerintah harus hadir dalam kondisi masyarakat kesusahan. Kami sudah siapkan 50.000 jaminan kesehatan buat rakyat Tabanan," katanya.
Giliran Sanjaya menyodok pesaingnya dengan menyodorkan langkah dan strategi dalam melakukan eksekusi kebijakan. Apalagi, jumlah anggota Dewan kubu pesaingnya sangat minim kursi di legislatif. Mendapatkan sodokan begitu, Ngurah Panji balik mengimbau masyarakat supaya tidak memilih calon yang diusung partai penguasa. "Politik itu kepentingannya sama untuk kesejahteraan masyarakat Tabanan. Jadi, meski anggota Dewan tidak banyak, belum tentu tak bisa melakukan eksekusi anggaran," tangkis Ngurah Panji.
Sanjaya pun merangsek lagi. Sanjaya menyarankan Ngurah Panji harusnya pengalaman dulu menjadi anggota legislatif, sebelum maju sebagai Calon Bupati. "Saya sendiri pengalaman menjadi anggota Dewan (DPRD Tabanan 2009-2010, Red) dan dua periode sebagai Wakil Bupati Tabanan. Pengalaman itu mutlak ketika nanti dipercaya memimpin rakyat Tabanan," sodok Sanjaya.
Saat closing statemen, Jaya-Wira menegaskan komitmen pembangunan di Tabanan pada masa pandemi Covid-19 ini dengan optimis, pembangunan Tabanan yang Maju, Unggul, dan Madani di segala bidang. "Dalam masa pandemi Covid-19 ini, kita harus optimis. Jaya-Wira hadir tidak hanya dalam angan-angan, tidak halusinasi, tapi implementasi. Satu kata, satu hati, satu tujuan ke TPS pada 9 Desember 2020 dengan mencoblos Nomor 1," tegas Sanjaya.
Sedangkan Panji-Budi dalam cosing statemennya menegaskan, ketika mendapatkan kepercayaan masyarakat, siap mewujudkan pemerintahan Tabanan yang transparan, dengan desain pembangunan Tabanan yang maju berbudaya. *nat
1
Komentar