Hujan Es Kembali Terjadi di Desa Tista
SINGARAJA, NusaBali
Tiga hari pasca peristiwa di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Minggu (22/11) kembali terjadi fenomena hujan es di kawasan Desa Tista, Kecamatan Busungbiu, Buleleng.
Hujan es di Desa Tista kemarin terjadi saat hujan lebat disertai angin kencang. Menurut kesaksian seorang warga Desa Tista, Gede Danu Setyawan, hujan es terjadi Minggu siang sekitar pukul 13.00 Wita. Bulir es yang jatuh besarnya seukuran biji jagung. Menurut Gede Danu, sebelum terjadi hujan es, awalnya hujan seperti biasa. “Kemudian, berjatuhan buliran es kecil sebesar biji jagung. Begitu hujan reda, hujan es juga reda,” ungkap Gede Danu saat dikonfirmasi NusaBali per telepon dari Singaraja.
Gede Danu mengatakan es yang berjatuhan dari langit terdengar keras saat menimpa atap seng rumahnya. Dia pun menyaksikan fenomena alam yang dinilai langka tersebut. Fenomena hujan es di Desa Tista kemarin juga sempat direkam oleh sejumlah, hingga viral di media sosial.
Dikonfirmasi terpisah, Minggu kemarin, Perbekel Tista I Gede Marjaya mengatakan hujan es terjadi merata hampir di seluruh wilayah desa yang terdiri dari 3 banjar dinas, yakni Banjar Munduk Mengenu, Banjar Munduk Tengah, dan Banjar Tista. Menurut Marjaya, hujan es berlangsung sekitar 1 jam mulai pukul 12.30 Wita hingga 13.30 Wita. "Sebelun hujan es saat angin kencang, sekitar pukul 11.00 Wita cuaca sempat panas dan terik," papar Marjaya.
Marjaya mengatakan fenomena hujan es ini bukan kali pertama terjadi di Desa Tista. Sebelumnya, sudah sempat beberapa kali terjadi hujan es. “Biasanya, hujan es terjadi saat musim hujan. Untuk tahun 2020, ini kasus pertama,” katanya.
Marjaya menduga hujan es kerap terjadi di Desa Tista, mengingat wilayahnya berada di perbukitan dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut (Dpl). Hingga kemarin sore, Marjaya belum mendapatkan laporan adanya kerusakan akibat hujan es tersebut. "Mudah-mudahan tidak ada bangunan atau rumah warga yang rusak akibat hujan es."
Sementara itu, Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Mohammad Taufiq Gunawan, mengatakan hujan es di Desa Tista merupakan peristiwa alamiah yang terjadi karena adanya awan konvektif. Fenomena awan konvektif yang memunculkan hujan es biasanya terjadi saat musim pancaroba (peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebalik-nya). Namun, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi saat musim hujan.
"Fenomena hujan es itu biasa saja. Tidak ada menunjukkan pratanda atau kejadian lainnya. Hujan es biasanya terjadi saat musim pancaroba, bisa juga ketika sudah memasuki musim hujan. Fenomena ini murni karena adanya awan konvektif," jelas Taufiq saat dikonfirmasi NusaBali kemarin sore.
Tiga hari sebelumnya, geger hujan es juga terjadi di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Kamis (19/11) siang pukul 13.00 Wita. Hujan es hanya terjadi di dua banjar bertetangga di Desa Pelaga, yakni Banjar Tinggan dan Banjar Pelaga, berlangsung selama 30 menit. Bulir es yang jatuh saat itu besarnya seukuran kelereng. *cr75
1
Komentar