Pelaku Pariwisata : Okupansi Hotel Meningkat
Jelang Natal dan Tahun Baru
DENPASAR,NusaBali
Perayaan Natal, 25 Desember 2020 dan Tahun Baru 1 Januari 2021 menebarkan optimisme di kalangan pengelola properti.
Pemicunya tentu prediksi peningkatan kunjungan wisatawan yang akan berpengaruh positif terhadap tingkat hunian hotel atau villa. Setidaknya ada harapan tingkat hunian akomodasi menggeliat, setelah lama nyaris zero. Ketua Bali Villa Assosiation (BVA) I Gede Sukarta mengatakan Minggu (22/11).
“Khusus untuk Natal dan Tahun baru memang ada reservasi 40 persen,” ujar I Gede Sukarta, yang GM Villa Kayu Raja di Kerobokan, Kuta Utara Badung.
Hanya saja reservasi itu hanya untuk pada hari Natal dan Tahun Baru saja. Sedang dalam rentang waktu antara Natal sampai dengan Tahun Baru masih belum jelas. “Biasanya last minute baru kita ketahui,” ujarnya.
Meski demikian puncak kedua event tersebut diharapkan jadi pemantik meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali. Terutama wisatawan domestik.
Sedangkan untuk wisatawan manca negara (wisman) masih belum jelas, mengingat Bali belum buka untuk wisman. Properti khususnya villa tegas Sukarta sudah siap dengan protocol Cleanliness, Healthy, Safety dan Environmental Sustainability (CHSE) untuk mengantisipasi kedatangan tamu atau wisatawan.
Sukarta mengakui ada diskon harga kamar sebagai bentuk servis dan merangsang peningkatan wisatawan atau tamu yang menginap. Walau demikian, potongan harga kamar tersebut tak akan sampai merugikan properti. Kemungkinan cukup untuk operasional di saat itu. “Sehingga tak perlu harus norok,” jelasnya.
Terpisah Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) I Made Ramia Adnyana berharap tingkat okupansi bisa di atas 30 persen untuk perayaan Natal dan Tahun Baru. Alasannya jika tingkat hunian diatas 30 persen, itu menunjukkan indikasi atau sinyal positif.
Namun Ramia Adnyana memperkirakan tingkat hunian diatas 30 persen tidak gampang. Alasannya hingga minggu III November, belum ada bookingan yang signifikan. “Saya melihat belum ada cukup pergerakan,” ujar Ramia Adnyana.
Kondisi yang relative sama dengan suasana liburan panjang beberapa akhir Oktober lalu. Walau ada penambahan penerbangan, namun tidak berpengaruh banyak terhadap tingkat okupansi. Ketika tingkat hunian rata-rata 15 persen.
Meski masih relative sepi, Ramia Adnyana memastikan hotel, villa maupun akomodasi lainnya siap dengan protokol kesehatan atau CHSE. “ Karena sebagian besar sudah terverifikasi,” ujarnya.
Walau tingkat hunian masih minim, Ramia Adnyana berharap suasana Natal dan Tahun Baru berdampak peningkatan kunjungan wisatawan dari sebelumnya. “Sehingga pariwisata Bali yang sudah mulai sedikit bergerak tambah bergairah lagi,” tandas tokoh pariwisata asal Karangasem ini. *K17
“Khusus untuk Natal dan Tahun baru memang ada reservasi 40 persen,” ujar I Gede Sukarta, yang GM Villa Kayu Raja di Kerobokan, Kuta Utara Badung.
Hanya saja reservasi itu hanya untuk pada hari Natal dan Tahun Baru saja. Sedang dalam rentang waktu antara Natal sampai dengan Tahun Baru masih belum jelas. “Biasanya last minute baru kita ketahui,” ujarnya.
Meski demikian puncak kedua event tersebut diharapkan jadi pemantik meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali. Terutama wisatawan domestik.
Sedangkan untuk wisatawan manca negara (wisman) masih belum jelas, mengingat Bali belum buka untuk wisman. Properti khususnya villa tegas Sukarta sudah siap dengan protocol Cleanliness, Healthy, Safety dan Environmental Sustainability (CHSE) untuk mengantisipasi kedatangan tamu atau wisatawan.
Sukarta mengakui ada diskon harga kamar sebagai bentuk servis dan merangsang peningkatan wisatawan atau tamu yang menginap. Walau demikian, potongan harga kamar tersebut tak akan sampai merugikan properti. Kemungkinan cukup untuk operasional di saat itu. “Sehingga tak perlu harus norok,” jelasnya.
Terpisah Wakil Ketua DPP Indonesia Hotel General Manager Assosiation (IHGMA) I Made Ramia Adnyana berharap tingkat okupansi bisa di atas 30 persen untuk perayaan Natal dan Tahun Baru. Alasannya jika tingkat hunian diatas 30 persen, itu menunjukkan indikasi atau sinyal positif.
Namun Ramia Adnyana memperkirakan tingkat hunian diatas 30 persen tidak gampang. Alasannya hingga minggu III November, belum ada bookingan yang signifikan. “Saya melihat belum ada cukup pergerakan,” ujar Ramia Adnyana.
Kondisi yang relative sama dengan suasana liburan panjang beberapa akhir Oktober lalu. Walau ada penambahan penerbangan, namun tidak berpengaruh banyak terhadap tingkat okupansi. Ketika tingkat hunian rata-rata 15 persen.
Meski masih relative sepi, Ramia Adnyana memastikan hotel, villa maupun akomodasi lainnya siap dengan protokol kesehatan atau CHSE. “ Karena sebagian besar sudah terverifikasi,” ujarnya.
Walau tingkat hunian masih minim, Ramia Adnyana berharap suasana Natal dan Tahun Baru berdampak peningkatan kunjungan wisatawan dari sebelumnya. “Sehingga pariwisata Bali yang sudah mulai sedikit bergerak tambah bergairah lagi,” tandas tokoh pariwisata asal Karangasem ini. *K17
Komentar