40 Persen Orangtua Masih Menolak
Klungkung Siapkan Pembelajaran Tatap Muka
Orangtua siswa cemas karena khawatir bisa muncul klaster baru jika anak-anak belajar melalui tatap muka.
SEMARAPURA, NusaBali
Sekitar 40 persen orangtua siswa di Klungkung belum setuju penerapan pembelajaran tatap muka di di tengah pandemi Covid-19. Padahal Dinas Pendidikan (Disdik) Klungkung sudah memverifikasi secara internal persiapan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Sebagian besar sekolah sudah menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan (prokes).
‘’Namun, ketika kami memverifikasi eksternal untuk meminta persetujuan para orangtua siswa, ternyata banyak orangtua siswa kurang setuju saat ini diterapkan pembelajaran tatap muka,’’ ujar Kadisdik Klungkung, Dewa Gde Darmawan, Senin (23/11). Alasannya, banyak orangtua siswa cemas karena khawatir bisa muncul klaster baru jika anak-anak belajar melalui tatap muka di tengah Covid-19. “Sekitar 40 persen orangtua siswa belum setuju. Sementara, orangtua siswa yang setuju mencapai 60 persen,” ujarnya lagi.
Pejabat asal Desa Manduang, Kecamatan Klungkung ini mengakui, para orangtua siswa yang setuju pembelajaran tatap muka sebagian besar wilayahnya tidak ada signal seluler. Terutama di wilayah dataran tinggi pulau Nusa Penida. Solusinya, ada sejumlah orangtua mengambil modul materi pembelajaran, ada juga mengambil pembelajran lewat sistem TV nasional, dan memanfaatkan wifi di desa. “Dari guru ada juga mengunjungi langsung anak didiknya di desa-desa secara bergiliran,” ujar Dewa Darmawan.
Mengenai rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Makarim, mengizinklan sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan memenuhi syarat tertentu, pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 nanti, kata Dewa Darmawan, masih menunggu perkembangan lebih lanjut. “Apakah nanti ada persyaratan atau teknis lainnya, itu kami kurang tahu,” katanya.
Sebagaiman diketahui, pemerintah melarang sistem pembelajaran tatap muka sejak pandemi Covid-19, Februari 2020. Tujuanya, untuk mencegah penularan wabah tersebut. *wan
Sekitar 40 persen orangtua siswa di Klungkung belum setuju penerapan pembelajaran tatap muka di di tengah pandemi Covid-19. Padahal Dinas Pendidikan (Disdik) Klungkung sudah memverifikasi secara internal persiapan pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Sebagian besar sekolah sudah menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan (prokes).
‘’Namun, ketika kami memverifikasi eksternal untuk meminta persetujuan para orangtua siswa, ternyata banyak orangtua siswa kurang setuju saat ini diterapkan pembelajaran tatap muka,’’ ujar Kadisdik Klungkung, Dewa Gde Darmawan, Senin (23/11). Alasannya, banyak orangtua siswa cemas karena khawatir bisa muncul klaster baru jika anak-anak belajar melalui tatap muka di tengah Covid-19. “Sekitar 40 persen orangtua siswa belum setuju. Sementara, orangtua siswa yang setuju mencapai 60 persen,” ujarnya lagi.
Pejabat asal Desa Manduang, Kecamatan Klungkung ini mengakui, para orangtua siswa yang setuju pembelajaran tatap muka sebagian besar wilayahnya tidak ada signal seluler. Terutama di wilayah dataran tinggi pulau Nusa Penida. Solusinya, ada sejumlah orangtua mengambil modul materi pembelajaran, ada juga mengambil pembelajran lewat sistem TV nasional, dan memanfaatkan wifi di desa. “Dari guru ada juga mengunjungi langsung anak didiknya di desa-desa secara bergiliran,” ujar Dewa Darmawan.
Mengenai rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Makarim, mengizinklan sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan memenuhi syarat tertentu, pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 nanti, kata Dewa Darmawan, masih menunggu perkembangan lebih lanjut. “Apakah nanti ada persyaratan atau teknis lainnya, itu kami kurang tahu,” katanya.
Sebagaiman diketahui, pemerintah melarang sistem pembelajaran tatap muka sejak pandemi Covid-19, Februari 2020. Tujuanya, untuk mencegah penularan wabah tersebut. *wan
1
Komentar