Antisipasi Banjir, Sedimentasi Tukad Mati Dikeruk
MANGUPURA, NusaBali
Mengantisipasi banjir di wilayah Legian, Kecamatan Kuta, Dinas PUPR Kabupaten Badung mulai melakukan pengerukan sedimentasi di sepanjang alur Tukad Mati.
Pengangkatan sedimentasi tersebut rutin dilakukan setiap hari sepanjang 2 kilometer. Untuk mengangkat sedimentasi itu, dua alat berat milik Dinas PUPR dikerahkan. Dinas PUPR Badung mulai mengangkat lumpur di alur Tukad Mati pada Jumat (20/11). “Sudah berapa hari ini, tim dari PUPR sudah turun ke lokasi. Mereka sudah mulai mengangkat lumpur itu,” kata Lurah Legian I Made Madia, Minggu (22/11).
Made Madia menerangkan pengangkatan sedimentasi di alur Tukad Mati tersebut sudah masuk dalam Musrenbang beberapa waktu lalu. Saat itu, pihak Kelurahan Legian mengharapkan adanya pengerukan alur Tukad Mati setiap menjelang musim penghujan. Pasalnya, alur Tukad Mati selalu dipenuhi lumpur yang mengakibatkan sungai tersebut semakin dangkal. Dengan demikian, air dengan mudah meluap ke pemukiman penduduk.
“Jauh hari kami sudah usulkan pengerukan itu, bukan kali ini saja. Dan, tiap tahun selalu dikeruk. Pada saat bulan bakti gotong royong, bupati juga berjanji untuk melakukan pemeliharaan berkelanjutan di alur Tukad Mati,” tutur Made Madia.
Menurut Made Madia, kawasan Tukad Mati ke depannya akan menjadi perhatian serius pihaknya dan Pemkab Badung untuk menjadikan destinasi wisata alternatif. Sehingga perlu dilakukan penataan berkesinambungan, termasuk melakukan pengangkatan sedimentasi.
Sementara itu, Kadis PUPR Kabupaten Badung Ida Bagus Surya Suamba, membeberkan pengangkatan sedimentasi di alur Tukad Mati sudah dikerjakan. Menurut dia, ada 2 alat berat yang dikerahkan ke lokasi dan sudah mulai mengangkat lumpur secara bertahap. Rencananya, selain sudah ada dua alat berat, pihaknya juga akan mendatangkan satu ekskavator amfibi. Hal ini semata untuk mengoptimalkan pengangkatan sedimentasi. “Sudah mulai kami kerjakan. Belasan petugas sudah bekerja di lokasi. Rencananya akan ada penambahan alat berat dan petugas untuk pengangkatan sedimentasi kalau kondisi di lapangan mengharuskan demikian,” tandas Surya Suamba.
Surya Suamba menambahkan, pengangkatan sedimentasi dilakukan setiap menjelang musim penghujan tiba. Pasalnya, setiap ada hujan kecil, kondisi alur Tukad Mati tersebut dengan cepat dipenuhi lumpur. Sehingga mempercepat proses pendangkalan alur sungai. Hal ini tentu sangat berisiko bagi masyarakat yang tinggal di sekitar alur Tukad Mati. “Kami akan mengerjakan pengerukan di alur Tukad Mati sepanjang sekitar dua kilometer. Saat ini belum terlalu panjang, namun rencananya memang sepanjang dua kilometer sampai di belakang Central Parkir itu,” tutur Surya Suamba. *dar
Made Madia menerangkan pengangkatan sedimentasi di alur Tukad Mati tersebut sudah masuk dalam Musrenbang beberapa waktu lalu. Saat itu, pihak Kelurahan Legian mengharapkan adanya pengerukan alur Tukad Mati setiap menjelang musim penghujan. Pasalnya, alur Tukad Mati selalu dipenuhi lumpur yang mengakibatkan sungai tersebut semakin dangkal. Dengan demikian, air dengan mudah meluap ke pemukiman penduduk.
“Jauh hari kami sudah usulkan pengerukan itu, bukan kali ini saja. Dan, tiap tahun selalu dikeruk. Pada saat bulan bakti gotong royong, bupati juga berjanji untuk melakukan pemeliharaan berkelanjutan di alur Tukad Mati,” tutur Made Madia.
Menurut Made Madia, kawasan Tukad Mati ke depannya akan menjadi perhatian serius pihaknya dan Pemkab Badung untuk menjadikan destinasi wisata alternatif. Sehingga perlu dilakukan penataan berkesinambungan, termasuk melakukan pengangkatan sedimentasi.
Sementara itu, Kadis PUPR Kabupaten Badung Ida Bagus Surya Suamba, membeberkan pengangkatan sedimentasi di alur Tukad Mati sudah dikerjakan. Menurut dia, ada 2 alat berat yang dikerahkan ke lokasi dan sudah mulai mengangkat lumpur secara bertahap. Rencananya, selain sudah ada dua alat berat, pihaknya juga akan mendatangkan satu ekskavator amfibi. Hal ini semata untuk mengoptimalkan pengangkatan sedimentasi. “Sudah mulai kami kerjakan. Belasan petugas sudah bekerja di lokasi. Rencananya akan ada penambahan alat berat dan petugas untuk pengangkatan sedimentasi kalau kondisi di lapangan mengharuskan demikian,” tandas Surya Suamba.
Surya Suamba menambahkan, pengangkatan sedimentasi dilakukan setiap menjelang musim penghujan tiba. Pasalnya, setiap ada hujan kecil, kondisi alur Tukad Mati tersebut dengan cepat dipenuhi lumpur. Sehingga mempercepat proses pendangkalan alur sungai. Hal ini tentu sangat berisiko bagi masyarakat yang tinggal di sekitar alur Tukad Mati. “Kami akan mengerjakan pengerukan di alur Tukad Mati sepanjang sekitar dua kilometer. Saat ini belum terlalu panjang, namun rencananya memang sepanjang dua kilometer sampai di belakang Central Parkir itu,” tutur Surya Suamba. *dar
1
Komentar