Karangasem Siap Belajar Tatap Muka
AMLAPURA, NusaBali
Kadis Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, menegaskan Karangasem telah siap menggelar pembelajaran tatap muka mulai awal tahun depan.
Syaratnya, setiap sekolah menyediakan fasilitas protokol kesehatan berupa tempat cuci tangan di setiap kelas, para siswa wajib pakai masker, dan menghindari terjadinya kerumunan.
I Gusti Ngurah Kartika mengungkapkan, risiko kelamaan belajar daring berisiko siswa putus sekolah. Anak terpaksa bekerja dan orang tua tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar. Dampak lainnya, terjadi kesenjangan capaian belajar dan turunnya partisipasi belajar. “Belajar tatap muka tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan bersama,” ungkap I Gusti Ngurah Kartika, Senin (23/11). Sesuai siaran pers Kemendikbud, pemerintah daerah diberikan kewenangan penuh menentukan izin pembelajaran tatap muka.
Terpisah, Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMP Karangasem I Wayan Gede Suastika mengaku telah siap jalani pembelajaran tatap muka. “Asal dapat izin, kami siap belajar tatap muka dengan prokes ketat,” jelas I Wayan Gede Suastika yang juga Kasek SMPN 2 Amlapura. Kasek SMPN 2 Selat I Wayan Mustara juga mengatakan demikian, apalagi sekolah yang dipimpinnya sempat disurvei LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Bali. SMPN 2 Selat telah memiliki thermo gun, alat semprot disinfektan, tempat cuci tangan dan sabun, siswa dan tenaga pendidik wajib pakai masker.
“Saya siap laksanakan belajar tatap muka. Tinggal mengajukan surat keterangan dari Disdikpora, persetujuan dari orang tua siswa, dan belajar nanti tanpa jam istirahat,” kata Wayan Mustara. Nantinya setiap kelas dibagi dua, per kelas isinya 16 siswa. Jam belajarnya diatur, belajar bergantian, sehingga tidak terjadi kerumunan karena tidak ada jam istirahat. *k16
I Gusti Ngurah Kartika mengungkapkan, risiko kelamaan belajar daring berisiko siswa putus sekolah. Anak terpaksa bekerja dan orang tua tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar. Dampak lainnya, terjadi kesenjangan capaian belajar dan turunnya partisipasi belajar. “Belajar tatap muka tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan bersama,” ungkap I Gusti Ngurah Kartika, Senin (23/11). Sesuai siaran pers Kemendikbud, pemerintah daerah diberikan kewenangan penuh menentukan izin pembelajaran tatap muka.
Terpisah, Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SMP Karangasem I Wayan Gede Suastika mengaku telah siap jalani pembelajaran tatap muka. “Asal dapat izin, kami siap belajar tatap muka dengan prokes ketat,” jelas I Wayan Gede Suastika yang juga Kasek SMPN 2 Amlapura. Kasek SMPN 2 Selat I Wayan Mustara juga mengatakan demikian, apalagi sekolah yang dipimpinnya sempat disurvei LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) Bali. SMPN 2 Selat telah memiliki thermo gun, alat semprot disinfektan, tempat cuci tangan dan sabun, siswa dan tenaga pendidik wajib pakai masker.
“Saya siap laksanakan belajar tatap muka. Tinggal mengajukan surat keterangan dari Disdikpora, persetujuan dari orang tua siswa, dan belajar nanti tanpa jam istirahat,” kata Wayan Mustara. Nantinya setiap kelas dibagi dua, per kelas isinya 16 siswa. Jam belajarnya diatur, belajar bergantian, sehingga tidak terjadi kerumunan karena tidak ada jam istirahat. *k16
Komentar