Agar Tak Punah, Ketungan Diseminarkan
TABANAN, NusaBali
Museum Subak Kabupaten Tabanan angkat tradisi ketungan (kentongan) agar tidak punah melalui seminar, Selasa (24/11).
Seminar dengan tema ‘Kajian Koleksi Ketungan’ mendatangkan 5 pemateri dari kalangan akademisi dan seniman salah satunya I Gusti Bawa Putu Samar Gantang.
Dalam seminar yang diikuti 50 orang tersebut membahas tentang asal mula, kegunaan dan fungsi dari ketungan. Kendati demikian, di sejumlah daerah ketungan masih eksis, namun hanya digunakan saat upacara tertentu.
Kepala UPTD Museum Subak Tabanan Ida Ayu Pawitrani, mengatakan seminar tentang ketungan merupakan rangkaian kajian terkait ketungan di Tabanan yang dilakukan beberapa bulan lalu. Lewat seminar ini diharapkan dapat menggali informasi lebih banyak terkait ketungan.
“Seminar ini sangat diperlukan supaya dapat lebih detail menyampaikan kepada pengunjung Museum Subak,” kata Pawitrani. Dikatakannya, ketungan saat ini sudah tidak ada difungsikan sebagai penumbuk padi manual.
Meskipun begitu, masih ada fungsi lain dari ketungan ini di Bali seperti untuk upacara agama, terutama upacara-upacara besar seperti pitra yadnya dan lainnya.
“Selain ngaben, juga bisa digunakan saat upacara potong gigi atau tiga bulanan. Malah itu dipakai untuk menunjukkan status sosial di kalangan masyarakat,” ungkap Pawitrani.
Kemudian keberadaan ketungan saat ini sudah sangat jarang. Hal tersebut diketahui setelah beberapa waktu lalu pihaknya bersama tim kajian berkeliling Tabanan.
“Kami ke Pura Batukau, Jatiluwih, Tegal Mengkeb, Buwit, dan Baturiti. Di situ ada ketungan-ketungan yang sudah tua sekitar 50 tahun lebih. Jadi sebagian besar sudah disakralkan oleh masyarakat setempat. Kemudian untuk beberapa ketungan juga sudah ada yang difungsikan untuk pertunjukan seni,” tutur Pawitrani. *des
Dalam seminar yang diikuti 50 orang tersebut membahas tentang asal mula, kegunaan dan fungsi dari ketungan. Kendati demikian, di sejumlah daerah ketungan masih eksis, namun hanya digunakan saat upacara tertentu.
Kepala UPTD Museum Subak Tabanan Ida Ayu Pawitrani, mengatakan seminar tentang ketungan merupakan rangkaian kajian terkait ketungan di Tabanan yang dilakukan beberapa bulan lalu. Lewat seminar ini diharapkan dapat menggali informasi lebih banyak terkait ketungan.
“Seminar ini sangat diperlukan supaya dapat lebih detail menyampaikan kepada pengunjung Museum Subak,” kata Pawitrani. Dikatakannya, ketungan saat ini sudah tidak ada difungsikan sebagai penumbuk padi manual.
Meskipun begitu, masih ada fungsi lain dari ketungan ini di Bali seperti untuk upacara agama, terutama upacara-upacara besar seperti pitra yadnya dan lainnya.
“Selain ngaben, juga bisa digunakan saat upacara potong gigi atau tiga bulanan. Malah itu dipakai untuk menunjukkan status sosial di kalangan masyarakat,” ungkap Pawitrani.
Kemudian keberadaan ketungan saat ini sudah sangat jarang. Hal tersebut diketahui setelah beberapa waktu lalu pihaknya bersama tim kajian berkeliling Tabanan.
“Kami ke Pura Batukau, Jatiluwih, Tegal Mengkeb, Buwit, dan Baturiti. Di situ ada ketungan-ketungan yang sudah tua sekitar 50 tahun lebih. Jadi sebagian besar sudah disakralkan oleh masyarakat setempat. Kemudian untuk beberapa ketungan juga sudah ada yang difungsikan untuk pertunjukan seni,” tutur Pawitrani. *des
Komentar