Tri Brothers n Friend, Pembuktian Talenta Musik Bali
DENPASAR, NusaBali
Lengkingan suara lagu Tom Sawyer menggetarkan panggung Bali Classic Rock yang digelar di Santa Fe Seminyak, Selasa (24/11) malam.
Bukan hal aneh melihat penyanyi kawakan Bali, Dananjaya, menggelorakan semangat lewat lagu-lagu rock klasik ala Rush. Di usia 50 tahun, Dananjaya masih tampil prima dengan kekuatan powernya. Namun yang lebih bikin takjub adalah saat melihat band pengiringnya, Tri Bothers n Friends.
Ya, betapa tidak takjub. Musisi yang tergabung dalam Tri Brothers n Friend itu semuanya belum lahir saat lagu itu populer di era80 hingga 90an. Putu Prabu Satvika Daneswara yang menjadi penabuh drum baru berusia 13 tahun. Lalu adiknya pada keyboard, Made Sakti Danendra Maheswara, masih 10 tahun. Sedangkan Komang Raja Hita Prabaswara yang membetot bas malah bikin melongo penonton, lantaran bocah cilik ini baru berusia 8 tahun!
Melengkapi penampilan mereka, satu pemain gitar yang tak kalah milenialnya. I Nyoman Bagus Ramapatra yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Wayan Balawan, sang Dewa Gitar Bali, baru duduk di bangku SMA dan usianya masih 16 tahun.
Saat performance di Santa Fe bersama musisi-musisi senior, tak ada kecanggungan pada musisi milenial ini. Apalagi Dananjaya yang punya pengalaman malang-melintang di panggung pertunjukan sejak tahun 1984, memberi dorongan bagi musisi yang usianya terpaut sangat jauh drainya. “Mereka musisi-musisi berbakat, karena itu saya senang menyanyi diiringi milenial ini,” kata Dananjaya.
Sementara itu panggung pertunjukan juga sudah dilalui oleh Prabu, Sakti ataupun Rama, termasuk mendapatkan berbagai penghargaan kompetisi ajang musik. Namun bagi Raja, penampilan di Santa Fe adalah debut perdana di panggung. Toh siswa kelas III SD Cipta Darma Denpasar ini tetap tampil percaya diri sambil menggendong basnya.
Tri Brothers n Friends membuka penampilan lewat instrumentalia Power of 7/8. Setelah itu lagu pembuka Separate Ways (Journey) mengajak pengunjung Santa Fe bernostalgia ke masa lalu. Setelah itu berturut-turut digas lagi lewat lagu Tom Sawyer (Rush), Another Day (Dream Theater), Dream (Van Halen) dan pertunjukan penuh energi dibuat klimaks lewat Jump (Van Halen).
Tri Brothers sendiri sejatinya bergenre jazz fussion. Namun tiga putra pasangan Nyoman Wiryanta, 48, dan Ida Ayu Putu Suartika Devi, 44, juga ketagihan membawakan lagu rock, khususnya klasik rock. “Dengan masuk ke dunia rock, maka kesempatan untuk meningkatkan kemampuan sekaligus mengasah mental di panggung akan lebih baik, karena event rock relatif lebih banyak,” kata Wiryanta.
Wiryanta pun lega karena penampilan Tri Brothers n Friends bisa menghibur penonton di Santa Fe pada jam ‘prime time’. Lebih dari itu, mantan disc jockey ini senang karena putra bungsunya Raja juga melewati debut di atas panggung dengan baik. Raja sendiri awalnya memainkan gitar. Namun belakangan alat music yang dimainkan bocah menggemaskan ini berubah ke jazz. “Karena melody sudah bisa dimainkan di keyboard, jadi butuh pemain bas. Syukurnya dia (Raja) senang dan cepat menguasai,” kata Wiryanta.
Nah, untuk tampil lengkap, ditambahlah satu pemain gitar yang pilihannya jatuh pada Rama. Dengan usia yang juga masih belia, Rama pun bisa langsung nyetel dengan tiga bersaudara tersebut. Apalagi jam terbang Rama juga tidak sedikit. Dia memegang gelar juara Gitar Competition Hard Rock Bali 2019 dan Best Guitarist Band Audition 9th Udayana Jazz Festival 2019. “Proses mencari pemain gitar yang klik tidak mudah, dan ternyata sama Rama sangat pas sekali,” kata Wiryanta.
Lalu bagaimana tanggapan Dananjaya yang bersedia gabung bersama anak-anak ‘kemarin sore’? “Mereka punya talenta, permainannya bagus dan bisa dibentuk. Bahkan kalau kita tutup mata, bisa mengira yang main pemusik senior,” puji Dananjaya.
Tapi diakui ada kendala pada anak-anak yang harus diatasi dengan kesabaran. “Biasanya kalau mereka ngantuk atau lapar, ini akan membuat permainan mereka menurun. Nah kalau sudah gini harus dikasih jeda sebentar, supaya moodnya kembali. Tapi jujur saja kalau pas semangat, permainan mereka justru melebihi orang tua,” pungkas Dananjaya.*mao
Ya, betapa tidak takjub. Musisi yang tergabung dalam Tri Brothers n Friend itu semuanya belum lahir saat lagu itu populer di era80 hingga 90an. Putu Prabu Satvika Daneswara yang menjadi penabuh drum baru berusia 13 tahun. Lalu adiknya pada keyboard, Made Sakti Danendra Maheswara, masih 10 tahun. Sedangkan Komang Raja Hita Prabaswara yang membetot bas malah bikin melongo penonton, lantaran bocah cilik ini baru berusia 8 tahun!
Melengkapi penampilan mereka, satu pemain gitar yang tak kalah milenialnya. I Nyoman Bagus Ramapatra yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Wayan Balawan, sang Dewa Gitar Bali, baru duduk di bangku SMA dan usianya masih 16 tahun.
Saat performance di Santa Fe bersama musisi-musisi senior, tak ada kecanggungan pada musisi milenial ini. Apalagi Dananjaya yang punya pengalaman malang-melintang di panggung pertunjukan sejak tahun 1984, memberi dorongan bagi musisi yang usianya terpaut sangat jauh drainya. “Mereka musisi-musisi berbakat, karena itu saya senang menyanyi diiringi milenial ini,” kata Dananjaya.
Sementara itu panggung pertunjukan juga sudah dilalui oleh Prabu, Sakti ataupun Rama, termasuk mendapatkan berbagai penghargaan kompetisi ajang musik. Namun bagi Raja, penampilan di Santa Fe adalah debut perdana di panggung. Toh siswa kelas III SD Cipta Darma Denpasar ini tetap tampil percaya diri sambil menggendong basnya.
Tri Brothers n Friends membuka penampilan lewat instrumentalia Power of 7/8. Setelah itu lagu pembuka Separate Ways (Journey) mengajak pengunjung Santa Fe bernostalgia ke masa lalu. Setelah itu berturut-turut digas lagi lewat lagu Tom Sawyer (Rush), Another Day (Dream Theater), Dream (Van Halen) dan pertunjukan penuh energi dibuat klimaks lewat Jump (Van Halen).
Tri Brothers sendiri sejatinya bergenre jazz fussion. Namun tiga putra pasangan Nyoman Wiryanta, 48, dan Ida Ayu Putu Suartika Devi, 44, juga ketagihan membawakan lagu rock, khususnya klasik rock. “Dengan masuk ke dunia rock, maka kesempatan untuk meningkatkan kemampuan sekaligus mengasah mental di panggung akan lebih baik, karena event rock relatif lebih banyak,” kata Wiryanta.
Wiryanta pun lega karena penampilan Tri Brothers n Friends bisa menghibur penonton di Santa Fe pada jam ‘prime time’. Lebih dari itu, mantan disc jockey ini senang karena putra bungsunya Raja juga melewati debut di atas panggung dengan baik. Raja sendiri awalnya memainkan gitar. Namun belakangan alat music yang dimainkan bocah menggemaskan ini berubah ke jazz. “Karena melody sudah bisa dimainkan di keyboard, jadi butuh pemain bas. Syukurnya dia (Raja) senang dan cepat menguasai,” kata Wiryanta.
Nah, untuk tampil lengkap, ditambahlah satu pemain gitar yang pilihannya jatuh pada Rama. Dengan usia yang juga masih belia, Rama pun bisa langsung nyetel dengan tiga bersaudara tersebut. Apalagi jam terbang Rama juga tidak sedikit. Dia memegang gelar juara Gitar Competition Hard Rock Bali 2019 dan Best Guitarist Band Audition 9th Udayana Jazz Festival 2019. “Proses mencari pemain gitar yang klik tidak mudah, dan ternyata sama Rama sangat pas sekali,” kata Wiryanta.
Lalu bagaimana tanggapan Dananjaya yang bersedia gabung bersama anak-anak ‘kemarin sore’? “Mereka punya talenta, permainannya bagus dan bisa dibentuk. Bahkan kalau kita tutup mata, bisa mengira yang main pemusik senior,” puji Dananjaya.
Tapi diakui ada kendala pada anak-anak yang harus diatasi dengan kesabaran. “Biasanya kalau mereka ngantuk atau lapar, ini akan membuat permainan mereka menurun. Nah kalau sudah gini harus dikasih jeda sebentar, supaya moodnya kembali. Tapi jujur saja kalau pas semangat, permainan mereka justru melebihi orang tua,” pungkas Dananjaya.*mao
1
Komentar