Lima Desa di Bangli Dapat Pamsimas
BANGLI, NusaBali
Lima desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dapat bantuan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di tahun 2020.
Empat desa sudah menikmati air bersih Pamsimas yakni Desa Satra, Desa Pinggan, Desa Bonyoh, dan Desa Songan B. Satu desa lagi masih dalam proses pengerjaan. Meski layanan belum sampai ke saluran rumah (SR), masyarakat sudah lebih mudah mendapatkan air bersih.
Kabid Aparatur Esosbud dan Infrastruktur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Bangli, Dewa Gde Wirawan, menjelaskan lima desa di Kecamatan Kintamani mendapat program Pamsimas di tahun 2020. Kelima desa tersebut yakni Desa Pinggan, Desa Satra, Desa Songan B, Desa Bonyoh, dan Desa Gunung Bau. Kegiatan fisik di Desa Pinggan, Desa Songan B, Desa Satra, dan Desa Bonyoh sudah rampung dan masuk tahap uji fungsi. “Air di empat desa sudah mengalir sekitar satu bulan lalu, masyarakat lebih mudah mendapatkan air bersih,” ungkap Dewa Gde Wirawan, Kamis (26/11).
Saat ini sedang menunggu penyerahan dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam kegiatan ini. Kegiatan di Desa Gunung Bau masih dalam tahap pengerjaan. Progres pengerjaannya sekitar 90 persen. Menurut Dewa Gde Wirawan, kegiatan di Gunung Bau tinggal membuat sarana cuci tangan. “Kami yakin pada pertengahan bulan Desember pengerjaannya tuntas,” ujarnya. Kegiatan Pamsimas bersumber dari APBN dan APBD dengan anggaran Rp 245 juta per desa. Nilai investasi masing-masing kegiatan Rp 350 juta.
Dalam kegiatan ini ada sharing anggaran termasuk ada kontribusi dari masyarakat. “Kekurangan dana ditutupi dengan sharing pendanaan dari APBDes sebesar 10 persen dan dari kontribusi masyarakat 20 persen,” jelas Dewa Gde Wirawan. Dari 20 persen kontribusi masyarakat, 4 persen incest dan 16 persen incame (tenaga). Kegiatan di Gunung Bau menggunakan anggaran APBD. Dewa Gde Wirawan menyampaikan, puluhan desa sudah menikmati program Pamsimas. Pada tahun 2017 sebanyak 15 desa, tahun 2018 sebanyak 15 desa, tahun 2019 sebanyak 18 desa, dan tahun 2020 sebanyak 53 desa.
Ditegaskan, tidak semua desa bisa mendapatkan Pamsimas. Syaratnya, desa tersebut menjadi wilayah untuk pengembangan perusahan daerah air minum (PDAM) Bangli. Adapula desa tidak siap sharing anggaran dari APBDes serta pengerjaannya secara swakelola. “Wilayah yang dilayani PDAM tidak kami masuki,” jelasnya. *esa
Kabid Aparatur Esosbud dan Infrastruktur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Bangli, Dewa Gde Wirawan, menjelaskan lima desa di Kecamatan Kintamani mendapat program Pamsimas di tahun 2020. Kelima desa tersebut yakni Desa Pinggan, Desa Satra, Desa Songan B, Desa Bonyoh, dan Desa Gunung Bau. Kegiatan fisik di Desa Pinggan, Desa Songan B, Desa Satra, dan Desa Bonyoh sudah rampung dan masuk tahap uji fungsi. “Air di empat desa sudah mengalir sekitar satu bulan lalu, masyarakat lebih mudah mendapatkan air bersih,” ungkap Dewa Gde Wirawan, Kamis (26/11).
Saat ini sedang menunggu penyerahan dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Bali selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam kegiatan ini. Kegiatan di Desa Gunung Bau masih dalam tahap pengerjaan. Progres pengerjaannya sekitar 90 persen. Menurut Dewa Gde Wirawan, kegiatan di Gunung Bau tinggal membuat sarana cuci tangan. “Kami yakin pada pertengahan bulan Desember pengerjaannya tuntas,” ujarnya. Kegiatan Pamsimas bersumber dari APBN dan APBD dengan anggaran Rp 245 juta per desa. Nilai investasi masing-masing kegiatan Rp 350 juta.
Dalam kegiatan ini ada sharing anggaran termasuk ada kontribusi dari masyarakat. “Kekurangan dana ditutupi dengan sharing pendanaan dari APBDes sebesar 10 persen dan dari kontribusi masyarakat 20 persen,” jelas Dewa Gde Wirawan. Dari 20 persen kontribusi masyarakat, 4 persen incest dan 16 persen incame (tenaga). Kegiatan di Gunung Bau menggunakan anggaran APBD. Dewa Gde Wirawan menyampaikan, puluhan desa sudah menikmati program Pamsimas. Pada tahun 2017 sebanyak 15 desa, tahun 2018 sebanyak 15 desa, tahun 2019 sebanyak 18 desa, dan tahun 2020 sebanyak 53 desa.
Ditegaskan, tidak semua desa bisa mendapatkan Pamsimas. Syaratnya, desa tersebut menjadi wilayah untuk pengembangan perusahan daerah air minum (PDAM) Bangli. Adapula desa tidak siap sharing anggaran dari APBDes serta pengerjaannya secara swakelola. “Wilayah yang dilayani PDAM tidak kami masuki,” jelasnya. *esa
Komentar