Bongkar Rahasia Seni Lukis Keramik di Denpasar Festival
DENPASAR, NusaBali
Jika sebelumnya proses seni melukis keramik dilakukan secara terbatas, kini publik bisa melihat langsung bagaimana proses pembuatannya.
Sebanyak 20 peserta menyimak dengan seksama workshop yang digelar Bali Permata Keramik di Dharma Negara Alaya Denpasar, Kamis (26/11). Dalam workshop serangkaian dengan Denpasar Festival XIII tersebut, dihadirkan langsung owner sekaligus perajin Bali Permata Keramik, Putu Yuliartha yang telah mengembangkan karyanya sejak 1984 ini. Workshop ini merupakan pertama kalinya dilakukan di Denpasar Festival.
Melukis di media keramik berbeda dengan melukis di media lainnya seperti kanvas. Secara umum, alat atau kuas yang digunakan memang tidak jauh berbeda. Perbedaan teknik melukis pada media keramik, yaitu bahwa ada suatu tekanan berbeda yang diperlukan untuk memberi warna pada keramik karena tekstur keramik yang licin. Beberapa rangkaian proses yang berbeda pada lukis keramik juga membuat perbedaan pada nilai atau value yang dihasilkan.
Yuliartha mengungkap berbagai tips agar membuka ruang pengalaman yang lebih luas. “Dulu perkembangan ceramic painting hanya ada di kami saja. Sekarang kalau dibuka, kami dapat ide-ide baru, karena setiap orang juga punya style melukis yang berbeda-beda,” ungkap seniman yang akrab disapa Lengkong ini.
Seni lukis keramik disebut Yuliartha memiliki peluangnya tersendiri. Peluang ini sendiri berupa peluang akan pengalaman baru, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi konsumen dengan membeli produk tersebut. “Artinya, produk yang mereka pakai bisa jadi butuh experience mereka juga. Ada peran serta mereka di produk itu,” lanjut pria yang juga Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif (Bkraf) Denpasar ini.
Terlebih di masa pandemi, kata Yuliartha, seni lukis keramik bisa jadi menjadi rekreasi atau terapi baru bagi masyarakat. Kegiatan melukis keramik yang bisa melatih kesabaran, mengisi waktu luang, dan melatih emosi, ini bisa menjadi salah satu pilihan hobi baru untuk mengisi waktu luang agar tetap produktif.
Sebanyak 20 peserta yang mengikuti workshop ini, berasal dari kalangan masyarakat umum. Para peserta diberikan sebuah keramik yang telah berisi sketsa untuk kemudian diberi warna. Yang ingin dilihat dalam workshop ini, yaitu keinginan untuk mencoba dan berekspresi para peserta, dan bagaimana para peserta belajar berangkat dari hal yang sama.
“Makanya di saat workshop ini, produk yang kami tawarkan adalah produk yang sudah kami line. Produk yang sudah di sketsa, sehingga nanti pelaku bisa menorehkan warna ataupun menambahkan motif-motif lain,” katanya.
Berikutnya, produk keramik yang kemudian dilukis oleh para peserta akan diproses lebih lanjut oleh penyelenggara, seperti pada proses pembakaran keramik yang sudah dilukis. Sehingga produk akhirnya akan bisa dipamerkan di Gedung Dharma Negara Alaya selama Denpasar Festival berlangsung, dan setelah Denpasar Festival selesai kemudian dibawa pulang oleh masing-masing peserta.
Selain memberikan bentuk pengalaman baru pada para peserta, melalui workshop ini juga diperkenalkan bahwa Denpasar saat ini menjadi daerah yang memiliki seni lukis keramik, sehingga bisa menjadi ranah destinasi baru. Melalui workshop ini juga akan dilihat animo masyarakat terhadap seni lukis keramik, untuk menentukan apakah akan ada pelatihan lukis keramik selanjutnya. “Sehingga nanti ada proses berkesinambungan bagi mereka yang serius menekuninya,” tuntas Putu Yuliartha.*cr74
TONTON JUGA:
Peringati Hari Pahlawan, Koleksi Benda Benda Pelaku Sejarah Dipamerkan di Monumen Bajra Sandhi
Peringati Hari Pahlawan, Koleksi Benda Benda Pelaku Sejarah Dipamerkan di Monumen Bajra Sandhi
1
Komentar