Sapama Center Gelar Diskusi Virtual Terbuka
DENPASAR, NusaBali
Satu Delapan Sembilan (Sapama) Center Kota Denpasar yang dimotori oleh alumnus SMAN 1 Denpasar angkatan 1985 menggelar diskusi terbuka secara virtual setiap Selasa dan Jumat.
Diskusi tersebut dimaksudkan mendapatkan masukan dari masyarakat terkait kepemimpinan, pemerintahan, dan pembangunan Kota Denpasar di masa kepemimpinan yang baru 2021 mendatang.
Ketua Sapama Center, I Gede Dedy Kusuma, Kamis (26/11) mengungkapkan, Sapama Center yang juga singkatan dari Pusat Sapa Masyarakat, menyediakan ruang virtual sebagai wadah intelektual Denpasar dapat menyapa dan membantu sesuai keilmuannya.
Tidak tanggung-tanggung, program diskusi rutin ini menampilkan para narasumber yang bukan hanya memiliki kaliber lokal, tapi juga nasional dan internasional. "Narasumber kami bukan hanya berlatar belakang akademisi tapi juga birokrat dan praktisi. Dengan pengalaman dan pikiran yang sangat relevan untuk dijadikan acuan bagi perkembangan Kota Denpasar di masa yang akan datang," jelasnya.
Program-program Sapama Center menurut dia selalu dikaitkan dengan isu-isu penting bagi masyarakat Kota Denpasar. Khususnya isu tentang kepemimpinan, pemerintahan dan pembangunan. "Kami mencoba untuk tidak monoton dengan mengatur program, terkait ide, dan usulan masyarakat. Pendapat pakar dan ahli, serta pendidikan politik dalam kerangka intelektual di mana rasional itaslebih diutamakan daripada emosional," imbuhnya.
Sementara penggagas Diskusi Virtual, I Made Harta Wijaya menambahkan, melihat zaman sekarang adalah zaman berbagi, dan tidak dibatasi oleh aspek geografis, maka kaum intelektual akan lebih menemukan makna keintelektualannya dengan membagikan pengalaman, pandangan, ide, dan usulannya secara langsung.
"Sebaliknya bagi masyarakat, dapat mendengar dan berdialog langsung dengan para intelektual di bidangnya sehingga memberikan motivasi dan inspirasi menjalankan apa yang menjadi keinginan dan harapannya," kata Made Harta.
Sapama sudah melaksanakan 13 program dari 20 program yang direncanakan sampai awal Desember 2020. Antusias masyarakat juga dapat dilihat dari jumlah peserta yang rata-rata di atas 120 per programnya dan datang dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, dosen, masyarakat umum, serta birokrat.
Uniknya bukan hanya dari Kota Denpasar, tetapi juga kabupaten lainnya di Bali, bahkan dari luar Bali sampai luar negeri. "Karena program-program kami banyak membawa pemikiran baru bagi Kota Denpasar. Jadi hasil diskusi ini nantinya kami akan sampaikan kepada kepemimpinan yang baru 2021 mendatang,” pungkas Gede Dedy. *mis
Ketua Sapama Center, I Gede Dedy Kusuma, Kamis (26/11) mengungkapkan, Sapama Center yang juga singkatan dari Pusat Sapa Masyarakat, menyediakan ruang virtual sebagai wadah intelektual Denpasar dapat menyapa dan membantu sesuai keilmuannya.
Tidak tanggung-tanggung, program diskusi rutin ini menampilkan para narasumber yang bukan hanya memiliki kaliber lokal, tapi juga nasional dan internasional. "Narasumber kami bukan hanya berlatar belakang akademisi tapi juga birokrat dan praktisi. Dengan pengalaman dan pikiran yang sangat relevan untuk dijadikan acuan bagi perkembangan Kota Denpasar di masa yang akan datang," jelasnya.
Program-program Sapama Center menurut dia selalu dikaitkan dengan isu-isu penting bagi masyarakat Kota Denpasar. Khususnya isu tentang kepemimpinan, pemerintahan dan pembangunan. "Kami mencoba untuk tidak monoton dengan mengatur program, terkait ide, dan usulan masyarakat. Pendapat pakar dan ahli, serta pendidikan politik dalam kerangka intelektual di mana rasional itaslebih diutamakan daripada emosional," imbuhnya.
Sementara penggagas Diskusi Virtual, I Made Harta Wijaya menambahkan, melihat zaman sekarang adalah zaman berbagi, dan tidak dibatasi oleh aspek geografis, maka kaum intelektual akan lebih menemukan makna keintelektualannya dengan membagikan pengalaman, pandangan, ide, dan usulannya secara langsung.
"Sebaliknya bagi masyarakat, dapat mendengar dan berdialog langsung dengan para intelektual di bidangnya sehingga memberikan motivasi dan inspirasi menjalankan apa yang menjadi keinginan dan harapannya," kata Made Harta.
Sapama sudah melaksanakan 13 program dari 20 program yang direncanakan sampai awal Desember 2020. Antusias masyarakat juga dapat dilihat dari jumlah peserta yang rata-rata di atas 120 per programnya dan datang dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, dosen, masyarakat umum, serta birokrat.
Uniknya bukan hanya dari Kota Denpasar, tetapi juga kabupaten lainnya di Bali, bahkan dari luar Bali sampai luar negeri. "Karena program-program kami banyak membawa pemikiran baru bagi Kota Denpasar. Jadi hasil diskusi ini nantinya kami akan sampaikan kepada kepemimpinan yang baru 2021 mendatang,” pungkas Gede Dedy. *mis
1
Komentar