Warga Prasejahtera di Batuan Dilatih Keterampilan Menjahit
GIANYAR, NusaBali
Pemerintah Desa (Pemdes) Batuan, Kecamatan Sukawati, Gianyar, memfasilitasi pelatihan keterampilan menjahit untuk 36 warga prasejahtera yang terdampak Covid-19.
Pasca pelatihan, Pemdes Batuan menjembatani kemudahan akses permodalan, membentuk kelompok usaha bersama atau menjadi penjahit di perusahaan garmen.
Perbekel Batuan Ari Anggara menjelaskan pelatihan menjahit ini diutamakan untuk warga prasejahtera yang belum memiliki keterampilan dan terdampak Covid-19. "Kami melaksanakan ini karena melihat fakta bahwa di Batuan masih kekurangan beberapa sektor keterampilan yang mendukung ekonomi keluarga. Seperti Tukang Jahit dan Tukang Cukur, jumlahnya masih sangat terbatas," jelas perbekel muda ini, Jumat (27/11).
Pelatihan ini, kata Ari Anggara, menggunakan anggaran perubahan APBDes 2020 setelah difokuskan untuk penanganan Covid-19. "Peserta dipilih dari setiap banjar. Diberikan kuota 2 orang per banjar sehingga ada 36 peserta," jelas perbekel yang masih bujang ini.
Dalam pelatihan, Desa Batuan menyediakan 12 mesin jahit. "Kami juga tetap disiplin menerapkan protokol Kesehatan pencegahan penularan Covid-19," jelasnya. Pelatihan ini dimulai 18 November 2020 - 27 Desember 2020. Pelatihan bekerjasama dengan SMK Negeri 2 Sukawati dari penyediaan tenaga pengajar/guru menjahit dari jurusan Tata Busana. Pertemuan pelatihan sebanyak 18 kali dibagi dalam 3 kelas setiap Kamis, Sabtu, dan Minggu. ‘’Per hari pelatihan selama dua jam setiap kelas," jelas Ari Anggara.
Kata Ari Anggara, target pelatihan yang ditetapkan yakni peserta yang tidak bisa atau tidak mengenal mesin jahit, jadi bisa menjahit kemeja dan kebaya. Pelatihan ini diikuti ibu-ibu PKK sehingga diharapkan mampu menopang ekonomi keluarga dengan menjadi tukang jahit. Jelas dia, selain pelatihan dan menyiapkan guru dan fasilitas pembelajaran, Pemdes telah bekerjasama dengan bank untuk menyediakan kredit murah tanpa agunan. ‘’Kami fasilitasi kredit ini kepada para peserta yang telah menyelesaikan pelatihan agar nanti bisa mengkredit mesin jahit," jelasnya.
Jika tidak mengkredit mesin, jelas Ari Anggara, Pemdes Batuan sudah upayakan kerjasama dengan salah satu garmen besar di Banjar Penida, Desa Batuan, yakni PT Khrisna Duta Internasional. Garnen ini agar mau memberikan kesempatan kepada peserta seletah lolos pelatihan untuk bekerja. Saat pelatihan PT Khrisna Duta Internasional juga membantu memberikan sponsor berupa kain perca dan benang. Untuk yang mau berusaha secara mandiri dengan berwirausaha, desa akan bentuk kelompok binaan penjahit desa. ‘’Kami sedang upayakan penjajakan dengan produsen produk baju-baju pasar Seni Sukawati sehingga bisa mempekerjakan atau memberikan pekerjaan jahit atau orderan kepada penjahit binaan kami," imbuhnya.
Ari Anggara mengaku Pemdes telah menyediaakn fasilitas dari hilir hingga hulu. "Semoga dengan ini bisa menjadikan semakin banyak ibu-ibu yang berperan dalam ekonomi keluarga," jelasnya. *nvi
Perbekel Batuan Ari Anggara menjelaskan pelatihan menjahit ini diutamakan untuk warga prasejahtera yang belum memiliki keterampilan dan terdampak Covid-19. "Kami melaksanakan ini karena melihat fakta bahwa di Batuan masih kekurangan beberapa sektor keterampilan yang mendukung ekonomi keluarga. Seperti Tukang Jahit dan Tukang Cukur, jumlahnya masih sangat terbatas," jelas perbekel muda ini, Jumat (27/11).
Pelatihan ini, kata Ari Anggara, menggunakan anggaran perubahan APBDes 2020 setelah difokuskan untuk penanganan Covid-19. "Peserta dipilih dari setiap banjar. Diberikan kuota 2 orang per banjar sehingga ada 36 peserta," jelas perbekel yang masih bujang ini.
Dalam pelatihan, Desa Batuan menyediakan 12 mesin jahit. "Kami juga tetap disiplin menerapkan protokol Kesehatan pencegahan penularan Covid-19," jelasnya. Pelatihan ini dimulai 18 November 2020 - 27 Desember 2020. Pelatihan bekerjasama dengan SMK Negeri 2 Sukawati dari penyediaan tenaga pengajar/guru menjahit dari jurusan Tata Busana. Pertemuan pelatihan sebanyak 18 kali dibagi dalam 3 kelas setiap Kamis, Sabtu, dan Minggu. ‘’Per hari pelatihan selama dua jam setiap kelas," jelas Ari Anggara.
Kata Ari Anggara, target pelatihan yang ditetapkan yakni peserta yang tidak bisa atau tidak mengenal mesin jahit, jadi bisa menjahit kemeja dan kebaya. Pelatihan ini diikuti ibu-ibu PKK sehingga diharapkan mampu menopang ekonomi keluarga dengan menjadi tukang jahit. Jelas dia, selain pelatihan dan menyiapkan guru dan fasilitas pembelajaran, Pemdes telah bekerjasama dengan bank untuk menyediakan kredit murah tanpa agunan. ‘’Kami fasilitasi kredit ini kepada para peserta yang telah menyelesaikan pelatihan agar nanti bisa mengkredit mesin jahit," jelasnya.
Jika tidak mengkredit mesin, jelas Ari Anggara, Pemdes Batuan sudah upayakan kerjasama dengan salah satu garmen besar di Banjar Penida, Desa Batuan, yakni PT Khrisna Duta Internasional. Garnen ini agar mau memberikan kesempatan kepada peserta seletah lolos pelatihan untuk bekerja. Saat pelatihan PT Khrisna Duta Internasional juga membantu memberikan sponsor berupa kain perca dan benang. Untuk yang mau berusaha secara mandiri dengan berwirausaha, desa akan bentuk kelompok binaan penjahit desa. ‘’Kami sedang upayakan penjajakan dengan produsen produk baju-baju pasar Seni Sukawati sehingga bisa mempekerjakan atau memberikan pekerjaan jahit atau orderan kepada penjahit binaan kami," imbuhnya.
Ari Anggara mengaku Pemdes telah menyediaakn fasilitas dari hilir hingga hulu. "Semoga dengan ini bisa menjadikan semakin banyak ibu-ibu yang berperan dalam ekonomi keluarga," jelasnya. *nvi
1
Komentar