Pergulatan Diri dalam Single Baru East Groove Experience

Bak ditarik menembus waktu, nuansa musik era 60-an begitu kental pada lagu ini. Melalui nuansa yang dibawakan lagu ini, pendengar seolah diajak merasakan bagaimana atmosfer saat Jimi Hendrix menjadi kiblat musik musik rock di negeri paman Sam di era tersebut. “Memang, musik era 60-an menjadi referensi kita dalam membuat karya, tapi dari riff-riff tetap ada perbedaan. Bagi kami, ada rasa yang tersendiri,” ucap sang frontman, Ary Arseno, Jumat (27/11).

Membahas aliran musik, grup ini memainkan warna musik blues/psychedelic/rock 'n roll era 60-70an, dikemas dengan musikalitas yang enerjik dan segar. Perpaduan dari warna-warni turunan musik blues pun menjadi ciri khas dari band ini.

Mulai dari ketukan drum yang tidak terkesan monoton, distorsi gitar yang meraung ke berbagai ruang, hingga vokal yang yang berkarakter. Ciri khas ini pula, yang membuat East Groove Experience berbeda dengan musik blues lainnya.

Driftin Away and Exhausted sejatinya telah diproduksi sejak bulan September lalu. “Kami record secara live di studio langganan kami, Rock The Beat studio, namun untuk proses mixing dan mastering kami lakukan secara mandiri,” ungkap Ary.

Dalam proses perekaman, dirinya dan Rifqi Khilmi sebagai bassist dibantu oleh Mahmud Yunus untuk mengisi drum. Tema yang dibawakan dalam lagu ini menyelami dalamnya kehidupan, tentang pergolatan alam bawah sadar seorang individu saat beruapaya menemukan jawaban atas sang diri. Begitu dalamnya hingga sulit dipahami.

“Akhirnya, dari pergulatan itu, sang diri memutuskan untuk menerima pergulatan itu,” lanjutnya. Baik Rifqi maupun Ary mengungkapkan untuk terus berkarya setelah lagu ini, dengan project album yang kini tengah digarap. “Sebagaimana musisi lainya, kita tentu ingin karya didengar oleh banyak orang dan tentunya dapat mewarnai skena musik di Bali, bahkan kami telah menyiapkan album yang akan segera dirilis,” tuntas Ary. *cr74