Dirut PD Pasar Kota Denpasar Geber Data
Setelah Dituding Paslon Amerta Soal Kebocoran Pendapatan
DENPASAR, NusaBali
Tudingan Pasangan Calon (Paslon) Walikota-Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra-Made Bagus Kertanegara (Amerta) yang menyebutkan ada kebocoran pendapatan di PD Pasar Kota Denpasar dalam debat Paslon dan statement di media massa membuat gerah Dirut PD Pasar Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata.
Secara terbuka kepada awak media di Kantor PD Pasar Kota Denpasar, Senin (30)11) siang Gus Kompyang memberikan klarifikasi atas tudingan Amerta yang dinilai tidak menunjukkan data valid dan hanya informasi-informasi semata.
"Kami luruskan dan klarifikasi, bahwa tidak ada pendapatan yang bocor. Apalagi sengaja dibocorkan. Nggak ada, kami juga heran itu data dan informasi dari mana?" ujar Gus Kompyang. Gus Kompyang membeber tudingan adanya kebocoran pendapatan PD Pasar menjadi terkesan mencari-cari. Karena dalam pengelolaan keuangan PD Pasar Kota Denpasar saat ini tidak ada yang konvensional lagi.
"Pungutan retribusi sewa tempat untuk para pedagang sudah dengan pola barcode dan online. Tidak dengan karcis seperti dulu. Petugas kami tempel ponsel di barcode pedagang, data angka dan nilai pembayaran retribusi sudah masuk," ujar mantan Ketua Komisi C DPRD Kota Denpasar ini. Gus Kompyang mengatakan untuk pungutan parkir di sejumlah Pasar yang dikelola PD Pasar Kota Denpasar juga secara online.
"Orang mau parkir di Pasar Badung sudah dengan online. Tidak pakai karcis yang diserahkan petugas. Sudah nggak manual, mau bermain di mana? Gimana bisa bocor? Kamera CCTV di pelataran parkir Pasar yang kami kelola hidup 24 jam. Kalau ada petugas kami yang curang pasti ketahuan. Mungkin pernah ada satu dua, tetapi itu oknum dan pasti ketahuan," ujar Gus Kompyang.
Gus Kompyang menyebutkan saat ini sistem pengelolaan keuangan PD Pasar Kota Denpasar selalu diaudit setiap tahun melibatkan auditor independen.
Dalam pelaporan keuangannya pun berbasis akrual. Laporan keuangan berbasis akrual adalah pencatatan pendapatan dan biaya pada periode saat terjadinya suatu transaksi, bukan pencatatan laporan keuangan saat pendapatan diterima ataupun dibayarkan seperti yang biasa ditemukan dalam laporan keuangan berbasis kas.
"Pengelolaan keuangan di Perusahaan Daerah ini tidak sama perusahaan yang dimiliki perorangan. Laporan keuangan kami itu berbasis akrual. Ingat, PD Pasar ini juga berperan sosial membuka lapangan pekerjaan untuk krama Denpasar yang tidak mampu, tidak hanya profit oriented kami pikirkan," tegas Gus Kompyang.
Data yang dihimpun NusaBali dari PD Pasar Kota Denpasar, tercatat realisasi pendapatan PD Pasar Kota Denpasar terus mengalami peningkatan. Tahun 2017 pendapatan tercatat Rp 27,95 miliar. Kemudian tahun 2018 realisasi pendapatan naik sebesar Rp 30,75 miliar. Kemudian tahun 2019 naik realisasi pendapatan sebesar Rp 37,43 miliar. Pada tahun 2020 target pendapatan PD Pasar Kota Denpasar sebesar Rp 48,61 miliar. Hingga Oktober 2020 realisasi pendapatan sudah mencapai Rp 29,71 miliar. Menurut Gus Kompyang karena situasi pandemi Covid-19 dipastikan target tidak akan tercapai tahun ini.
"Namun kami optimis akhir tahun 2020, bisa bertahan seperti realisasi pada tahun 2019. Karena masih ada beberapa pedagang yang minta tempo membayar sewa karena kondisi pandemi, di mana pendapatan mereka menurun," ujar Gus Kompyang.
"Ini merupakan usaha maksimal, di tengah pandemi Covid-19. Tidak ada perusahaan yang mampu bertahan pendapatannya di tengah pandemi Covid-19. Kami optimis bertahan karena berbagai upaya, termasuk meminimalisir kebocoran yang diungkap Paslon Amerta. Kami juga berikan stimulus kepada para pedagang untuk mereka bangkit penjualannya," ujar Gus Kompyang. *nat
"Kami luruskan dan klarifikasi, bahwa tidak ada pendapatan yang bocor. Apalagi sengaja dibocorkan. Nggak ada, kami juga heran itu data dan informasi dari mana?" ujar Gus Kompyang. Gus Kompyang membeber tudingan adanya kebocoran pendapatan PD Pasar menjadi terkesan mencari-cari. Karena dalam pengelolaan keuangan PD Pasar Kota Denpasar saat ini tidak ada yang konvensional lagi.
"Pungutan retribusi sewa tempat untuk para pedagang sudah dengan pola barcode dan online. Tidak dengan karcis seperti dulu. Petugas kami tempel ponsel di barcode pedagang, data angka dan nilai pembayaran retribusi sudah masuk," ujar mantan Ketua Komisi C DPRD Kota Denpasar ini. Gus Kompyang mengatakan untuk pungutan parkir di sejumlah Pasar yang dikelola PD Pasar Kota Denpasar juga secara online.
"Orang mau parkir di Pasar Badung sudah dengan online. Tidak pakai karcis yang diserahkan petugas. Sudah nggak manual, mau bermain di mana? Gimana bisa bocor? Kamera CCTV di pelataran parkir Pasar yang kami kelola hidup 24 jam. Kalau ada petugas kami yang curang pasti ketahuan. Mungkin pernah ada satu dua, tetapi itu oknum dan pasti ketahuan," ujar Gus Kompyang.
Gus Kompyang menyebutkan saat ini sistem pengelolaan keuangan PD Pasar Kota Denpasar selalu diaudit setiap tahun melibatkan auditor independen.
Dalam pelaporan keuangannya pun berbasis akrual. Laporan keuangan berbasis akrual adalah pencatatan pendapatan dan biaya pada periode saat terjadinya suatu transaksi, bukan pencatatan laporan keuangan saat pendapatan diterima ataupun dibayarkan seperti yang biasa ditemukan dalam laporan keuangan berbasis kas.
"Pengelolaan keuangan di Perusahaan Daerah ini tidak sama perusahaan yang dimiliki perorangan. Laporan keuangan kami itu berbasis akrual. Ingat, PD Pasar ini juga berperan sosial membuka lapangan pekerjaan untuk krama Denpasar yang tidak mampu, tidak hanya profit oriented kami pikirkan," tegas Gus Kompyang.
Data yang dihimpun NusaBali dari PD Pasar Kota Denpasar, tercatat realisasi pendapatan PD Pasar Kota Denpasar terus mengalami peningkatan. Tahun 2017 pendapatan tercatat Rp 27,95 miliar. Kemudian tahun 2018 realisasi pendapatan naik sebesar Rp 30,75 miliar. Kemudian tahun 2019 naik realisasi pendapatan sebesar Rp 37,43 miliar. Pada tahun 2020 target pendapatan PD Pasar Kota Denpasar sebesar Rp 48,61 miliar. Hingga Oktober 2020 realisasi pendapatan sudah mencapai Rp 29,71 miliar. Menurut Gus Kompyang karena situasi pandemi Covid-19 dipastikan target tidak akan tercapai tahun ini.
"Namun kami optimis akhir tahun 2020, bisa bertahan seperti realisasi pada tahun 2019. Karena masih ada beberapa pedagang yang minta tempo membayar sewa karena kondisi pandemi, di mana pendapatan mereka menurun," ujar Gus Kompyang.
"Ini merupakan usaha maksimal, di tengah pandemi Covid-19. Tidak ada perusahaan yang mampu bertahan pendapatannya di tengah pandemi Covid-19. Kami optimis bertahan karena berbagai upaya, termasuk meminimalisir kebocoran yang diungkap Paslon Amerta. Kami juga berikan stimulus kepada para pedagang untuk mereka bangkit penjualannya," ujar Gus Kompyang. *nat
1
Komentar