Pendiri Yayasan dan SMA PGRI Amlapura Tutup Usia
AMLAPURA, NusaBali
Pendiri Yayasan PGRI dan SMA PGRI Amlapura, I Ketut Suwala BA, tutup usia di usia 81 tahun. Suwala meninggal di RS Parama Sidhi, Jalan Ahmad Yani Singaraja, Minggu (29/11).
Rencananya, upacara ngaben digelar pada Wraspati Pon Uye, Kamis (3/12) di Banjar Kaja Kauh, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Putra kedua almarhum, Made Soniarta, menuturkan, ayahnya sempat jatuh di kamar tidurnya, Jumat (27/11). Saat itu juga dibawa berobat RS Parama Sidhi Singaraja. Menjalani perawatan dua hari, meninggal karena sakit gula darah. Almarhum selama hidupnya aktif di dunia pendidikan. Pernah menjabat Ketua Dewan Pendidikan Karangasem, pendiri KKM (Koperasi Karangasem Membangun) tahun 2006, Ketua Gapensi Karangasem, dan konsisten mengembangkan fasilitas pendidikan di SMA PGRI Amlapura sehingga lengkap memiliki gedung untuk ruang belajar.
Almarhum tinggal di Jalan Sudirman Amlapura, bersebelahan dengan SMA PGRI Amlapura. Pada tahun 2008, almarhum pernah berobat ke Singapura. Jabatan sebagai Kondisinya kurang sehat sejak tahun 2019 sehingga Ketua Yayasan PGRI Amlapura dipercayakan kepada I Putu Toya. Dedikasinya memajukan pendidikan begitu tinggi. Setiap tahun mengembangkan sarana pendidikan karena setiap tahun stabil dapat siswa. Almarhum juga dikenal sebagai kontraktor senior. “Terakhir sakit gula darah, saya antar ke RS Parama Sidhi karena sempat jatuh di kamar tidur,” jelas Soniarta.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Ni Ketut Sulastri, 4 anak, dan 6 cucu. Mendirikan Yayasan PGRI Amlapura tahun 1985. Kasek SMA PGRI Amlapura, I Ketut Jelantik, mengaku kehilangan tokoh pendidikan di Karangasem. Sebab dedikasi almarhum begitu tinggi memajukan pendidikan. Di setiap perayaan Saraswati dan HUT SMA PGRI Amlapura selalu datang memberikan semangat dan motivasi kepada pengelola sekolah dan siswa. “Setiap tahun mengembangkan sarana pendidikan untuk kemajuan SMA PGRI Amlapura, diawali mengupayakan pengadaan lahan hingga membangun gedung,” jelas I Ketut Jelantik.
Segenap keluarga besar SMA PGRI Amlapura berencana melayat ke rumah duka di Banjar Kaja Kauh, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Kamis (3/12). Sekaligus mendoakan agar arwah almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya sesuai amal bhaktinya. *k16
Almarhum tinggal di Jalan Sudirman Amlapura, bersebelahan dengan SMA PGRI Amlapura. Pada tahun 2008, almarhum pernah berobat ke Singapura. Jabatan sebagai Kondisinya kurang sehat sejak tahun 2019 sehingga Ketua Yayasan PGRI Amlapura dipercayakan kepada I Putu Toya. Dedikasinya memajukan pendidikan begitu tinggi. Setiap tahun mengembangkan sarana pendidikan karena setiap tahun stabil dapat siswa. Almarhum juga dikenal sebagai kontraktor senior. “Terakhir sakit gula darah, saya antar ke RS Parama Sidhi karena sempat jatuh di kamar tidur,” jelas Soniarta.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Ni Ketut Sulastri, 4 anak, dan 6 cucu. Mendirikan Yayasan PGRI Amlapura tahun 1985. Kasek SMA PGRI Amlapura, I Ketut Jelantik, mengaku kehilangan tokoh pendidikan di Karangasem. Sebab dedikasi almarhum begitu tinggi memajukan pendidikan. Di setiap perayaan Saraswati dan HUT SMA PGRI Amlapura selalu datang memberikan semangat dan motivasi kepada pengelola sekolah dan siswa. “Setiap tahun mengembangkan sarana pendidikan untuk kemajuan SMA PGRI Amlapura, diawali mengupayakan pengadaan lahan hingga membangun gedung,” jelas I Ketut Jelantik.
Segenap keluarga besar SMA PGRI Amlapura berencana melayat ke rumah duka di Banjar Kaja Kauh, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Kamis (3/12). Sekaligus mendoakan agar arwah almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya sesuai amal bhaktinya. *k16
1
Komentar