Sebelas Negara Siap Kirim Wisatawan ke Bali
Market test dan market intelligent menunjukkan banyak Negara yang mengharapkan Bali sudah bisa menerima wisman.
DENPASAR, NusaBali
Travel besar atau wholesaler dari 11 negara menginginkan Bali cepat dibuka untuk wisatawan mancanegara (wisman). Alasannya, warga negara-negara tersebut sudah berkeinginan berwisata ke Bali. Seandainya tahun 2021 nanti Bali dibuka, mereka pun menyatakan kesiapan untuk mendatangkan wisatawan ke Bali.
Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaya atau Rai Suryawijaya mengatakan Senin (30/11). “Ya memang demikian, rata-rata sudah berharap agar Bali segera buka,” ujar tokoh pariwisata Bali asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara ini.
Hal tersebut lanjut Rai Suryawijaya, tidak terlepas dari fakta Bali sebagai salah satu tujuan wisata favorit dunia, dengan segala keunikannya, mulai dari tradisi seni budaya, keindahan alam, keramahtamahan penduduknya. Dan terakhir terkait pandemi Covid-19, Bali dinilai sudah aman karena dikunjungi karena telah menerapkan protokol kesehatan atau protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) . “Kita di industri (pariwisata) tentu sangat mengapresiasi upaya keras usaha pemerintah, termasuk Pemprov dan Pemkab/Pemkot, dalam penanganan pandemi Covid-19,” ujarnya.
Adapun wholesaler atau travel besar dari 11 antara lain Australia, Denmark, China, Mesir, Jerman, Filipina, Malaysia, Jepang, India , Rusia dan Belanda. “Rata-rata sudah menginginkan agar Bali segera buka,” ucap Rai Suryawijaya.
Pada prinsipnya, tegas Rai Suryawijaya, kapan pun Bali dibuka untuk wisman, para wholesaler itu menyatakan kesiapannya. Namun diminta agar disampaikan minimal sebulan sebelum resmi dibuka. Jika tahun 2021 Bali dibuka, minimal Desember 2020, para wholesaler sudah dipastikan dapat informasi yang valid. “Semua harus clear, karena berkaitan dengan banyak hal seperti keimigrasian dan transportasi,” tambahnya.
Terpisah Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa menyatakan hal senada. “Dari market test yang kita lakukan, rata-rata menyatakan sudah rindu dengan Bali,” kata Astawa. Namun lanjut Astawa, hasil tes pasar wisata tersebut baru di kalangan pelaku industri saja. Sedangkan dari pemerintah negara masing-masing belum. Tentu menyangkut kebijakan adalah dari pemerintah negara masing-masing.
Tetapi paling tidak, lanjut Astawa, itu merupakan referensi bagaimana sesungguhnya reaksi pasar wisata Bali luar negeri, yang bisa dikatakan antusias. India salah salah satunya. “Jika sekarang Bali dibuka, sepekan lagi mereka siap mendatangkan wisatawan ke Bali,” ungkap Astawa, pejabat asal Desa Peliatan Kecamatan Ubud, Gianyar.
Demikian juga pelaku-pelaku pasar wisata dari negara lainnya. Rata-rata menginginkan Bali dibuka untuk wisman.
Menurut Astawa, respons pasar luar negeri tersebut akan dilaporkan kepada Gubernur dan juga kepada Pemerintah Pusat. “Ini hasil dari market intelegent kita,” kata Astawa. Karena soal buka atau tidak Bali untuk wisman, merupakan kebijakan kewenangan Pusat. Semuanya masih dalam proses pembahasan dan kajian. Namun setidaknya respons pasar luar negeri menjadi catatan yang positif. Yang jelas sampai Desember ini Bali masih belum buka untuk kunjungan wisman. *k17
Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaya atau Rai Suryawijaya mengatakan Senin (30/11). “Ya memang demikian, rata-rata sudah berharap agar Bali segera buka,” ujar tokoh pariwisata Bali asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara ini.
Hal tersebut lanjut Rai Suryawijaya, tidak terlepas dari fakta Bali sebagai salah satu tujuan wisata favorit dunia, dengan segala keunikannya, mulai dari tradisi seni budaya, keindahan alam, keramahtamahan penduduknya. Dan terakhir terkait pandemi Covid-19, Bali dinilai sudah aman karena dikunjungi karena telah menerapkan protokol kesehatan atau protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) . “Kita di industri (pariwisata) tentu sangat mengapresiasi upaya keras usaha pemerintah, termasuk Pemprov dan Pemkab/Pemkot, dalam penanganan pandemi Covid-19,” ujarnya.
Adapun wholesaler atau travel besar dari 11 antara lain Australia, Denmark, China, Mesir, Jerman, Filipina, Malaysia, Jepang, India , Rusia dan Belanda. “Rata-rata sudah menginginkan agar Bali segera buka,” ucap Rai Suryawijaya.
Pada prinsipnya, tegas Rai Suryawijaya, kapan pun Bali dibuka untuk wisman, para wholesaler itu menyatakan kesiapannya. Namun diminta agar disampaikan minimal sebulan sebelum resmi dibuka. Jika tahun 2021 Bali dibuka, minimal Desember 2020, para wholesaler sudah dipastikan dapat informasi yang valid. “Semua harus clear, karena berkaitan dengan banyak hal seperti keimigrasian dan transportasi,” tambahnya.
Terpisah Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa menyatakan hal senada. “Dari market test yang kita lakukan, rata-rata menyatakan sudah rindu dengan Bali,” kata Astawa. Namun lanjut Astawa, hasil tes pasar wisata tersebut baru di kalangan pelaku industri saja. Sedangkan dari pemerintah negara masing-masing belum. Tentu menyangkut kebijakan adalah dari pemerintah negara masing-masing.
Tetapi paling tidak, lanjut Astawa, itu merupakan referensi bagaimana sesungguhnya reaksi pasar wisata Bali luar negeri, yang bisa dikatakan antusias. India salah salah satunya. “Jika sekarang Bali dibuka, sepekan lagi mereka siap mendatangkan wisatawan ke Bali,” ungkap Astawa, pejabat asal Desa Peliatan Kecamatan Ubud, Gianyar.
Demikian juga pelaku-pelaku pasar wisata dari negara lainnya. Rata-rata menginginkan Bali dibuka untuk wisman.
Menurut Astawa, respons pasar luar negeri tersebut akan dilaporkan kepada Gubernur dan juga kepada Pemerintah Pusat. “Ini hasil dari market intelegent kita,” kata Astawa. Karena soal buka atau tidak Bali untuk wisman, merupakan kebijakan kewenangan Pusat. Semuanya masih dalam proses pembahasan dan kajian. Namun setidaknya respons pasar luar negeri menjadi catatan yang positif. Yang jelas sampai Desember ini Bali masih belum buka untuk kunjungan wisman. *k17
1
Komentar