Kadin Bali Siapkan Rp 5 Triliun
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bali mencatat penggunaan air bawah tanah untuk industri pariwisata cukup tinggi
Untuk Proyek Pengolahan Air Permukaan
DENPASAR, NusaBali
Khususnya di wilayah Badung selatan yang mencapai 90 persen dari seluruh hotel yang ada. Selain itu, juga ditemukan fakta bahwa setiap hotel di Badung selatan mempunyai sumur. Untuk solusi ini, Kadin Bali telah menyiapkan investasi sebesar Rp 5 triliun untuk pengelolaan air permukaan dengan menggandeng sejumlah investor.
“Kami ada data yang akurat mengenai penggunaan ABT (Air Bawah Tanah) ini di kalangan industri pariwisata. Jika terus seperti ini sangat berbahaya. Terutama berpengaruh pada penurunan permukaan tanah, sehingga lambat laun Badung selatan akan tenggelam,” ungkap Ketua Umum Kadin Bali AA Ngurah Alit Wiraputra, ditemui disela-sela seminar Konservasi dan Solusi Pemecahan Krisis Kebutuhan Air Bersih Sektor Industri Pariwisata dan Masyarakat Bali, di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Rabu (2/11).
Dari hasil surveinya, kondisi rongga tanah Badung selatan ditemukan telah terjadi kekosongan. Dikhawatirkan, dalam waktu dekat air laut akan masuk ke dalam. “Apabila terjadi gempa, tanah akan retak dan jeblos ke bawah. Sudah terbukti permukaan tanah di Kuta mengalami penurunan lebih dari 50 cm. Kalau industri pariwisata, hotel dan restoran tetap dan terus mengambil ABT, Badung akan tenggelam. Maka itu, satu-satunya solusi, Badung harus memanfaatkan air permukaan sehingga tidak perlu bor lagi,” tegasnya.
Untuk solusi ini, Kadin Bali tidak main-main. Investasi sebesar Rp 5 Triliun disiapkan untuk pengelolaan air permukaan ini dengan menggandeng sejumlah investor. “Kami harap, 2 tahun kedepan industri pariwisata tidak lagi mengambil air bawah tanah karena bahaya,” ujarnya.
Sumber air baku yang akan diolah yakni air Tukad Unda yang dinilai debit airnya cukup tinggi terbuang sia-sia ke laut. “Pemerintah nanti hanya akan memanfaatkan dan membeli air tersebut. Dan ini sebenarnya peranan penting yang kita lakukan, dimana Kadin selain mengidentifikasi masalah juga mencarikan solusi. Seharusnya ini disambut baik oleh pemerintah,” jelasnya.
Tak butuh waktu lama bagi Kadin Bali untuk meyakinkan para investor. Bahkan tahun 2017 ini, diharapkan proyek pengerjaan pengelolaan air permukaan ini sudah bisa dilakukan. Termasuk dalam membuat saluran pipa distribusi dan reservoar. “Kita tidak bicara keuntungan di sini, sebab harga air saat ini sangat murah cuma Rp 5 ribu per meter kubik sedangkan biaya pengelolaannya hampir Rp 4 ribu, sehingga marginnya kecil. Tapi di sini kita peduli terhadap Bali,” terangnya.
Untuk mengatasi krisis air bersih, Kadin Bali juga mengimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air. “Edukasi masyarakat ini juga penting, untuk lebih bijak menggunakan air,” imbuhnya. nvi
1
Komentar