Badung Terima Hibah Alat Produksi Pangan Rumput Laut dari BPPT
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Perikanan Kabupaten Badung menerima hibah paket alat proses produksi pangan rumput laut dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), melalui Pusat Teknologi Agroindustri (PTA) dan Biro Umum, Rabu (2/12).
Alat produksi tersebut akan dialokasikan kepada kelompok masyarakat di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan.
Pada kesempatan tersebut BPPT juga melakukan sosialisasi Ina-TEWS dan memberikan pelatihan tentang operasional peralatan, teknologi tepat guna pengolahan rumput laut, teknologi produksi mie instan rumput laut dan pengemasan produk, serta model bisnis dan analisa usaha olahan pangan rumput laut. Kegiatan pelatihan itu dilaksanakan selama 2 hari, diikuti oleh sekitar 20 orang anggota kelompok wanita tani (KWT) pengolahan produk pangan yang ada di Desa Kutuh.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung I Nyoman Suardana, menerangkan sosialisasi dan penyerahan bantuan alat produksi merupakan kerjasama dari Dinas Perikanan Badung dengan BPPT. Melalui kegiatan tersebut pihaknya berharap dapat membangkitkan kembali sektor pertanian rumput laut di Kabupaten Badung yang dulu sangat terkenal dan menjadi sentra penghasil rumput laut di Bali. Desa Kutuh dulunya merupakan salah satu pusat penghasil rumput laut di Badung, karena mampu memproduksi 600 ton rumput laut per tahun dan kualitasnya paling bagus. Namun sayangnya hal itu seolah memudar seiring geliat perkembangan pariwisata di Pantai Pandawa.
“Mari kita kembangkan lagi apa yang ada dahulu di Kutuh ini (rumput laut). Mari kita kembangkan sektor rumput laut ini dan kembangkan pariwisata. Ke depan kami ingin di Kutuh ini menjadi pariwisata berbasis rumput laut. Dimana pariwisata kita harap ikut menyerap hasil olahan rumput laut,” kata Sudarsana di acara yang juga dihadiri Plt Perbekel Kutuh Wayan Badra.
Menurut Sudarsana, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali untuk kembali menggeliatkan program penanaman rumput laut. Suardana berharap agar kelompok KWT Mertha Nadi dapat mengikuti pelatihan tersebut dengan baik dan sampai selesai.
Kepala Program Kerekayasaan TTG Pengolahan Rumput Laut di Bali Ir M Jusuf Djafar MM, menerangkan kegiatan penerapan teknologi pengolahan rumput laut pada masyarakat pesisir peduli tsunami di Bali merupakan rangkaian kerjasama Pusat Teknologi Agroindustri BPPT dengan Dinas Perikanan Kabupaten Badung yang termasuk dalam Program Unggulan Nasional (Flagship) Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System). Yaitu suatu sistem yang memberikan peringatan dini setelah terjadi gempa bumi dan berpotensi membangkitkan tsunami. Sistem deteksi yang dikembangkan BPPT meliputi Buoy, Cable Base Tsunami (CBT), dan Tsunami Tomografi dengan stasiun penerima data secara terintegrasi.
BPPT akan memasang Ina-TEWS di empat titik yang berpotensi gempa dan tsunami, yakni Selatan Kuta, Kabupaten Badung, Selatan Malang, Jawa Timur, Selatan Cilacap, Jawa Tengah, dan Selat Sunda. *asa
Pada kesempatan tersebut BPPT juga melakukan sosialisasi Ina-TEWS dan memberikan pelatihan tentang operasional peralatan, teknologi tepat guna pengolahan rumput laut, teknologi produksi mie instan rumput laut dan pengemasan produk, serta model bisnis dan analisa usaha olahan pangan rumput laut. Kegiatan pelatihan itu dilaksanakan selama 2 hari, diikuti oleh sekitar 20 orang anggota kelompok wanita tani (KWT) pengolahan produk pangan yang ada di Desa Kutuh.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung I Nyoman Suardana, menerangkan sosialisasi dan penyerahan bantuan alat produksi merupakan kerjasama dari Dinas Perikanan Badung dengan BPPT. Melalui kegiatan tersebut pihaknya berharap dapat membangkitkan kembali sektor pertanian rumput laut di Kabupaten Badung yang dulu sangat terkenal dan menjadi sentra penghasil rumput laut di Bali. Desa Kutuh dulunya merupakan salah satu pusat penghasil rumput laut di Badung, karena mampu memproduksi 600 ton rumput laut per tahun dan kualitasnya paling bagus. Namun sayangnya hal itu seolah memudar seiring geliat perkembangan pariwisata di Pantai Pandawa.
“Mari kita kembangkan lagi apa yang ada dahulu di Kutuh ini (rumput laut). Mari kita kembangkan sektor rumput laut ini dan kembangkan pariwisata. Ke depan kami ingin di Kutuh ini menjadi pariwisata berbasis rumput laut. Dimana pariwisata kita harap ikut menyerap hasil olahan rumput laut,” kata Sudarsana di acara yang juga dihadiri Plt Perbekel Kutuh Wayan Badra.
Menurut Sudarsana, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali untuk kembali menggeliatkan program penanaman rumput laut. Suardana berharap agar kelompok KWT Mertha Nadi dapat mengikuti pelatihan tersebut dengan baik dan sampai selesai.
Kepala Program Kerekayasaan TTG Pengolahan Rumput Laut di Bali Ir M Jusuf Djafar MM, menerangkan kegiatan penerapan teknologi pengolahan rumput laut pada masyarakat pesisir peduli tsunami di Bali merupakan rangkaian kerjasama Pusat Teknologi Agroindustri BPPT dengan Dinas Perikanan Kabupaten Badung yang termasuk dalam Program Unggulan Nasional (Flagship) Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System). Yaitu suatu sistem yang memberikan peringatan dini setelah terjadi gempa bumi dan berpotensi membangkitkan tsunami. Sistem deteksi yang dikembangkan BPPT meliputi Buoy, Cable Base Tsunami (CBT), dan Tsunami Tomografi dengan stasiun penerima data secara terintegrasi.
BPPT akan memasang Ina-TEWS di empat titik yang berpotensi gempa dan tsunami, yakni Selatan Kuta, Kabupaten Badung, Selatan Malang, Jawa Timur, Selatan Cilacap, Jawa Tengah, dan Selat Sunda. *asa
Komentar