Gali Dana, Pura Kertajaya Jual Saham
Rencana panitia penggalian dana Pura Kertajaya, banjar Tangerang, Banten untuk pembebasan lahan Pura, lewat pameran lukisan ditunda.
JAKARTA, NusaBali
Mereka mencari alternatif lain yang tidak mengeluarkan cost. Salah satu cara adalah dengan menjual saham kepada umat di Pura Kertajaya maupun di wilayah Banten.
"Pameran lukisan kami reschedule. Kami mencari cara lain untuk penggalian dana yang tidak mengeluarkan cost yakni dengan menjual saham. Sebab, kami harus segera melunasi pembayaran lahan yang kami beli untuk pintu masuk Pura," ujar Ketua Panitia Tim Darma Dana Pura Kertajaya, banjar Tangerang, Wayan Susena kepada NusaBali, Rabu (2/11).
Selama ini, untuk masuk ke Pura mereka menggunakan lahan orang. Khawatir lahan dijual ke pihak lain sehingga nanti menyebabkan mereka tidak bisa menuju Pura, maka pengurus memutuskan membeli lahan seluas 1000 meter dengan cara mencicil.
Sampai saat ini, mereka sudah membayar Rp. 6,5 milliar. Kekurangannya sebesar Rp. 3,5 miliar harus lunas pada minggu ketiga Desember mendatang. Alhasil mereka perlu segera mungkin mendapatkan dana.
Panitia menjual saham kepada umat banjar Tangerang seharga Rp. 5 juta per lembar. Mereka mencetak 800 lembar. Nantinya dana yang diperoleh untuk melunasi pembelian lahan, plus membangun sarana perekonomian bagi umat yakni dengan membangun empat buah ruko. Sebagain ruko disewakan, sebagian lagi untuk kegiatan perekonomian umat dengan menyediakan kebutuhan sehari-hari yang bisa di beli umat.
"Keuntungan dari sewa maupun penjuan dari ruko, kami berikan kepada umat yang membeli saham tersebut. Jadi benefit pembelian saham, mereka mendapat bunga 8 persen per tahun. Itu pun kami berikan pada Desember 2017 mendatang. Ini sifatnya dari umat untuk umat. Sementara ruko baru dibangun pada Agustus 2017," jelas Wayan Susena.
Panitia menargetkan November ini, 800 lembar saham yang mereka cetak bisa terjual kepada kalangan internal umat di banjar Tangerang. Mereka juga berupaya menjual ke umat maupun tokoh-tokoh Hindu di wilayah Banten. Hasilnya, lanjut Wayan Susena, penjualan sudah mencapai 30 persen. "Mudah-mudahan akhir November terjual semua, karena minggu ketiga Desember kami harus melunasi," ucap Wayan Susena.
Selain menggali dana di wilayah banjar Tangerang dan daerah provinsi Banten, panitia juga melakukan penggalian dana hingga ke Bali. Mereka berharap pemprov Bali bisa memberi bantuan. Terlebih Pura Kertajaya lokasinya tidak jauh dari bandara Soekarno Hatta sehingga jika ada umat dari Pulau Dewata melakukan Tirtayatra ke daerah lain bisa transit terlebih dahulu di Pura tersebut.
Panitia, lanjut Wayan Susena, sudah mendapat bantuan secara pribadi dari Ketut Sudikerta yang notabene adalah Wakil Gubernur Bali. "Kami sudah mengajukan proposal ke pemrov Bali. Semoga bisa mendapat bantuan. Kalau bantuan secara pribadi, kami sudah dapat dari bapak Sudikerta," imbuh Wayan Susena. k22
Mereka mencari alternatif lain yang tidak mengeluarkan cost. Salah satu cara adalah dengan menjual saham kepada umat di Pura Kertajaya maupun di wilayah Banten.
"Pameran lukisan kami reschedule. Kami mencari cara lain untuk penggalian dana yang tidak mengeluarkan cost yakni dengan menjual saham. Sebab, kami harus segera melunasi pembayaran lahan yang kami beli untuk pintu masuk Pura," ujar Ketua Panitia Tim Darma Dana Pura Kertajaya, banjar Tangerang, Wayan Susena kepada NusaBali, Rabu (2/11).
Selama ini, untuk masuk ke Pura mereka menggunakan lahan orang. Khawatir lahan dijual ke pihak lain sehingga nanti menyebabkan mereka tidak bisa menuju Pura, maka pengurus memutuskan membeli lahan seluas 1000 meter dengan cara mencicil.
Sampai saat ini, mereka sudah membayar Rp. 6,5 milliar. Kekurangannya sebesar Rp. 3,5 miliar harus lunas pada minggu ketiga Desember mendatang. Alhasil mereka perlu segera mungkin mendapatkan dana.
Panitia menjual saham kepada umat banjar Tangerang seharga Rp. 5 juta per lembar. Mereka mencetak 800 lembar. Nantinya dana yang diperoleh untuk melunasi pembelian lahan, plus membangun sarana perekonomian bagi umat yakni dengan membangun empat buah ruko. Sebagain ruko disewakan, sebagian lagi untuk kegiatan perekonomian umat dengan menyediakan kebutuhan sehari-hari yang bisa di beli umat.
"Keuntungan dari sewa maupun penjuan dari ruko, kami berikan kepada umat yang membeli saham tersebut. Jadi benefit pembelian saham, mereka mendapat bunga 8 persen per tahun. Itu pun kami berikan pada Desember 2017 mendatang. Ini sifatnya dari umat untuk umat. Sementara ruko baru dibangun pada Agustus 2017," jelas Wayan Susena.
Panitia menargetkan November ini, 800 lembar saham yang mereka cetak bisa terjual kepada kalangan internal umat di banjar Tangerang. Mereka juga berupaya menjual ke umat maupun tokoh-tokoh Hindu di wilayah Banten. Hasilnya, lanjut Wayan Susena, penjualan sudah mencapai 30 persen. "Mudah-mudahan akhir November terjual semua, karena minggu ketiga Desember kami harus melunasi," ucap Wayan Susena.
Selain menggali dana di wilayah banjar Tangerang dan daerah provinsi Banten, panitia juga melakukan penggalian dana hingga ke Bali. Mereka berharap pemprov Bali bisa memberi bantuan. Terlebih Pura Kertajaya lokasinya tidak jauh dari bandara Soekarno Hatta sehingga jika ada umat dari Pulau Dewata melakukan Tirtayatra ke daerah lain bisa transit terlebih dahulu di Pura tersebut.
Panitia, lanjut Wayan Susena, sudah mendapat bantuan secara pribadi dari Ketut Sudikerta yang notabene adalah Wakil Gubernur Bali. "Kami sudah mengajukan proposal ke pemrov Bali. Semoga bisa mendapat bantuan. Kalau bantuan secara pribadi, kami sudah dapat dari bapak Sudikerta," imbuh Wayan Susena. k22
Komentar