Golput Bayangi Calon Tunggal
Jumlah pemilih di Pilkada Buleleng 2017 naik drastis dibanding saat Pilpres 2014 lalu yang hanya mencapai 543.542 jiwa.
Pemilih Pilkada Buleleng Tembus 611.156 Jiwa
SINGARAJA, NusaBali
Saat ini, daftar pemilih sementara (DPS) untuk Pilkada Buleleng 2017 sudah tembus angka 611.156 jiwa, yang tersebar di 148 desa/kelurahan se-Buleleng. Namun, Pilkada Calon Tunggal di Buleleng dibayangi ancaman tingginya angka Golput.
Data KPU Buleleng menyebutkan, jumlah pemilih tetap (DPT) saat Pilpres 2014 lalu sebanyak 543.542 jiwa. Sedangkan jumlah pemilih potensial sesuai Daftar Penduduk Potensial Pemilih (DP4) untuk Pilkada Buleleng 2017 mencapai 172.111 jiwa. Dari dua data tersebut, setelah dilakukan penelitian, jumlah pemilih dalam Pilkada Buleleng 2017 diprediksi tembus 611.156 jiwa.
Angka 611.156 jiwa ini masih merupakan daftar pemilih semntara (DPS), karena data tersebut masih diverifikasi kembali KPU Buleleng, sebelum nanti dijadikan DPT. Angka DPS sebesar 611.156 jiwa ini telah ditetapkan KPU melalui rapat pleno di Kantor KPU Buleleng, Jalan Ahmad Yani Singaraja, Rabu (2/11).
Angka DPS memncapai 611.156 jiwa ini akan diverifikasi kembali KPU Buleleng pada 20-24 November 2016. Jumlah DPS 611.156 ini terbagi dalam 1.086 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 148 desa/kelurahan di 9 kecamatan se-Buleleng.
Buat sementara, jumlah pemilih terbanyak berada di wilayah Kecamatan Buleleng yakni 120.166 jiwa, yang terbagi dalam 194 TPS. Jumlah pemilih terbanyak kedua berada di wilayah Kecamatan Gerokgak mencapai 71.581 jiwa yang terbagi dalam 124 TPS, disusul Kecamatan Seririt (69.347 pemilih, terbagi dalam 110 TPS), Kecamatan Sawan (66.639 pemilih, terbagi dalam 113 TPS), Kecamatan Sukasada (65.830 pemilih, terbagi dalam 124 TPS), Kecamatan Banjar (64.220 pemilih, terbagi dalam 124 TPS), Kecamatan Tejakula (59.337 pemilih, terbagi dalam 114 TPS), Kecamatan Kubutambahan (54.091 pemilih, terbagi dalam 110 TPS), dan Kecamatan Busungbiu (39.945 pemilih, terbagi dalam 73 TPS).
Pilkada Buleleng yang akan digelar 15 Februari 2017 hanya menampilkan pasangan calon tunggal, yakni Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (PAS-Sutji), paket incumbent yang diusung PDIP bersama NasDem-Hanura-Gerindra-PPP-PKB-PAN. Sedangkan pasangan calon Independen, Dewa Nyonan Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), yang didukung Golkar-Demokrat, terpental dari pencalonan ke Pilkada Buleleng 2017, karena kekurangan 235 KTP dukungan valid.
Pilkada Buleleng 2017 diprediksi akan ditingkai angka golongan putih (Golput) alias pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya lebih tinggi dari Pilpres 2014 lalu. Salah satu indikasi yang kini beredar di masyarakat, pemilih enggan datang ke TPS, karena merasa yakin PAS-Sutji pasti menang.
“Beh, be pasti ia menang, ngenken buin milih (Wah, sudah pasti PAS-Sutji yang menang, buat apa lagi datang ke TPS untuk memilih, Red),” ujar seorang warga yang ditemui di depan Kantor KPU Buleleng, Rabu kemarin.
Sekadar perbandingan, dalam Pilpres 2014 lalu di Buleleng, jumlah pemilih yang salurkan hak pilihnya hanya mencapai 62 persen atau sebanyak 337.277 orang dari total pemilih 543.542 jiwa. Sedangkan jumlah pemilih yang Golput saat itu mencapai 206.265 jiwa atau sekitar 38 persen.
Ketua Tim Pemenangan PAS-Sutji, Gede Supriatna, mengaku Pilkada Calon Tunggal memberikan tantangan tersendiri. Sebab, calon tunggal adalah suatu hal yang baru bagi masyarakat umum. “Tantangannya jelas saat sosialisasi. Tapi, kami tetap berusaha agar masyarakat mau berpartisipasi dan berperan aktif, sehingga bisa hadir sebanyak-banyaknya ke TPS. Sebab, calon tunggal ini kan tantangannya angka Golput bisa tinggi,” jelas Supriatna saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Rabu kemarin.
Sekretaris DPC PDIP Buleleng ini menegaskan, pihaknya kini gencar melakukan sosialisai ke masyarakat. pihaknya menyampaikan kepada masyarakat bahwa proses pemilihan akan tetap berlangsung. Hal ini penting, lantaran di masyarakat sudah mulai muncul asumsi bahwa pasangan calon tunggal PAS-Sutji sudah menang tanpa bertarung.
“Kami sudah lakukan langkah strategis untuk beri pemahaman dan penyadaran kepada masyarakat bahwa peran serta mereka sangat penting. Pilkada ini kan proses pemilihan kepala daerah. Ini proses pembangunan politik dan pembangunan demokrasi di Buleleng,” tegas Suporiatna yang juga Ketua DPRD Buleleng.
Sementara itu, Ketua KPU Buleleng Gede Suardana enggan menanggapi prediksi tingginya angka Golput di Pilkada 2017. Suardana mengakui pihaknya tetap melak-sanakan sosialisasi untuk melibatkan peran serta masyarakat dalam ajang Pilkada Buleleng 2017, sesuai tahapan yang ada. “Sesuai tahapan, kita sudah sosialisasikan, bahkan kita juga menyasar warga difabel. Ini terus kita upayakan melalui media cetak, eletronok, dan online,” ujar Suardana. k19
SINGARAJA, NusaBali
Saat ini, daftar pemilih sementara (DPS) untuk Pilkada Buleleng 2017 sudah tembus angka 611.156 jiwa, yang tersebar di 148 desa/kelurahan se-Buleleng. Namun, Pilkada Calon Tunggal di Buleleng dibayangi ancaman tingginya angka Golput.
Data KPU Buleleng menyebutkan, jumlah pemilih tetap (DPT) saat Pilpres 2014 lalu sebanyak 543.542 jiwa. Sedangkan jumlah pemilih potensial sesuai Daftar Penduduk Potensial Pemilih (DP4) untuk Pilkada Buleleng 2017 mencapai 172.111 jiwa. Dari dua data tersebut, setelah dilakukan penelitian, jumlah pemilih dalam Pilkada Buleleng 2017 diprediksi tembus 611.156 jiwa.
Angka 611.156 jiwa ini masih merupakan daftar pemilih semntara (DPS), karena data tersebut masih diverifikasi kembali KPU Buleleng, sebelum nanti dijadikan DPT. Angka DPS sebesar 611.156 jiwa ini telah ditetapkan KPU melalui rapat pleno di Kantor KPU Buleleng, Jalan Ahmad Yani Singaraja, Rabu (2/11).
Angka DPS memncapai 611.156 jiwa ini akan diverifikasi kembali KPU Buleleng pada 20-24 November 2016. Jumlah DPS 611.156 ini terbagi dalam 1.086 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 148 desa/kelurahan di 9 kecamatan se-Buleleng.
Buat sementara, jumlah pemilih terbanyak berada di wilayah Kecamatan Buleleng yakni 120.166 jiwa, yang terbagi dalam 194 TPS. Jumlah pemilih terbanyak kedua berada di wilayah Kecamatan Gerokgak mencapai 71.581 jiwa yang terbagi dalam 124 TPS, disusul Kecamatan Seririt (69.347 pemilih, terbagi dalam 110 TPS), Kecamatan Sawan (66.639 pemilih, terbagi dalam 113 TPS), Kecamatan Sukasada (65.830 pemilih, terbagi dalam 124 TPS), Kecamatan Banjar (64.220 pemilih, terbagi dalam 124 TPS), Kecamatan Tejakula (59.337 pemilih, terbagi dalam 114 TPS), Kecamatan Kubutambahan (54.091 pemilih, terbagi dalam 110 TPS), dan Kecamatan Busungbiu (39.945 pemilih, terbagi dalam 73 TPS).
Pilkada Buleleng yang akan digelar 15 Februari 2017 hanya menampilkan pasangan calon tunggal, yakni Putu Agus Suradnyana-dr Nyoman Sutjidra (PAS-Sutji), paket incumbent yang diusung PDIP bersama NasDem-Hanura-Gerindra-PPP-PKB-PAN. Sedangkan pasangan calon Independen, Dewa Nyonan Sukrawan-Gede Dharma Wijaya (Paket Surya), yang didukung Golkar-Demokrat, terpental dari pencalonan ke Pilkada Buleleng 2017, karena kekurangan 235 KTP dukungan valid.
Pilkada Buleleng 2017 diprediksi akan ditingkai angka golongan putih (Golput) alias pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya lebih tinggi dari Pilpres 2014 lalu. Salah satu indikasi yang kini beredar di masyarakat, pemilih enggan datang ke TPS, karena merasa yakin PAS-Sutji pasti menang.
“Beh, be pasti ia menang, ngenken buin milih (Wah, sudah pasti PAS-Sutji yang menang, buat apa lagi datang ke TPS untuk memilih, Red),” ujar seorang warga yang ditemui di depan Kantor KPU Buleleng, Rabu kemarin.
Sekadar perbandingan, dalam Pilpres 2014 lalu di Buleleng, jumlah pemilih yang salurkan hak pilihnya hanya mencapai 62 persen atau sebanyak 337.277 orang dari total pemilih 543.542 jiwa. Sedangkan jumlah pemilih yang Golput saat itu mencapai 206.265 jiwa atau sekitar 38 persen.
Ketua Tim Pemenangan PAS-Sutji, Gede Supriatna, mengaku Pilkada Calon Tunggal memberikan tantangan tersendiri. Sebab, calon tunggal adalah suatu hal yang baru bagi masyarakat umum. “Tantangannya jelas saat sosialisasi. Tapi, kami tetap berusaha agar masyarakat mau berpartisipasi dan berperan aktif, sehingga bisa hadir sebanyak-banyaknya ke TPS. Sebab, calon tunggal ini kan tantangannya angka Golput bisa tinggi,” jelas Supriatna saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Rabu kemarin.
Sekretaris DPC PDIP Buleleng ini menegaskan, pihaknya kini gencar melakukan sosialisai ke masyarakat. pihaknya menyampaikan kepada masyarakat bahwa proses pemilihan akan tetap berlangsung. Hal ini penting, lantaran di masyarakat sudah mulai muncul asumsi bahwa pasangan calon tunggal PAS-Sutji sudah menang tanpa bertarung.
“Kami sudah lakukan langkah strategis untuk beri pemahaman dan penyadaran kepada masyarakat bahwa peran serta mereka sangat penting. Pilkada ini kan proses pemilihan kepala daerah. Ini proses pembangunan politik dan pembangunan demokrasi di Buleleng,” tegas Suporiatna yang juga Ketua DPRD Buleleng.
Sementara itu, Ketua KPU Buleleng Gede Suardana enggan menanggapi prediksi tingginya angka Golput di Pilkada 2017. Suardana mengakui pihaknya tetap melak-sanakan sosialisasi untuk melibatkan peran serta masyarakat dalam ajang Pilkada Buleleng 2017, sesuai tahapan yang ada. “Sesuai tahapan, kita sudah sosialisasikan, bahkan kita juga menyasar warga difabel. Ini terus kita upayakan melalui media cetak, eletronok, dan online,” ujar Suardana. k19
Komentar