Progres Bendungan Tamblang Sudah Capai 30 Persen
Gunakan Teknologi Inti Aspal yang Merupakan Pertama di Asia Tenggara
Proyek Bendungan Tamblang sedang tahap mengerjakan terowongan pe-ngelak, galian pelimpahan, dan galian pondasi bendungan dengan luas genangan 358.585 meter persegi
SINGARAJA, NusaBali
Pengerjaan proyek Bendungan Tamblang yang berlokasi di perbatasan empat desa bertetangga wilayah Kecamatan Sawan dan Kubutambahan, Buleleng Timur kini sudah mencapai 30 persen. Inti bendungan dirancang menggunakan tekonologi Inti Aspal, yang merupakan pertama kali di kawasan Asia Tenggara.
Saat ini, proyek Bendungan Tamblang sedang tahap mengerjakan terowongan pengelak, galian pelimpahan, dan galian pondasi bendungan dengan luas genangan 358.585 meter persegi. Badan bendung setinggi 68 meter di atas aliran Sungai Aya nantinya dapat menampung air dengan volume 7 juta meter kubik.
Direksi Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, Nengah Sudiarta, mengatakan pengerjaan Bendungan Tamblang yang dimuai sejak September 2018 diawali proses pembebasan lahan, diyakini dapat tuntas seuai target akhir tahun 2022 mendatang. “Saat ini, kami sedang on schedule mencapai 30 persen. Sejauh ini tidak ada kendala berarti, semuanya berjalan lancar. Masyarakat sekitar sangat mendukung, tidak banyak gangguan dan gejolak sosial. Hanya saat musim hujan ini saja, sedikit terganggu,” jelas Nengah Sudiarta di lokasi proyek, Kamis (3/12).
Sementara itu, Tenaga Ahli Geologi Proyek Bendungan Tamblang, Hery Suwondo, mengatakan dalam rancangan, bangunan bendungan menggunakan teknologi Inti Aspal, yang merupakan pertama kali di Asia Tenggara. Penggunaan teknologi ini memiliki sejumlah keunggulan, mulai dari anti bocor hingga efisien dari segi ekonomi dan waktu pengerjaan.
“Ini yang pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, mengbgunakan teknologi Inti Aspal. Biasanya, inti bendungan menggunakan urugan inti lempung. Tapi, ini nanti akan menggunakna inti aspal sebagai langkah inovasi,” terang Hery.
Hery menyebutkan, teknologi pembangunan bendungan menggunakan inti aspal memiliki banyak keuntungan. Inti bendungan yang berbentuk gunung di tengahnya, akan diapisi aspal setebal 70 sentimeter. Teknologi inti aspal ini memiliki kelebihan keamanan yang lebih kedap dan tahan dari kebocoran. Termasuk saat terjadi retakan akibat gempa, aspal yang ada di inti bendungan akan meleleh menutupi dan menyumbat retakan yang terjadi.
“Keuntungan lainnya juga dalam pengerjaan, lebih efesien dari segi biaya dan juga waktu pengerjaan. Inovasi teknologi bendungan ini baru pertama kali di Asia Tenggara,” tegas geolog asal Solo, Jawa Tengah ini.
Proyek Bendungan Tamblang dengan anggaran sekitar Rp 840 miliar dari APBN, yang digarap PT Adi Jaya Pradana (pihak rekanan) ini, ber-ada di empat desa bertetangga perbatasan dua kecamatan kawasan Bule-leng Timur, yakni Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Keca-matan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan).
Acara ground breaking (peletakan batu pertama) Bendungan Tamblang sudah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster, 12 Agustus 2020 lalu. Bendungan Tamblang ini ditarget selesai tahun 2022 mendatang. Bendungan Tamblang dibangun di atas lahan seluas 73,60 hektare. Fisik bendungan dibangun dengan tinggi 68 meter dan luas 358,585 meter persegi, sehingga dapat menampung air sebanyak 7,6 juta meter kubik.
Bendungan Tamblang yang sumber airnya berasal dari Tukad Daya di Desa Tamblang, dirancang untuk pengembangan air baku 510 meter kubik per detik, pembangkit listrik 0,5 Megawatt (MW), untuk penga-iran irigasi 588 hektare lahan pertanian di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan, pengembangan pariwisata, dan konservasi sumber daya air. *k23
Saat ini, proyek Bendungan Tamblang sedang tahap mengerjakan terowongan pengelak, galian pelimpahan, dan galian pondasi bendungan dengan luas genangan 358.585 meter persegi. Badan bendung setinggi 68 meter di atas aliran Sungai Aya nantinya dapat menampung air dengan volume 7 juta meter kubik.
Direksi Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida, Nengah Sudiarta, mengatakan pengerjaan Bendungan Tamblang yang dimuai sejak September 2018 diawali proses pembebasan lahan, diyakini dapat tuntas seuai target akhir tahun 2022 mendatang. “Saat ini, kami sedang on schedule mencapai 30 persen. Sejauh ini tidak ada kendala berarti, semuanya berjalan lancar. Masyarakat sekitar sangat mendukung, tidak banyak gangguan dan gejolak sosial. Hanya saat musim hujan ini saja, sedikit terganggu,” jelas Nengah Sudiarta di lokasi proyek, Kamis (3/12).
Sementara itu, Tenaga Ahli Geologi Proyek Bendungan Tamblang, Hery Suwondo, mengatakan dalam rancangan, bangunan bendungan menggunakan teknologi Inti Aspal, yang merupakan pertama kali di Asia Tenggara. Penggunaan teknologi ini memiliki sejumlah keunggulan, mulai dari anti bocor hingga efisien dari segi ekonomi dan waktu pengerjaan.
“Ini yang pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, mengbgunakan teknologi Inti Aspal. Biasanya, inti bendungan menggunakan urugan inti lempung. Tapi, ini nanti akan menggunakna inti aspal sebagai langkah inovasi,” terang Hery.
Hery menyebutkan, teknologi pembangunan bendungan menggunakan inti aspal memiliki banyak keuntungan. Inti bendungan yang berbentuk gunung di tengahnya, akan diapisi aspal setebal 70 sentimeter. Teknologi inti aspal ini memiliki kelebihan keamanan yang lebih kedap dan tahan dari kebocoran. Termasuk saat terjadi retakan akibat gempa, aspal yang ada di inti bendungan akan meleleh menutupi dan menyumbat retakan yang terjadi.
“Keuntungan lainnya juga dalam pengerjaan, lebih efesien dari segi biaya dan juga waktu pengerjaan. Inovasi teknologi bendungan ini baru pertama kali di Asia Tenggara,” tegas geolog asal Solo, Jawa Tengah ini.
Proyek Bendungan Tamblang dengan anggaran sekitar Rp 840 miliar dari APBN, yang digarap PT Adi Jaya Pradana (pihak rekanan) ini, ber-ada di empat desa bertetangga perbatasan dua kecamatan kawasan Bule-leng Timur, yakni Desa Bebetin (Kecamatan Sawan), Desa Sawan (Keca-matan Sawan), Desa Bontihing (Kecamatan Kubutambahan), dan Desa Bila (Kecamatan Kubutambahan).
Acara ground breaking (peletakan batu pertama) Bendungan Tamblang sudah dilakukan Gubernur Bali Wayan Koster, 12 Agustus 2020 lalu. Bendungan Tamblang ini ditarget selesai tahun 2022 mendatang. Bendungan Tamblang dibangun di atas lahan seluas 73,60 hektare. Fisik bendungan dibangun dengan tinggi 68 meter dan luas 358,585 meter persegi, sehingga dapat menampung air sebanyak 7,6 juta meter kubik.
Bendungan Tamblang yang sumber airnya berasal dari Tukad Daya di Desa Tamblang, dirancang untuk pengembangan air baku 510 meter kubik per detik, pembangkit listrik 0,5 Megawatt (MW), untuk penga-iran irigasi 588 hektare lahan pertanian di Kecamatan Sawan dan Kecamatan Kubutambahan, pengembangan pariwisata, dan konservasi sumber daya air. *k23
Komentar