TI Bali Tak Punya Anggaran Kejurnas
Di tengah ketidakpastian penyelenggaraan PON Remaja II di Semarang pada Juni 2017, cabor taekwondo tetap menggelar Kejurnas Junior sekaligus Pra-PON Remaja di Surabaya pada 2-4 Desember.
KONI Bali: Jangan Berharap PON Remaja II
DENPASAR, NusaBali
PB TI Bali pun galau menghadapi even ini. Namun kegalauan bulan karena ketidakpastian jadi-tidaknya PON Remaja, melainkan soal anggaran yang kosong. “PB TI Bali tidak siap melakukan penggalangan dana,” ungkap Ketua Umum Pengprov TI Bali AA Lan Ananda, Kamis (3/11).
Adapun sumber dana dari bantuan KONI Bali sudah habis untuk PON di Jawa Barat. Pengakuan ini diungkapkan Lan saat melakukan pertemuan dengan para orangtua taekwondoin yang terpilih mewakili Bali. “Karena waktunya mepet dengan PON XIX Jawa Barat September lalu,” elak Lan.
Meskipun ada dana melalui dana anggaran perubahan Pemprov Bali, namun Lan Ananda khawatir dana itu baru bisa cair akhir November. Belum lagi pelaksanaan Kejurnas dan Pra-PON remaja kali ini berbarengan dengan ujian semester sekolah. Pertimbangan itulah juga maka TI Bali menyerahkan kepada seluruh orangtua taekwondoin.
Seluruh izin dan biaya keberangkatan taekwondoin dibebankan kepada orangtua masing-masing. “Bila ada orangtua yang tidak bersedia memberangkatkan anak-anaknya karena berbagai pertimbangan, Pengprov TI Bali tak akan member sanksi organisasi,” kata Gung Lan.
Hal itu berbeda dengan kejurnas sebelumnya yang sepenuhnya ditanggung TI Bali dan KONI Bali, dan memberikan sanksi taekwondoin itu dikeluarkan dari pelatda, jika menolak dikirim ke kejurnas. “Kalau sekarang kita serahkan sepenuhnya kepada orangtua taekwondoin, terserah mau memberangkatan atau tidak putra atau putrinya,” kata Lan Ananda.
Pada kesempatan lain, Ketua Umum KONI Bali I Ketut Suwandi mengakui belum ada kabar baru soal PON Remaja. Pasalnya, Kemenpora masih belum menanggapi keinginan perwakilan KONI se-Indonesia (KONI Bali, Riau dan Sulawesi Selatan) beraudiensi dengan menpora Imam Nahrawi.
ntuk itu, dia berharap kepada seluruh pengkab atau pengprov cabang olahraga (cabor) tidak berpatokan kepada PON Remaja II. "Kami harap cabor tak berpatokan pada PON Remaja. Apalagi sampai sekarang belum ada kejelasan terkait apakah PON Remaja tetap dilaksanakan atau tidak. Jadi, jangan terlalu berharap pada PON Remaja," ucap Suwandi, Kamis (3/11).
Menurut mantan Ketum KONI Badung itu, meski ada peluang terlaksananya PON Remaja II, akan tetapi pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, terkait semua itu pemerintahlah yang mempunyai kewenangan paling besar apakah PON Remaja tetap dihelat atau tidak. Belum lagi sinyal untuk menggelar sampai saat ini belum ada tanda-tanda kepastian. "Tentu melihat situasi yang sekarang ini, kalau dibahasakan memang kecil peluang untuk dihelat. Sehingga PON Remaja cenderung mengarah tidak digulirkan," beber Suwandi.
Meskipun KONI seluruh Indonesia menginginkan PON Remaja tetap dilaksanakan, tapi keputusannya kembali ke pemerintah. "Dengan adanya keterbatasan dana, maka cabang olahraga yang dipertandingan bisa disesuaikan nantinya. Karena PON remaja ini merupakan jenjang pembinaan atlet yang nantinya bakal menuju ke PON senior," tandas Suwandi. dek
Komentar