Kolaborasikan Agrikultur dan Pariwisata
I Made Sukrata, Pemilik Penginapan di Klumpu
SEMARAPURA, NusaBali
I Made Sukrata, salah seorang pelaku pariwisata asal Banjar Bila, Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung.
Di tengah pandemi Covid-19 sejak Maret 2020, dia mengembangkan paduan budidaya agrikultur dengan pariwisata di penginapan miliknya.
Dia beternak Lele dan ayam, dipadukan pertanian. Tanaman yang dibudidayakan yakni tomat, sayur kol, kopi, terong, jeruk dan lainnya. Di penginapannya terdapat 14 kamar dengan restoran berkonsep bambu dan satu buah Spa di atas dua pohon bunut. Paduan itu menjadikan penginapan ini bernuansa hijau hingga menyejukkan ‘’Terlebih terdapat ikan dan peternakan," ujar Sukrata, Jumat (4/12).
Sukrata menjelaskan secara konsep memang sengaja mengkombinasikan pertanian, peternakan, dengan pariwisata. Karena ketiga hal tersebut sebenarnya saling menunjang. Namun masalah yang dihadapi untuk pertanian di Nusa Penida yakni keterbatasan air. Namun dia telah memanfaatkan limbah air penginapan menjadi air bersih dengan proses pemurnian. "Air untuk menyiram tanaman ini berasal dari limbah kamar mandi dan dapur. Lele makan lumut azola yang kami biakkan melalui proses pengolahan sampah dapur," kata Sukrata.
Disebutkan, peternakan ayam kampung dengan kecepatan tumbuh seperti broiler itu tak menimbulkan bau sama sekali. Karena kotoran ayam dipermentasi, lanjut digunakan pakan Lele dan pupuk tanaman yang dialirkan melalui pipa di semua tanaman.*wan
Dia beternak Lele dan ayam, dipadukan pertanian. Tanaman yang dibudidayakan yakni tomat, sayur kol, kopi, terong, jeruk dan lainnya. Di penginapannya terdapat 14 kamar dengan restoran berkonsep bambu dan satu buah Spa di atas dua pohon bunut. Paduan itu menjadikan penginapan ini bernuansa hijau hingga menyejukkan ‘’Terlebih terdapat ikan dan peternakan," ujar Sukrata, Jumat (4/12).
Sukrata menjelaskan secara konsep memang sengaja mengkombinasikan pertanian, peternakan, dengan pariwisata. Karena ketiga hal tersebut sebenarnya saling menunjang. Namun masalah yang dihadapi untuk pertanian di Nusa Penida yakni keterbatasan air. Namun dia telah memanfaatkan limbah air penginapan menjadi air bersih dengan proses pemurnian. "Air untuk menyiram tanaman ini berasal dari limbah kamar mandi dan dapur. Lele makan lumut azola yang kami biakkan melalui proses pengolahan sampah dapur," kata Sukrata.
Disebutkan, peternakan ayam kampung dengan kecepatan tumbuh seperti broiler itu tak menimbulkan bau sama sekali. Karena kotoran ayam dipermentasi, lanjut digunakan pakan Lele dan pupuk tanaman yang dialirkan melalui pipa di semua tanaman.*wan
1
Komentar