Sepi Job, Fotografer Sulap Tukad Jadi Objek Wisata
GIANYAR, NusaBali
Sepi job pemotretan saat pandemi, salah seorang fotogafer freelance, Ngakan Made Hendra Saputra,28, sulap tukad atau sungai jadi objek wisata.
Lokasinya di aliran Tukad Pakerisan, wilayah Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar. Akses masuk ke tukad ini melalui Pasar Tampaksiring menuju kawasan wisata Subak Pulagan. Hendra Saputra menamai lokasi ini 'Nukad', sebutan orang zaman dahulu ketika ditanya mau kemana? Nukad sendiri artinya bermain ke tukad atau sungai. Tempat ini sudah ramai dikunjungi.
Dijelaskan Hendra Saputra, Nukad ini mulai ditata sejak sepi orderan sebagai weding fotografer. Pria asal Banjar Tegalsuci, Desa Tampaksiring ini mengaku awalnya ada keinginan membuat akomodasi pariwisata seperti penginapan. Tetapi karena pandemi, job sepi sehingga Hendra balik dari Denpasar ke kampung. "Saya membatalkan niat membuat penginapan namun mulai membuat objek Nukad ini," ujarnya.
Lantaran di masa pandemi banyak peminat berlibur ke objek wisata alam, membuat dia bersama rekannya menata di sekitar tegalan miliknya sendiri. Sejak tanggal 18 Nopember 2020 lalu, objek Nukad tersebut sudah dibuka untuk umum. Meski beberapa bangunan belum selesai dikerjakan sebagai pendukung objek tersebut, wisatawan lokal sudah banyak berdatangan ke Nukad.
"Dibuka baru sebulan lalu, tanggal 18 Nopember 2020. Sebenarnya belum jadi total, tapi orang -orang sudah berdatangan. Tidak salah juga karena mereka butuh hiburan, terlebih saya juga ingin mengenalkan Tampaksiring dengan keindahan sungainya," jelas pria yang mantan wedding fotografer internasional tersebut.
Disebutkan, wisatawan yang datang ke sana rata-rata dari daerah perkotaan. Sebab mereka jarang bisa mandi dan menikmati sungai yang bersih. "Ada juga yang bersama keluarganya ke sini. Untuk mengenang masa lalu mereka yang sering mandi di sungai, tapi sekarang sudah tidak bisa lagi karena pencemaran. Bagusnya di sini airnya masih bersih. Sehingga para orang tuanya menikmati alam, dan anak-anaknya diberikan bebas mandi di sungai," sambungnya.
Disinggung lokasi objek tersebut, Ngakan Saputra menjelaskan berada di perbatasan Kabupaten Gianyar dengan Kabupaten Bangli. Sebab, objeknya ada di wilayah Tampaksiring sementara areal masuk atau parkirnya berada di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. "Objeknya selain sungai ada juga tebing bebatuan, dan beberapa spot foto ada. Kedepan juga akan dilengkapi dengan water tubing yang bekerjasama dengan pihak desa," paparnya.
Di kawasan objek Nukad itu juga terdapat sumber mata air berupa pancuran, dan airnya dapat diminum langsung. Sementara makanan yang disediakan pada objeknya itu, Ngakan menjelaskan adalah Bubur Tampaksiring dan Es Daluman. Terlebih harganya sangat murah meriah dan pekerja yang dia pergunakan adalah masyarakat setempat yang tengah dirumahkan terdampak pandemi. "Kalau yang menjadi ciri khas di sini adalah makanannya berupa bubur. Namanya bubur Tampaksiring, per porsi Rp 9.000 hingga yang spesial Rp 13.000. Dan minuman es daluman seharga Rp 7.000. Bisa dibilang wisata murah meriah, dan saya perdayakan orang lokal yang dirumahkan akibat pandemi ini sebagai karyawan di sini," imbuhnya. *nvi
Komentar