ODGJ di Pupuan Ngamuk, Dievakuasi ke RSJ di Bangli
Teriak-teriak, Kerap Buka Baju dan Celana
TABANAN, NusaBali
I Nyoman Arnawa, 37, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) terpaksa diamankan personel Polsek Pupuan pada Minggu (6/12) pagi.
Pria asal Banjar Padangan Kangin, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan, ini diamankan lantaran mengamuk dan meresahkan warga.
Kapolsek Pupuan AKP I Ketut Agus Wicaksana Julyawan mengungkapkan Nyoman Arnawa terpaksa diamankan karena meresahkan warga. Ngamuknya Nyoman Arnawa tidak melakukan kekerasan tetapi teriak-teriak. Takut terjadi hal membahayakan, keluarga melaporkan ke aparat desa untuk ditindaklanjuti. “Kami amankan bersama dengan Bhabinkamtibmas, yang bersangkutan mau diajak berobat,” ujarnya.
Menurut AKP Julyawan, berdasar keterangan keluarga, Nyoman Arnawa sudah sejak Sabtu (5/12) malam mengamuk dan tidak bisa dikendalikan. “Atas persetujuan keluarga, kami langsung bawa ke RSJ yang ada di Bangli,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardhita mengatakan ngamuknya Nyoman Arnawa tidak sampai melukai keluarga dan warga. Ngamuknya berbicara ngawur, dan kerap kali membuka baju dan celana. “Kumat dia tak sampai ngamuk, hanya ngumik saja berbicara tidak karuan,” ujarnya.
Sepengetahuan Wardhita, Nyoman Arnawa sudah mulai sakit setahun lalu. Berawal dari sakit mata yang pengelihatannya berkurang. Diduga ada kemungkinan berpengaruh ke saraf. Sejak saat itu Nyoman Arnawa rutin berobat ke dokter saraf. “Jadi sekarang baru pertama kali dibawa ke rumah sakit jiwa,” tutur Wardhita.
Keseharian Nyoman Arnawa berjualan ayam aduan. Karena pandemi, aktivitas tersebut jarang dilakukan. Sebelumnya juga sempat memelihara babi dengan jumlah lebih dari 5 ekor. “Dia ini sudah memiliki istri namun sudah pisah, dan sudah dikaruniai anak yang kini kelas 3 SD,” tandas Wardhita.
Ditambahkannya, saat diamankan Nyoman Arnawa tidak melawan. Dia mau dibujuk untuk berobat ke RSJ Bali yang ada di Bangli. “Saat diamankan mau dibujuk, ketawa-ketawa dia,” ucap Wardhita. *des
Kapolsek Pupuan AKP I Ketut Agus Wicaksana Julyawan mengungkapkan Nyoman Arnawa terpaksa diamankan karena meresahkan warga. Ngamuknya Nyoman Arnawa tidak melakukan kekerasan tetapi teriak-teriak. Takut terjadi hal membahayakan, keluarga melaporkan ke aparat desa untuk ditindaklanjuti. “Kami amankan bersama dengan Bhabinkamtibmas, yang bersangkutan mau diajak berobat,” ujarnya.
Menurut AKP Julyawan, berdasar keterangan keluarga, Nyoman Arnawa sudah sejak Sabtu (5/12) malam mengamuk dan tidak bisa dikendalikan. “Atas persetujuan keluarga, kami langsung bawa ke RSJ yang ada di Bangli,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Desa Padangan I Wayan Wardhita mengatakan ngamuknya Nyoman Arnawa tidak sampai melukai keluarga dan warga. Ngamuknya berbicara ngawur, dan kerap kali membuka baju dan celana. “Kumat dia tak sampai ngamuk, hanya ngumik saja berbicara tidak karuan,” ujarnya.
Sepengetahuan Wardhita, Nyoman Arnawa sudah mulai sakit setahun lalu. Berawal dari sakit mata yang pengelihatannya berkurang. Diduga ada kemungkinan berpengaruh ke saraf. Sejak saat itu Nyoman Arnawa rutin berobat ke dokter saraf. “Jadi sekarang baru pertama kali dibawa ke rumah sakit jiwa,” tutur Wardhita.
Keseharian Nyoman Arnawa berjualan ayam aduan. Karena pandemi, aktivitas tersebut jarang dilakukan. Sebelumnya juga sempat memelihara babi dengan jumlah lebih dari 5 ekor. “Dia ini sudah memiliki istri namun sudah pisah, dan sudah dikaruniai anak yang kini kelas 3 SD,” tandas Wardhita.
Ditambahkannya, saat diamankan Nyoman Arnawa tidak melawan. Dia mau dibujuk untuk berobat ke RSJ Bali yang ada di Bangli. “Saat diamankan mau dibujuk, ketawa-ketawa dia,” ucap Wardhita. *des
Komentar