Pandemi, Game Virtual Pun Disewakan
DENPASAR, NusaBali
Pandemi yang mengurangi porsi masyarakat dalam mendapatkan akses hiburan tentunya berpengaruh bagi para penyedia layanan hiburan itu sendiri.
Salah satu strategi yang digunakan menyikapi situasi ini, yaitu sistem penyewaan door to door atau dari rumah ke rumah. I Wayan Lovayana salah satunya. Pendiri Digital Lontar Nusantara dengan inovasinya yaitu game berbasis virtual reality (VR), menghadapi sejumlah polemik ketika pandemi melanda. Digital Lontar Nusantara sebelumnya rutin menggelar event dan memiliki sejumlah pelanggan yang mengunjungi Interactive Art Museum Bali (IAM Bali) di Monumen Bajra Sandhi di Renon, Denpasar.
Namun, seiring pandemi yang meniadakan sejumlah event budaya seperti Pesta Kesenian Bali, dan ditutupnya markas Digital Lontar Nusantara, maka mau tak mau, Lovayana memutar sejumlah strategi. Kini, peranti game VR tersebut disewakan. Biaya sewa dipatok Rp 200 ribu per hari, atau Rp 500 ribu untuk lima hari mendapat tambahan bonus dua hari.
Dari tiga set alat yang dimiliki, dua di antaranya berupa Oculus Quest dan satunya yaitu Oculus Go. Alat-alat ini disewakan mulai dari hitungan per hari, hingga per minggu. “Bagus sih, paling tidak seminggu ada saja yang menyewa, tiga sampai lima hari,” ujar I Wayan Lovayana, Kamis (10/11) malam.
Temuan Lovayana, bahwa sistem rental sejak bulan Juni ini memiliki potensi yang bagus. Bahkan dirinya menilai, dari tiga set alat yang tersedia, kebanyakan masyarakat memiliki minat terhadap alat Oculus Quest ketimbang Oculus Go. Link untuk permainan VR yang diingini pun tersedia sehingga penggunaan alat-alat VR ini relatif mudah.
Meski penyewaan alat-alat VR ini tersebar di wilayah Denpasar, Badung, dan Tabanan, namun satu lagi temuan menarik, bahwa penyewaan VR juga diminati kalangan wisatawan yang melakukan staycation secara berkelompok di villa-villa selama Bali. Dengan penyewaan yang sifatnya berkelompok, maka tarif yang dikenakan pun tidak terasa berat.
“Kayak kemarin dari Jakarta sudah nyewa, dia yang penting ada smart TV, bisa dah. Karena kan kemarin itu berkelompok nyewanya, berempat mereka, artinya kan 50-50 patungan,” lanjut Lovayana. Selain digunakan untuk bermain VR, alat Oculus ini rupanya juga bisa dihubungkan ke smart TV, sehingga bisa juga digunakan untuk menonton siaran favorit pengguna dengan sensasi VR.
Melakukan sistem rental tentu memiliki plus minusnya tersendiri. Perlakuan terhadap alat-alat tentu berbeda ketika dimainkan langsung di tempat penyewaan daripada dibawa ke rumah masing-masing, sehingga bisa jadi terdapat kerusakan tertentu selama alat tersebut disewakan.
“Untungnya, Oculus Quest ini awetlah. Oculus ini awet asalkan tidak jatuh. Cuma seperti ini, kalau kerusakan ada di sistem, softwarenya, kita yang tanggung jawab. Tapi kalau di hardwarenya, mereka yang tanggung jawab. Jadinya beranilah kita. Nggak ada sih mereka utak-atik aneh settingannya,” papar pemuda asal Tabanan ini. *cr74
1
Komentar