nusabali

Jalan Tergerus Banjir, Ribuan Warga 'Terisolir'

  • www.nusabali.com-jalan-tergerus-banjir-ribuan-warga-terisolir

Sekitar 2.500 jiwa dari tiga banjar di Desa Yehembang Kauh terisolasi karena jalan utama tergerus banjir.

NEGARA, NusaBali
Jalan utama di Banjar Sekar Kejula Kelod, Desa Yehembang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, putus tergerus banjir, Jumat (11/12) malam. Akibat putusnya jalan tersebut, ribuan warga dari tiga banjar di desa setempat ‘terisolir’.

Jalan yang tepat berada di sisi sungai Yehembang ini putus sekitar 20 meter. Hanya sepeda motor yang bisa lewat dengan melintasi sisa bahu jalan. Pemotor yang lewat juga harus ekstra hati-hati. Pasalnya, sisa bahu jalan ini sangat sempit, dengan ukuran lebar kurang dari 1 meter. Di samping itu, sisa bahu jalan ini juga rawan longsor.

Perbekel Yehembang Kauh I Komang Darmawan, Sabtu (12/12), mengatakan, jalan utama ini diketahui putus pada Jumat malam sekitar pukul 21.00 Wita. Saat itu terjadi hujan deras sejak sore, dan terjadi banjir yang menggerus jalan. “Tidak ada korban. Tetapi karena jalan putus itu, mobil tidak bisa melintas,” ujarnya.

Menurut Darmawan, ada sekitar 2.500 warga dari 3 banjar yang terdampak jalan putus tersebut. Tiga banjar dimaksud adalah Banjar Kedisan, Banjar Sekar Kejula, dan sebagian warga di Banjar Sekar Kejula Kelod. “Selain jalan utama itu, ada jalan alternatif, jalan desa. Bisa dilewati mobil, tetapi sempit dan jauh memutar,” ucapnya.

Darmawan menambahkan, tebing di sisi sungai lokasi jalan yang putus tersebut sudah mulai abrasi sejak sebulan lalu. “Harapan kami sekarang, mudah-mudahan jalan yang putus ini bisa segera ditangani. Kalau diperbaiki, kami harapkan sekalian agar dibuatkan tanggul,” kata Darmawan.

Peristiwa jalan putus itu sempat dipantau Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi, Sabtu pagi kemarin. Saat turun ke lokasi, Sri Sutharmi juga mengkoordinasikan bencana tersebut ke pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan pihak provinsi melalui anggota DPRD Provinsi Bali dari Fraksi PDI Perjuangan. “Ya, saya koordinasi ke provinsi agar diteruskan ke pihak Balai (Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Red). Kita harapkan ini bisa segera ditangani,” ujar Sri Sutharmi. *ode

Komentar