Kemendikbud Resmi Luncurkan Kedaireka
JAKARTA, NusaBali
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) telah resmi meluncurkan platform Kedaireka pada Sabtu (12/12).
Kedaireka merupakan tempat perkawinan antara perguruan tinggi dan industri untuk melahirkan inovasi yang akan menjadi solusi bagi Indonesia.
Platform ini merupakan tempat yang akan mempertemukan para pereka cipta/ilmuwan/akademisi dengan dunia usaha/industri. Peluncuran platform Kedaireka disiarkan secara langsung oleh TVRI dan melalui kanal Youtube Ditjen Dikti serta telekonferensi Zoom. Pada peluncuran ini Ditjen Dikti sekaligus mendapatkan rekor MURI kategori peserta perguruan tinggi terbanyak dari pertemuan daring melalui platform Zoom dan Youtube.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan banyak hikmah bagi dunia pendidikan Indonesia. Berbagai macam inovasi dan solusi tercipta di tengah keterbatasan, salah satunya platform Kedaireka.
“Kedaireka merupakan visi dari Kampus Merdeka yang merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa,” ujar Nadiem saat acara peluncuran Kedaireka.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, peluncuran platform Kedaireka ini dilakukan sebagai sarana informasi kepada masyarakat bahwa terdapat platform yang dapat menjembatani antara ilmuwan/akademisi/mahasiswa dengan industri/dunia usaha yang selama ini diperlukan. Hal ini dirasa penting agar dunia usaha dan pendidikan dapat berjalan beriringan dan akan saling menguntungkan. “Kampus dan dunia usaha harus bersinergi dan membawa inovasi dari berbagai talenta. Oleh karena itu terciptalah platform Kedaireka,” pungkasnya.
Adapun platform resmi Kedaireka dibuat dalam membangun ekosistem Kampus Merdeka dengan harapan akan menjadi wadah kolaborasi nyata, pertemuan antara perguruan tinggi dengan dunia industri sebelum mengajukan hibah matching fund.
Nizam menjelaskan, matching fund merupakan bantuan dana yang diberikan untuk melengkapi atau memperkuat sebuah program hilirasi karya reka cipta perguruan tinggi dengan industri atau investor. Adanya potensi dan peluang yang besar serta kebutuhan dunia industri atas hasil reka cipta perguruan tinggi harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Saat ini, total dari matching fund yang tersedia sebanyak 250 miliar.
Pada kesempatan yang sama, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN, Loto Srinaita Ginting menganggap bahwa Kedaireka sejalan dengan prioritas yang dimiliki oleh Kementerian BUMN yang menekankan adanya inovasi baik di bidang bisnis maupun teknologi.
“Dari BUMN ada banyak harapan karena kami diminta untuk meningkatkan nilai ekonomi dan juga dampak BUMN untuk Indonesia. Tentunya bidang yang saat ini menjadi prioritas diantaranya ketahanan energi, ketahanan pangan, dan kesehatan. Semoga tiga bidang ini bisa didukung melalui platform ini,” ungkapnya. *
Komentar