Ketut Ariana Peringkat Pertama Grup B
Lifter Ketut Ariana menjadi yang terbaik di Grup B, namun kepastian lolos ke Olimpiade Brasil 2016 masih menunggu hasil grup lain.
Kejuaraan Dunia Angkat Besi di AS
HOUSTON, NusaBali
Satu-satunya atlet angkat besi Bali yang memperkuat tim Indonesia di bagian putra, Ketut Ariana meraih prestasi membanggakan di kelas 69 kg. Sementara atlet angkat besi putri Ni Luh Sinta Darmariani belum bertanding. Sinta dijadwalkan bertanding Rabu (25/11) waktu setempat.
Ariana sukses menempati peringkat pertama grup B Kejuaraan Dunia Angkat Besi di Houston, Amerika Serikat pada Senin (23/11). Meski mendapat posisi teratas, Ariana belum 100 persen senang lantaran masih menunggu hasil pertandingan grup A. Maklum nantinya nilai atlet angkat besi secara keseluruhan digabung. Total nilai bakal menjadi penentuan untuk memperoleh tiket melenggang ke Olimpiade 2016 di Rio de Jenairo. "Jadi saya masih menunggu pertandingan grup A pada Selasa (24/11)," ucap atlet kelahiran Melaya, 6 September 1990 ini.
Di grup B ada 25 atlet dari 15 negara. Di grup A pun tidak berbeda jauh jumlah. Ariana berharap, atlet angkat besi Merah Putih di grup A bisa menuai hasil bagus sehingga kans menuju Olimpiade semakin besar dan kuota atlet Indonesia ke Brasil bertambah banyak. Ariana sendiri, juara pertama di grup B setelah berhasil melakukan angkatan snatch 146 kg dan clean and jerk 175 kg.
Atas keberhasilan angkatan tersebut, Ariana sangat bersyukur karena ia tidak sia-sia menjalani pelatnas di PB PABBSI Senayan, Jakarta serta pemusatan latihan (TC) di China selama dua bulan. "Dengan latihan di China angkatan saya mengalami peningkatan, jadi tidak sia-sia latihan di sana," papar Ariana.
Sementara itu lifter putri Indonesia lainnya, Sri Wahyuni Agustiani, mengalami penurunan performa yang sangat signifikan. Hal itu terlihat ketika dia tampil kelas 48 kg putri, Sabtu (21/11) lalu. Lifter yang akrab disapa Yuni ini mengalami penurunan angkatan yang membuat posisinya di ranking dunia melorot.
Di Houston, Yuni melakukan angkatan snatch 78 kg, clean & jerk 104 kg, dan angkatan total 182 kg. Dia menduduki ranking 18 dunia di angkatan snatch, ranking sembilan dunia untuk clean & jerk, dan peringkat 10 dunia di angkatan total. Padahal, Yuni pernah meraih hasil lebih baik ketika mengikuti Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2014 di Kazakhstan. Kala itu, dia membukukan angkatan snatch 77 kg yang membuat dia berada di ranking sembilan dunia, clean & jerk 106 kg yang membuat dia duduk di ranking tiga dunia yang sekaligus merebut perunggu, serta angkatan total 183 kg yang menjadikan dia nomor empat dunia.
Setelah menjadi nomor empat dunia dan merebut perunggu Kejuaraan Dunia 2014, ternyata performa Yuni bukan meningkat. Bahkan dalam setahun terakhir, Yuni tak disiplin dan sempat mengalami kenaikan bobot tubuh yang signifikan. Hal itu membuat Yuni harus berjuang keras menurunkan berat badan hingga kembali ke 48 kg.
"Latihan dan kedisiplinan Yuni memang kurang baik dalam setahun terakhir," ujar Hadi Wihardja, Direktur Program Kepelatihan Tingkat Tinggi Program Indonesia Emas.
Dengan kata lain, Yuni yang mengharapkan tampil di Olimpiade Rio 2016 ini harus memperbaiki pola latihannya apabila masih ingin bersaing di level dunia.
1
Komentar