Karyawan Ditebas Komandan Satpam
Insiden Berdarah di PT SJS
DENPASAR, NusaBali
Peristiwa berdarah terjadi di halaman depan Gudang PT SJS, Jalan Ikan Tuna III Nomor 3 Pelabuhan Benoa Denpasar Selatan, ketika Komandan Regu (Danru) Satpam perusaahan pengolahan ikan tuna tersebut, Hairudin, 37, nekat menebas tangan seorang karyawan hingga nyaris putus.
Korbannya adalah Suwandi, 40, karyawan bagian operasional di PT SJS. Insiden berdarah yang menyebabkan korban Suwandi masuk rumah sakit ini sudah terjadi 1 Desember 2020 pagi pukul 08.00 Wita, namun baru terungkap ke publik, Senin (14/12). Masalahnya, pihak PT SJS baru melaporkan insiden berdarah yang masuk kategori penganiayaan berat itu, Minggu (13/12) sore.
Pelaku penebasan, Hairudin, adalah Satpam asal Dompu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sedangkan korban Suwandi adalah karyawan PT SJS asal Riau. Usai tebas karyawan di poerusahaan tempatnya bekerja, pelaku Hairudin langsung kabur. Hingga Senin (14/12), Satpam yang sudah bekerja selama 5 tahun di PT SJS tersebut masih dalam pengejaran polisi. Sementara korban Suwandi masih dalam perawatan intensif di RSUP Sanglah, Denpasar karena pergelangan tangan kirinya nyaris putus.
Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu Ketut Sukadi, mengatakan insiden berdarah di PT SJS ini baru dilaporkan ke Polsek KP3 Benoa, 13 Desember 2020 sore, dengan nomor laporan LP-B/09/XII/2020/Bali/Resta Dps/Sek KWS Benoa. Polisi sudah menindaklanjuti kasus ini, termasuk memburu pelaku.
Menurut Iptu Ketut Sukadi, korban Suwandi mengalami luka parah di tangan kiri, selain juga menderita luka tebas pada punggung. Informasi sementara, kata Iptu Sukadi, pelaku Hairudin langsung menyerang korban Suwandi saat karyawan PT SJS tersebut baru turun dari mobilnya di depan gudang.
"Sepertinya, pelaku sudah merencanakan aksi kekerasan itu. Diduga Hairudin itu membawa parang dari tempat kosnya. Saat ini, pelaku masih dalam pengejaran. Sudah dilakukan penyelidikan ke kosnya dan ke beberapa tempat lainnya, namun belum berhasil ditemukan," ungkap Iptu Ketut Sukadi saat dikonfirmasi NusaBali, Senin kemarin.
Iptu Sukadi mengatakan belum bisa menyimpulkan apa penyebab aksi penganiayaan Satpam terhadap karyawan di PT SJS ini. Namun, dugaan sementara, pelaku Hairudin sakit hati dan dendam terhadap korban Suwandi. Hanya saja, apa pemicunya, juga belum jelas.
Sementara itu, seorang saksi mata yang notabene anggota Satpam di PT SJS, Ahmad, 36, mengaku tidak mengetahui persis apa penyebab insiden penebasan di kantornya itu. Yang jelas, menurut Ahmad, korban Suwandi ditebas menggunakan senjata parang hingga menderita luka berat di atas pergelangan tangan kiri.
Saat kejadian, 1 Desember 2020 pagi pukul 08.00 Wita, saksi Ahmad masuk kerja shift pagi. Dia menggantikan Hairudin, Danru Satpam yang kebagian shift malam. Nah, saat baru tiba di gudang PT SJS, Ahmad melihat Hairudin cekcok mulut dengan korban Suwandi. Tiba-tiba, pelaku Hairudin menghunus senjata parang dan langsung menebas tangan kiri korban Suwandi berkali-kali hingga hancur dan nyaris putus.
Selesai menganiaya korban Suwandi, pelaku Hairudin langsung kabur meninggalkan lokasi TKP. Sejak itu, pelaku Hairudin yang merupakan Satpam terlama di perusahaan pengalenangn ikan tuna tersebut tidak pernah muncul lagi di PT SJS kawasan Pesanggaran, Denpasar Selatan.
Sedangkan korban Suwandi, yang kesehariannya tinggal di Mess PT SJS di Jalan Ikan Tuna III Nomor 3 Pelabuhan Benoa, Denpasar Selatan, kala itu langsung dievakuasi ke RSUP Sanglah Denpasar pasca tersungkur bersimbah darah ditebas Danru Satpam. Menurut Ammad, hingga Senin kemarin korban Suwandi masih dirawat di RSUP Sanglahr. “Akibat luka tebasan itu, tangan kiri Pak Suwandi terancam diamputasi,” jelas Ahmad saat ditemui NusaBali di tempat kerjanya PT SJS, Senin pagi.
"Saya tidak tahu apa sebenarnya masalah di antara mereka. Saya juga tidak tahu dari mana parang yang digunakan Hairudin untuk menebas Pak Suwandi," lanjut Satpam yang tinggal di Jalan Raya Sesetan Gang Lumba-lumba kawasan Suwung Batan Kendal, Denpasar Selatan yang sudah 2 tahun bekerja di PT SJS ini.
Ahmad mengungkapkan, selama 2 tahun bekerja di PT SJS, dirinya tidak mengetahui secara persis permasalahan antara korban Suwandi dan pelaku Hairudin. Mereka selama ini tidak pernah terlihat terlibat keributan. Para karyawan operasional, termasuk korban Suwandi, biasa bekerja sejak pgi pukul 09.00 Wita hingga sore pukul 17.00 Wita. Sedangkan para Satpam bekerja dibagi tiga shift, yakni pagi (1 orang), sore (1 orang), dan malam (1 orang).
Sayangnya, pihak manajemen PT SJS belum bisa dimintai konfirmasinya terkait insiden berdarah ini. Menurut Ahmad, bos PT SJS sedang libur. "Kalau mau detail soal masalah pekerjaan itu, bos yang bisa sampaikan. Tapi, hari ini (kemarin) bos sedang libur. Saya juga tidak pegang nomor teleponnya," kilah Ahmad saat NusaBali minta izin untuk bisa wawancara dengan bos PT SJS.
Sementara, informasi dari sumber di lapangan menyebutkan, aksi penganiayaan yang dilakukan pelaku Hairudin terjadi secara tiba-tiba. Diduga Hairudin sudah lama menaruh dendam kesumat terhadap korban Suwandi. Konon, pelaku Hairudin dendam karena sering dimarahi oleh korban. "Informasinya, pelaku sering mengeluh dimarahi oleh korban. Mungkin dia kesal, makanya berniat menghabisi nyawa korban," ujar sumber tersebut.
Pelaku Hairudin sendiri diduga membawa senjata parang dari tempat kosnya di kawasan Pengambengan, Pesanggaran. Pagi itu, pelaku Hairudin yang notabene Danru Satpam di PT SJS menunggu korban Suwandi masuk kerja di depan gudang. “Nah, saat korban baru tiba, pelaku langsung menyerangnya dengan senjata parang. Karyawan lainnya sempat bertusaha merelai, namun tak berani gegabah, karena pelaku bersenjatakan parang,” katanya.
Sementara itu, Kasubbag Humas RSUP Sanglah, Dewa Ketut Kresna, mengatakan pasien korban penebasan, Suwandi, diterima di rumah sakit, 1 Desember 2020, dengan kondisi luka pada lengan kiri dan punggung kanan. Karena memerlukan penanganan intensif, pasien pun dirawat oleh tim medis yang terdiri dari beberapa dokter.
“Pasien saat diterima dengan luka lengan kiri dan punggung kanan. Pasien sudah dilakukan operasi bedah di bagian dada. Saat ini, pasien dalam keadaan stabil dan di ruang perawatan Wing Amerta,” jelas Dewa Kresna saat dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin. *pol,ind
1
Komentar