Wisatawan Batalkan Liburan di Nusa Penida
SEMARAPURA, NusaBali
Wisatawan Nusantara yang sudah memesan kamar untuk menikmati akhir tahun di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, banyak yang memilih batal berlibur.
Hal ini disebabkan syarat yang memberatkan bagi wisatawan yang melakukan perjalanan dengan transportasi udara wajib menunjukkan surat keterangan negatif uji swab berbasis PCR paling lama 2 x 24 jam sebelum keberangkatan.
Hal ini diakui pemilik penginapan Semabu Hill I Komang Somajaya. Setidaknya ada sekitar lima paket bookingan yang melakukan pembatalan. Karena memberatkan wisatawan adalah tes uji usap (swab) Polymerase Chain Reaction (PCR) pada H-2 sebelum keberangkatan jika ke Bali melalui transportasi udara. "Keberatan dialami wisatawan domestik terutama yang menengah ke bawah. Sudah ada yang cancel booking, sekitar lima paket," ujarnya, Rabu (16/11).
Kata pria yang memiliki dua pengingapan dengan total kamar sebanyak 40 unit ini, menambahkan kewajiban swab tersebut membuat biaya berlibur ke Bali semakin mahal. "Kita kan kedatangan tamu domestik bukan internasional. Seharusnya rapid test seperti penyeberangan laut," katanya.
Somajaya menceritakan, baru membuka penginapan pada awal Desember. Mengingat selama pandemi penginapannya terpaksa tutup karena tidak ada yang menginap. Karyawan pun terpaksa dirumahkan. Penginapan pun mengalami banyak kerugian akibat tidak beroperasi karena harus membayar biaya perawatan, listrik dan pegawai. "Pada akhir tahun ini penginapan di Nusa Penida menyasar wisatawan domestik. Mengingat penerbangan internasional ke Bali belum juga dibuka," katanya.
Somajaya juga berharap 50 persen kamarnya bisa terisi di akhir tahun agar bisa mempekerjakan semua karyawan lagi. *wan
Hal ini diakui pemilik penginapan Semabu Hill I Komang Somajaya. Setidaknya ada sekitar lima paket bookingan yang melakukan pembatalan. Karena memberatkan wisatawan adalah tes uji usap (swab) Polymerase Chain Reaction (PCR) pada H-2 sebelum keberangkatan jika ke Bali melalui transportasi udara. "Keberatan dialami wisatawan domestik terutama yang menengah ke bawah. Sudah ada yang cancel booking, sekitar lima paket," ujarnya, Rabu (16/11).
Kata pria yang memiliki dua pengingapan dengan total kamar sebanyak 40 unit ini, menambahkan kewajiban swab tersebut membuat biaya berlibur ke Bali semakin mahal. "Kita kan kedatangan tamu domestik bukan internasional. Seharusnya rapid test seperti penyeberangan laut," katanya.
Somajaya menceritakan, baru membuka penginapan pada awal Desember. Mengingat selama pandemi penginapannya terpaksa tutup karena tidak ada yang menginap. Karyawan pun terpaksa dirumahkan. Penginapan pun mengalami banyak kerugian akibat tidak beroperasi karena harus membayar biaya perawatan, listrik dan pegawai. "Pada akhir tahun ini penginapan di Nusa Penida menyasar wisatawan domestik. Mengingat penerbangan internasional ke Bali belum juga dibuka," katanya.
Somajaya juga berharap 50 persen kamarnya bisa terisi di akhir tahun agar bisa mempekerjakan semua karyawan lagi. *wan
Komentar