Petugas Binatu hingga Kebersihan Dapat Insentif
Apresiasi Tenaga Penunjang Penanganan Covid-19
Insentif yang diterima berkisar Rp 400 ribu hingga Rp 2,5 juta per bulan. Dan dirapel tiga bulan sekaligus.
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng melalui Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Buleleng masih memproses pencairan insentif untuk tenaga penunjang penanganan Covid-19 di RSUD Buleleng. Sebanyak 50 orang tenaga penunjang yang berkontribusi dalam penanganan pasien Covid-19 di RSUD Buleleng diajukan mendapatkan intensif atas jasa mereka.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, Rabu (16/12), mengatakan saat ini insentif tenaga penunjang sedang dalam proses kelengkapan administrasi. Pencairan yang menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Kabupaten Buleleng dipastikan akan cair sebelum akhir tahun ini. Tenaga penunjang yang dimaksudkan diantara seperti cleaning service (kebersihan), pembawa spesimen, binatu (laundry) dan tenaga non medis lainnya.
“Sudah diajukan oleh RSUD Buleleng berapa penerima dan berapa besarannya masing-masing, saat ini tinggal proses kelengkapan administrasi saja, kebutuhannya disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan Peraturan Bupati yang mengatur tentang hal tersebut,” jelas Suyasa yang juga Sekda Buleleng itu.
Insentif tenaga pendukung penanganan Covid-19 diberikan sesuai dengan ketentuan pemerintah pusat. Mereka yang memiliki potensi tertular cukup tinggi hampir menyamai tenaga medis dibijaksanai pemerintah untuk mendapatkan intensif.
Intensif tenaga penunjang pun ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Sedangkan untuk tenaga kesehatan sudah ditanggung APBN. Menurut Suyasa penerimaan intensif tenaga penunjang masing-masing orang berbeda. Hal itu disesuaikan dengan pola penghitungan yang sudah ditetapkan. “Akan tidak sama nilai yang mereka terima antara satu tenaga penunjang dengan yang lainnya. nilainya dihitung berapa kali mereka kerja, berapa kali keluar masuk ruangan isolasi, itu dihitung rinci dan sudah diatur dalam peraturan bupati,” ungkap birokrat asal Tejakula ini.
Sedangkan Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha dikonfirmasi terpisah mengatakan RSUD Buleleng terkait intensif tenaga penunjang mengajukan anggaran sebesar Rp 160 juta. Intensif itu akan diberikan kepada 50 orang tenaga penunjang penanganan pasien Covid-19 di RSUD Buleleng. “Masing-masing orang berbeda-beda jumlah yang akan diterima, dari hitung-hitungan kami berkisar dari Rp 400 ribu sampai Rp 2,5 juta per orang per bulan. Anggaran yang kami ajukan dirapel nanti untuk tiga bulan,” jelas Dirut Arya Nugraha.
Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng pada Rabu (16/12) ditemukan 10 kasus konfirmasi baru. Kasus tersebut tersebar 2 orang dari Kecamatan Gerokgak, 4 orang dari Kecamatan Buleleng, 3 orang dari Kecamatan Seririt dan 1 orang lainnya dari Kecamatan Busungbiu. Selain itu Satgas Penangana Covid-19 Buleleng juga mencatat 7 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Lima orang di antaranya dari Kecamatan Seriirt, 1 orang masing-masing dari Kecamatan Buleleng dan Sukasada.
Data Covid-19 yang masih dinamis di Buleleng membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif berjumlah 1.262 orang. Sebanyak 1.131 orang di antaranya dinyatakan sembuh, 63 orang meninggal dunia dan 68 orang sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit maupun karantina hotel yang disiapkan pemerintah. *k23
Pemkab Buleleng melalui Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Buleleng masih memproses pencairan insentif untuk tenaga penunjang penanganan Covid-19 di RSUD Buleleng. Sebanyak 50 orang tenaga penunjang yang berkontribusi dalam penanganan pasien Covid-19 di RSUD Buleleng diajukan mendapatkan intensif atas jasa mereka.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng Gede Suyasa, Rabu (16/12), mengatakan saat ini insentif tenaga penunjang sedang dalam proses kelengkapan administrasi. Pencairan yang menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) Kabupaten Buleleng dipastikan akan cair sebelum akhir tahun ini. Tenaga penunjang yang dimaksudkan diantara seperti cleaning service (kebersihan), pembawa spesimen, binatu (laundry) dan tenaga non medis lainnya.
“Sudah diajukan oleh RSUD Buleleng berapa penerima dan berapa besarannya masing-masing, saat ini tinggal proses kelengkapan administrasi saja, kebutuhannya disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan Peraturan Bupati yang mengatur tentang hal tersebut,” jelas Suyasa yang juga Sekda Buleleng itu.
Insentif tenaga pendukung penanganan Covid-19 diberikan sesuai dengan ketentuan pemerintah pusat. Mereka yang memiliki potensi tertular cukup tinggi hampir menyamai tenaga medis dibijaksanai pemerintah untuk mendapatkan intensif.
Intensif tenaga penunjang pun ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Sedangkan untuk tenaga kesehatan sudah ditanggung APBN. Menurut Suyasa penerimaan intensif tenaga penunjang masing-masing orang berbeda. Hal itu disesuaikan dengan pola penghitungan yang sudah ditetapkan. “Akan tidak sama nilai yang mereka terima antara satu tenaga penunjang dengan yang lainnya. nilainya dihitung berapa kali mereka kerja, berapa kali keluar masuk ruangan isolasi, itu dihitung rinci dan sudah diatur dalam peraturan bupati,” ungkap birokrat asal Tejakula ini.
Sedangkan Dirut RSUD Buleleng dr Putu Arya Nugraha dikonfirmasi terpisah mengatakan RSUD Buleleng terkait intensif tenaga penunjang mengajukan anggaran sebesar Rp 160 juta. Intensif itu akan diberikan kepada 50 orang tenaga penunjang penanganan pasien Covid-19 di RSUD Buleleng. “Masing-masing orang berbeda-beda jumlah yang akan diterima, dari hitung-hitungan kami berkisar dari Rp 400 ribu sampai Rp 2,5 juta per orang per bulan. Anggaran yang kami ajukan dirapel nanti untuk tiga bulan,” jelas Dirut Arya Nugraha.
Sementara itu perkembangan kasus Covid-19 di Buleleng pada Rabu (16/12) ditemukan 10 kasus konfirmasi baru. Kasus tersebut tersebar 2 orang dari Kecamatan Gerokgak, 4 orang dari Kecamatan Buleleng, 3 orang dari Kecamatan Seririt dan 1 orang lainnya dari Kecamatan Busungbiu. Selain itu Satgas Penangana Covid-19 Buleleng juga mencatat 7 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Lima orang di antaranya dari Kecamatan Seriirt, 1 orang masing-masing dari Kecamatan Buleleng dan Sukasada.
Data Covid-19 yang masih dinamis di Buleleng membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif berjumlah 1.262 orang. Sebanyak 1.131 orang di antaranya dinyatakan sembuh, 63 orang meninggal dunia dan 68 orang sisanya masih menjalani perawatan di rumah sakit maupun karantina hotel yang disiapkan pemerintah. *k23
Komentar