Kafe di Sekitar Terminal Dikeluhkan
Kafe di sekitar Terminal Mengwi beroperasi hingga dini hari mengundang keluhan warga. Bupati Giri Prasta menginstruksikan Satpol PP untuk bertindak.
MANGUPURA, NusaBali
Sejumlah kafe di kawasan Mengwitani, tepatnya di seputaran Terminal Mengwi, belakangan kerap jadi sorotan. Masyarakat setempat mengeluhkan keberadaan kafe di sana, karena kafe tersebut beroperasi hingga dini hari.
Atas keluhan masyarakat tersebut, Bendesa Adat Mengwitani I Putu Wendra mengadukan langsung keluhan atas beroperasinya kafe remang-remang di wilayahnya kepada Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Pada acara penyerahan bantuan dana hibah yang dilaksanakan, Minggu (6/11) di depan Pura Desa lan Puseh, Desa Adat Mengwitani, Wendra juga menyampaikan secara terbuka kepada bupati. Dia meminta agar pemerintah mengambil tindakan tegas.
Berdasarkan pantauan NusaBali, Senin (7/11), setidaknya ada tiga kafe di sepanjang jalan menuju Terminal Mengwi. Saat siang memang nyaris tidak ada aktivitas berarti. Sebab kafe-kafe ini beroperasi malam hari. Wendra kepada bupati menyatakan, ada beberapa kafe di sekitar Terminal Mengwi. Namun pihaknya tidak ada kewenangan untuk menindak. “Untuk itu kami berharap bapak bupati dapat menyikapinya,” harapnya.
Beroperasinya kafe-kafe tersebut, menurut Wendra telah memberikan dampak kurang baik terhadap masyarakat, khususnya anak-anak remaja. Kalau tidak segera ditindak, dirinya khawatir pengaruh negatif akan semakin meluas.
“Kami sekali lagi berharap pemerintah mengambil langlah-langkah, karena masyarakat mengeluhkan keberadaan kafe di sana (kawasan Terminal Mengwi, Red),” imbuh Wendra. Menurut dia, ada sekitar lima kafe yang beroperasi di kawasan terminal. Bupati Giri Prasta berjanji segera menindaklanjuti keluhan ini. “Saya akan minta Satpol PP untuk segera menindak,” tegas pejabat asal Plaga, Kecamatan Petang, itu.
Diungkapkannya, daerah Blumbungan, Kecamatan Abiansemal, yang selama ini dikenal sebagai sarangnya kafe remang-remang kini sudah dibersihkan. Penutupan belasan kafe remang-remang di Blumbungan tersebut juga atas keluhan masyarakat yang disampaikan oleh pihak desa.
Bupati Giri Prasta juga berharap masyarakat berperan aktif dan peduli. Caranya dengan tidak menyediakan tempat bagi beroperasinya kafe remang-remang. “Peran serta masyarakat dibutuhkan dalam memerangi penyakit sosial,” tandasnya. asa
Atas keluhan masyarakat tersebut, Bendesa Adat Mengwitani I Putu Wendra mengadukan langsung keluhan atas beroperasinya kafe remang-remang di wilayahnya kepada Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta. Pada acara penyerahan bantuan dana hibah yang dilaksanakan, Minggu (6/11) di depan Pura Desa lan Puseh, Desa Adat Mengwitani, Wendra juga menyampaikan secara terbuka kepada bupati. Dia meminta agar pemerintah mengambil tindakan tegas.
Berdasarkan pantauan NusaBali, Senin (7/11), setidaknya ada tiga kafe di sepanjang jalan menuju Terminal Mengwi. Saat siang memang nyaris tidak ada aktivitas berarti. Sebab kafe-kafe ini beroperasi malam hari. Wendra kepada bupati menyatakan, ada beberapa kafe di sekitar Terminal Mengwi. Namun pihaknya tidak ada kewenangan untuk menindak. “Untuk itu kami berharap bapak bupati dapat menyikapinya,” harapnya.
Beroperasinya kafe-kafe tersebut, menurut Wendra telah memberikan dampak kurang baik terhadap masyarakat, khususnya anak-anak remaja. Kalau tidak segera ditindak, dirinya khawatir pengaruh negatif akan semakin meluas.
“Kami sekali lagi berharap pemerintah mengambil langlah-langkah, karena masyarakat mengeluhkan keberadaan kafe di sana (kawasan Terminal Mengwi, Red),” imbuh Wendra. Menurut dia, ada sekitar lima kafe yang beroperasi di kawasan terminal. Bupati Giri Prasta berjanji segera menindaklanjuti keluhan ini. “Saya akan minta Satpol PP untuk segera menindak,” tegas pejabat asal Plaga, Kecamatan Petang, itu.
Diungkapkannya, daerah Blumbungan, Kecamatan Abiansemal, yang selama ini dikenal sebagai sarangnya kafe remang-remang kini sudah dibersihkan. Penutupan belasan kafe remang-remang di Blumbungan tersebut juga atas keluhan masyarakat yang disampaikan oleh pihak desa.
Bupati Giri Prasta juga berharap masyarakat berperan aktif dan peduli. Caranya dengan tidak menyediakan tempat bagi beroperasinya kafe remang-remang. “Peran serta masyarakat dibutuhkan dalam memerangi penyakit sosial,” tandasnya. asa
Komentar