Masyarakat Bakbakan Dilatih Literasi Media
GIANYAR, NusaBali
Masyarakat Desa Bakbakan, Kecamatan Gianyar dilatih literasi Media, Jumat (18/12).
Pelatihan menghadirkan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Universitas Dwijendra, Denpasar I Wayan Kotaniartha. Pelatihan ini serangkaian kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi bidang Pengabdian Masyarakat di desa setempat.
Kotaniartha menilai peran media sosial (medsos) di masa pandemi Covid-19 meningkat tajam. Hampir seluruh masyarakat mengakses medsos. Di sisi lain, dampak medsos belum dipahami secara optimal oleh masyarakat.
Dia mengakui, gempuran informasi lewat berbagai media hingga medsos menjadi fokus kegiatan Fikom Universitas Dwijendra. Sehingga masyarakat terutama generasi muda di pedesaan punya daya kritis terhadap informasi yang diterima. "Bisa dibayangkan jika rumor yang berkembang menyebar dan membuat kecemasan di masyarakat. Sebaliknya, kecemasan berkembang menjadi rumor. Simpang siur informasi seperti itu memang tak terelakkan," ujarnya.
Menurutnya, setiap informasi semestinya bernilai pendidikan dan memberikan pencerahan masyarakat. Oleh karena itru, literasi media ini penting bagi masyarakat pedesaan yang setiap hari menerima gempuran informasi lewat berbagai media. Setelah pelatihan ini, masyarakat dapat memilih berita yang memiliki validitas yang cukup. ‘’Bukan berita palsu ataupun informasi yang disebarkan tanpa sumber yang jelas,” papar Kotaniartha.
Rektor Universitas Dwijendra Gede Sedana menambahkan, kegiatan seperti ini merupakan kewajiban universitas. Sehingga kegiatan kuliah, mengajar, penelitian hingga pengabdian masyarakat bisa berjalan dengan baik. Universitas sedapat mungkin selalu menyatu dengan masyarakat. Apapun kebutuhan masyarakat secara keilmuan bisa dipenuhi kampus. Kerjasama antara pihak pemerintahan desa dan kampus juga menjadi salah satu fokus dalam melaksanakan program Kampus Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Jelas dia, Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil dan butuhkan di dunia kerja. Mahasiswa akan diajak untuk belajar cara hidup di masyarakat. “Mahasiswa diajak secara dini mengetahui lingkungan dan bermasyarakat seperti kegiatan bakti sosial dalam upaya mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi dan Kampus Merdeka Belajar,” terang Gede Sedana.
Perbekel Desa Bakbakan Gede Ari Indra Wangsa Waisnawa mengatakan pemerintahan desa masih membutuhkan berbagai kajian keilmuan tentang tata kelola pemerintahan, pertanian hingga pariwisata. Kerjasama kampus dan desa merupakan hal penting dalam mewujudkan pembangunan desa. ‘’Kegiatan semacam ini sangat diharapkan masyarakat dan diharapkan rutin setiap tahun,’’ jelasnya.
Kegiatan bakti sosial Fikom diikuti 25 mahasiswa dari perwakilan BEM Universitas Dwijendra, siswa SMK PGRI 2 Gianyar hingga masyarakat Desa Bakbakan. Kegiatan sehari tersebut diisi bersih-bersih di areal Kantor Desa Bakbakan, penanaman pohon, pelatihan tata rias, dan Literasi Media bagi siswa. *nvi
Kotaniartha menilai peran media sosial (medsos) di masa pandemi Covid-19 meningkat tajam. Hampir seluruh masyarakat mengakses medsos. Di sisi lain, dampak medsos belum dipahami secara optimal oleh masyarakat.
Dia mengakui, gempuran informasi lewat berbagai media hingga medsos menjadi fokus kegiatan Fikom Universitas Dwijendra. Sehingga masyarakat terutama generasi muda di pedesaan punya daya kritis terhadap informasi yang diterima. "Bisa dibayangkan jika rumor yang berkembang menyebar dan membuat kecemasan di masyarakat. Sebaliknya, kecemasan berkembang menjadi rumor. Simpang siur informasi seperti itu memang tak terelakkan," ujarnya.
Menurutnya, setiap informasi semestinya bernilai pendidikan dan memberikan pencerahan masyarakat. Oleh karena itru, literasi media ini penting bagi masyarakat pedesaan yang setiap hari menerima gempuran informasi lewat berbagai media. Setelah pelatihan ini, masyarakat dapat memilih berita yang memiliki validitas yang cukup. ‘’Bukan berita palsu ataupun informasi yang disebarkan tanpa sumber yang jelas,” papar Kotaniartha.
Rektor Universitas Dwijendra Gede Sedana menambahkan, kegiatan seperti ini merupakan kewajiban universitas. Sehingga kegiatan kuliah, mengajar, penelitian hingga pengabdian masyarakat bisa berjalan dengan baik. Universitas sedapat mungkin selalu menyatu dengan masyarakat. Apapun kebutuhan masyarakat secara keilmuan bisa dipenuhi kampus. Kerjasama antara pihak pemerintahan desa dan kampus juga menjadi salah satu fokus dalam melaksanakan program Kampus Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Jelas dia, Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil dan butuhkan di dunia kerja. Mahasiswa akan diajak untuk belajar cara hidup di masyarakat. “Mahasiswa diajak secara dini mengetahui lingkungan dan bermasyarakat seperti kegiatan bakti sosial dalam upaya mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi dan Kampus Merdeka Belajar,” terang Gede Sedana.
Perbekel Desa Bakbakan Gede Ari Indra Wangsa Waisnawa mengatakan pemerintahan desa masih membutuhkan berbagai kajian keilmuan tentang tata kelola pemerintahan, pertanian hingga pariwisata. Kerjasama kampus dan desa merupakan hal penting dalam mewujudkan pembangunan desa. ‘’Kegiatan semacam ini sangat diharapkan masyarakat dan diharapkan rutin setiap tahun,’’ jelasnya.
Kegiatan bakti sosial Fikom diikuti 25 mahasiswa dari perwakilan BEM Universitas Dwijendra, siswa SMK PGRI 2 Gianyar hingga masyarakat Desa Bakbakan. Kegiatan sehari tersebut diisi bersih-bersih di areal Kantor Desa Bakbakan, penanaman pohon, pelatihan tata rias, dan Literasi Media bagi siswa. *nvi
1
Komentar