Jelang Tahun Baru, Pesanan Arak Meningkat
AMLAPURA, NusaBali
Jelang perayaan malam tahun baru 2021, pesanan arak naik 100 persen. Hari biasa rata-rata penjualan 30 liter per hari, kali ini mencapai 60 liter per hari.
Namun kenaikan pesanan ini tak dibarengi dengan kenaikan harga. Pengepul arak, I Komang Budiarta, mengatakan harga arak tergantung kadar alkoholnya. Per 30 liter harganya Rp 600.000 hingga Rp 900.000. “Keuntungan yang saya dapatkan juga naik karena volume penjualan naik,” ungkap Komang Budiarta di Banjar Pungutan, Desa Tri Eka Bhuana, Kecamatan Sidemen, Karangasem, Minggu (20/12).
Komang Budiarta mengaku tidak akan kehabisan stok arak karena tiap hari mengumpulkan arak. Justru arak yang produksinya lama dan telah masuk stok hingga 1 minggu, harganya naik dan kualitasnya meningkat, rasa arak juga lebih nikmat. Menurutnya, tidak sulit mendapatkan arak karena di Desa Tri Eka Bhuana rata-rata warganya sebagai perajin arak. Perajin pengolahan nira sebanyak 470 unit usaha, tiap unit usaha mempekerjakan 4 orang. Sedangkan di Kecamatan Sidemen ada 763 unit usaha pengolahan nira yang menghasilkan arak tersebar di 4 desa yakni Desa Sidemen sebanyak 5 unit usaha, Desa Telaga Tawang sebanyak 200 unit usaha, Desa Talibeng sebanyak 88 unit usaha, dan Desa Tri Eka Bhuana sebanyak 470 unit usaha.
Sedangkan di Karangasem terdapat 1.165 unit usaha pengolahan nira jadi arak dengan mempekerjakan 1.884 tenaga kerja. Pengepul arak, I Nengah Warta, juga mengakui penjualan arak meningkat 100 persen. “Saya cukup mendapatkan arak di sekitar Desa Tri Eka Bhuana, sebab setiap rumah tangga di sini sebagai perajin arak,” kata Nengah Warta.
Tak hanya jelang tahun baru, menurutnya penjualan arak meningkat sejak pandemi Covid-19. Sebab minum arak diyakini mampu mencegah penularan Covid-19 karena mampu meningkatkan imun tubuh. Tetapi perajin minuman arak I Ketut Mustika dari Banjar Pungutan, Desa Tri Eka Bhuana, Kecamatan Sidemen mengaku tidak mampu meningkatkan produksinya. Sebab siklus memproduksi arak telah dipatok selama 4 hari. Sebanyak 80 liter air nira yang diolah selama 4 hari menghasilkan sekitar 10 liter arak. “Saya jual arak Rp 50.000 per liter,” ungkap Ketut Mustika.
Hal senada juga dilontarkan I Nengah Suata saat dihubungi di lokasi memproduksi arak. Dia memproduksi arak berbahan air nira 80 liter menghasilkan 10 liter arak per 4 hari. “Saya memproduksi arak mulai dari memanjat pohon kelapa, menyadap tuak, hingga terkumpul 80 liter nira lalu disuling hingga menghasilkan arak. Semua itu prosesnya selama 4 hari,” katanya. k16
Komentar