Buku Suara Tepi Hati Catatan Kecil 9 Perempuan Siap Diluncurkan
SINGARAJA, NusaBali
Sebuah buku berjudul ‘Suara Tepi Hati’, Catatan Kecil 9 Perempuan, siap diluncurkan bertepatan dengan Hari Ibu, Selasa (22/12).
Buku ini menghadirkan 9 perempuan muda Bali yang menceritakan pengalamannya saat mengalami masa transisi dan proses transformasi dari perempuan lajang menjadi seorang ibu. Seluruh cerita yang disampaikan dengan bahasa yang ringan diterbitkan untuk menjadi refleksi dan inspirasi kaum perempuan yang sedang berjuang. Mereka memahami dan menjalani ujian kehidupan serta merujudkan impian.
Inisiator sekaligus koordinator Sembilan Perempuan, Putu Ayu Sutaningrat Puspa Dewi, Minggu (20/12), menjelaskan awal projec sembilan perempuan ini diawal sejak Juni 2020. Dia sebelumnya memang sudah mengamati perempuan di sekitarnya yang memiliki energi sama. Dari diskusi dan obrolan mereka akhirnya ditarik benang merah sebuah mengenai pendokumentasian masa transisi dan proses transformasi sembilan perempuan. “Kami memutuskan untuk mendokumentasikannya melalui buku selain ingin berbagi kepada perempuan lain juga sebagai ruang dengar yang aman. Karena selama ini sebagian besar perempuan di Bali khususnya tidak berani mencetuskan prinsip, pandangan dan keputusan mereka yang seringkali terganjal sistem dan budaya keluarga maupun masyarakat di sekitranya,” jelas Konsultan dan Praktisi Pendidikan ini. Memiliki pemikiran dan energi yang sama, Puspa pun akhirnya menggait sejumlah teman perempuan dari berbagai latar belakang.
Mereka diantaranya Ni Luh Putu Mustika Praptiwi seorang ASN, Kadek Ridoi Rahayu yang kesehariannya seorang praktisi kesehatan masyarakat, Putu Mariati Kaman Dewi seorang dokter gigi, Wangsa Ayu Vidya Loka, psikolog klinis, AAA Rahadiani Cwari seorang praktisi hotel, Iska Novi Udayani seorang dokter umum, Putu Norma Astyari pegiat pengembangan SDM dan I Gusti Ayu Agung Istri Sari Dewi seorang dosen yang juga pengusaha.
Buku terbitan Mahima Institute ini pun menggandeng sastrawan dan dosen kondang Kadek Sonia Piscayanti sebagai mentor sekaligus editor buku. “Kami memilih peluncuran mengambil momentum Hari Ibu, 22 Desember 2020. Karena bertepatan dengan peringatan sejarah Kongres Perempuan pertama di Indonesia tahun 1928,” jelas dia.
Sonia mengatakan buku sembilan perempuan yang merupakan ungkapan suara hati perempuan bisa menjadi konstelasi titik-titik perjuangan perempuan yang saling terhubung satu sama lain, dari generasi ke generasi, dari zaman ke zaman. Menurut Dosen Bahasa Inggris Undiksha Singaraja ini buku Suara Tepi Hati menjadi buku penting karena mengandung catatan dan refleksi. Hal itu pu dapat menginspirasi perempuan yang sedang berjuang menjalani ujian kehidupan dan upaya mewujudkan harapan serta impian.
“Semua pengalaman dan ceritanya berbeda disampaikan dengan bahasa yang sangat ringan. Saat dibaca kamu seperti menemukan diri kamu di dalam buku itu. Seperti oh ini aku banget,” katanya. Sonia pun menyebut buku itu adalah 9 energi yang menyatu dan dibagi untuk menemani serta menyemangati setiap pembacanya. Harapannya seluruh perempuan senantiasa bersuara, berdaya dan berkarya. “Ini dapat menjadi awal yang baik untuk menjadikan dari sembilan perempuan menjadi puluhan, ratusan bahkan ribuan perempuan untuk menyuarakan iis hati melalui tulisan,” tutup dia. *k23
Komentar