Terkikis Abrasi, Jalan Desa Nyaris Putus
Abrasi ini juga ‘membangkitkan' tulang belulang eks PKI di sebelah timur Setra Desa Pakraman Yehembang.
NEGARA, NusaBali
Abrasi Pantai Yehembang di Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana semakin mengkhwatirkan. Setelah memporakporandakan senderan pengaman pantai, abrasi yang semakin parah di dekat Setra Desa Pakraman Yehembang semakin mendekati jalan desa.
Jalan desa yang terancam putus akibat abrasi itu merupakan akses menuju Setra Desa Pakraman Yehembang. Sekaligus akses alternatif menuju areal parkiran Pura Dang Kahyangan Rambutsiwi. Sisa jarak antara bibir pantai dengan jalan tidak lebih dari satu meter. Bahkan, abrasi yang ‘membangkitkan' tulang belulang eks PKI di sebelah timur setra setempat, hanya tersisa sekitar 15 centimer dengan jalan tersebut.
Warga sekitar, Ketut Naya mengatakan, abrasi sudah meluas sejak setahun lalu. Abrasi sudah menghancurkan pengaman pantai sepanjang sekitar 300 meter di pantai setempat. Selain menghancurkan senderan, abrasi juga sudah sempat menerjang bangunan warung semi permanen serta beberapa tempat hewan ternak milik warga di pingigiran pantai. “Dulu biasa naruh bebek sama babi di pinggir pantai. Tetapi sekarang kondisinya sudah hancur,” kisahnya, Rabu (8/11).
Jika tidak segera ditangani, ia menyakini abrasi semakin ganas ini dan akan menggerus jalan desa. Diprediksi, jalan itu sudah akan mulai terkikis gelombang pasang saat Tilem maupun Purnama yang akan datang. “Harus segera tangani,” ujarnya. Sementara Perbekel Yehembang, Made Semadi mengaku sudah berulangkali mengkoordinasikan masalah penanganan abrasi itu. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jembrana yang diberikan laporan masalah abrasi, dipastikan sudah melanjutkan koordinasi dengan pihak yang berwenang dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida serta langsung ke Pemerintah Pusat itu.
Tetapi, sambungnya, kemungkinan karena keterbatasan anggaran atau pertimbangan lainnya, abrasi di wilayahnya belum tertangani. “Sambil menungu bantuan, sebenarnya kami bersama warga bergotong-royong memasang tanggul sementara, dengan karung pasir dan pengurugan. Harapan kami, ya mudah-mudahan dapat segera ditangani lebih permanen,” harapnya. ode
Jalan desa yang terancam putus akibat abrasi itu merupakan akses menuju Setra Desa Pakraman Yehembang. Sekaligus akses alternatif menuju areal parkiran Pura Dang Kahyangan Rambutsiwi. Sisa jarak antara bibir pantai dengan jalan tidak lebih dari satu meter. Bahkan, abrasi yang ‘membangkitkan' tulang belulang eks PKI di sebelah timur setra setempat, hanya tersisa sekitar 15 centimer dengan jalan tersebut.
Warga sekitar, Ketut Naya mengatakan, abrasi sudah meluas sejak setahun lalu. Abrasi sudah menghancurkan pengaman pantai sepanjang sekitar 300 meter di pantai setempat. Selain menghancurkan senderan, abrasi juga sudah sempat menerjang bangunan warung semi permanen serta beberapa tempat hewan ternak milik warga di pingigiran pantai. “Dulu biasa naruh bebek sama babi di pinggir pantai. Tetapi sekarang kondisinya sudah hancur,” kisahnya, Rabu (8/11).
Jika tidak segera ditangani, ia menyakini abrasi semakin ganas ini dan akan menggerus jalan desa. Diprediksi, jalan itu sudah akan mulai terkikis gelombang pasang saat Tilem maupun Purnama yang akan datang. “Harus segera tangani,” ujarnya. Sementara Perbekel Yehembang, Made Semadi mengaku sudah berulangkali mengkoordinasikan masalah penanganan abrasi itu. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jembrana yang diberikan laporan masalah abrasi, dipastikan sudah melanjutkan koordinasi dengan pihak yang berwenang dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida serta langsung ke Pemerintah Pusat itu.
Tetapi, sambungnya, kemungkinan karena keterbatasan anggaran atau pertimbangan lainnya, abrasi di wilayahnya belum tertangani. “Sambil menungu bantuan, sebenarnya kami bersama warga bergotong-royong memasang tanggul sementara, dengan karung pasir dan pengurugan. Harapan kami, ya mudah-mudahan dapat segera ditangani lebih permanen,” harapnya. ode
1
Komentar