Longsor dan Pohon Tumbang Terjang Petang
Masyarakat dan pengguna jalan diharap hati-hati melintas di titik jalan longsor. Lokasi tanah longsor kemarin sore hanya berjarak sekitar 10 meter dari kejadian serupa pada 2014 lalu.
MANGUPURA, NusaBali
Wilayah Kecamatan Petang kembali diterjang bencana longsor dan pohon tumbang, Selasa (8/11) kala hujan deras mengguyur kawasan tersebut sekitar pukul 14.00 Wita. Beruntung bencana tersebut tak menimbulkan korban jiwa.
Camat Petang Gusti Putu Ariawan, saat dikonfimasi NusaBali, Selasa malam, membenarkan terjadinya bencana longsor dan pohon tumbang tersebut. Dikatakan, pohon tumbang terjadi sedikitnya di lima titik, yakni di kawasan Tukad Ngongkong, di objek wisata rafting Desa Petang dan di Banjar Kerta, Petang. “Yang di Banjar Kerta itu pohon bambu yang tumbang, tapi sudah kami evakuasi bersama tim dari BPBD dan aparat terkait,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Sementara untuk longsor terjadi di ruas jalan protokol Denpasar – Petang, tepatnya di Banjar Angantiga, Desa Petang. Menurut Ariawan, titik longsor kali ini tak jauh dari lokasi longsor tahun 2014 lalu yang saat itu menelan korban jiwa, yakni mandor proyek bernama I Gede Sudira, 40, warga Desa Suci, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Bahkan longsor kali ini hanya berjarak kira-kira 10 meter saja dari lokasi longsor pertama.
Pihaknya khawatir terjadi guyuran hujan lagi, mengingat di lokasi tanahnya relatif labil dan rawan terjadi longsor susulan. “Tadi kami sudah minta kepada aparat kepolisian memasang garis polisi di lokasi, sebagai tanda agar pengendara lebih hati-hati. Karena rawan longsor susulan,” ucapnya. Atas kejadian ini Ariawan mengaku akan segera berkoordinasi dengan aparat terkait, baik dengan Dinas Marga dan Pengairan (BMP) Badung maupun dengan pihak Pemprov Bali.
Hal senada juga disampaikan Perbekel Desa Petang Wayan Suryantara melalui sambungan telepon, Selasa malam. Pada NusaBali, pihaknya mengatakan bila tidak segera diambil langkah-langkah khawatir terjadi pengikisan badan jalan, karena dari badan jalan hanya berjarak sekitar 2 meter saja. “Dari badan jalan itu (longsor) hanya sekitar 2 sampai 2,5 meter saja, sedangkan kalau lokasi longsor pertama kira 8-10 meter,” tuturnya. Untuk kedalaman tanah yang tergerus karena longsor berkisar belasan meter.
Suryantara juga khawatir tanah tergerus semakin parah, pasalnya hujan masih terus mengguyur wilayah setempat. Terlebih juga terdapat saluran irigasi milik Subak Batu Lantang yang berada di titik longsor. “Kami harapkan ada penanganan segera, karena ini sangat membahayakan. Apalagi berada di jalur protokol,” katanya. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat dan pengguna jalan, agar lebih berhati-hati melintas di titik jalan longsor karena sangat membahayakan.
Pada bagian lain, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung AA Rai Adnyana juga membenarkan terjadinya bencana longsor dan pohon tumbang di Petang. Dia mengaku sudah mengambil langkah-langkah penanganan, terutama terhadap pohon tumbang yang menutup badan jalan.
“Kami catat di Petang itu ada di beberapa titik. Termasuk longsor yang terjadi di Banjar Angantiga, Desa Petang,” ucap Adnyana sembari mengungkapkan selain di wilayah Kecamatan Petang, bencana pohon tumbang juga terjadi Banjar Tuka, Desa Dalung, Kecamatan Mengwi. asa
Camat Petang Gusti Putu Ariawan, saat dikonfimasi NusaBali, Selasa malam, membenarkan terjadinya bencana longsor dan pohon tumbang tersebut. Dikatakan, pohon tumbang terjadi sedikitnya di lima titik, yakni di kawasan Tukad Ngongkong, di objek wisata rafting Desa Petang dan di Banjar Kerta, Petang. “Yang di Banjar Kerta itu pohon bambu yang tumbang, tapi sudah kami evakuasi bersama tim dari BPBD dan aparat terkait,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Sementara untuk longsor terjadi di ruas jalan protokol Denpasar – Petang, tepatnya di Banjar Angantiga, Desa Petang. Menurut Ariawan, titik longsor kali ini tak jauh dari lokasi longsor tahun 2014 lalu yang saat itu menelan korban jiwa, yakni mandor proyek bernama I Gede Sudira, 40, warga Desa Suci, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Bahkan longsor kali ini hanya berjarak kira-kira 10 meter saja dari lokasi longsor pertama.
Pihaknya khawatir terjadi guyuran hujan lagi, mengingat di lokasi tanahnya relatif labil dan rawan terjadi longsor susulan. “Tadi kami sudah minta kepada aparat kepolisian memasang garis polisi di lokasi, sebagai tanda agar pengendara lebih hati-hati. Karena rawan longsor susulan,” ucapnya. Atas kejadian ini Ariawan mengaku akan segera berkoordinasi dengan aparat terkait, baik dengan Dinas Marga dan Pengairan (BMP) Badung maupun dengan pihak Pemprov Bali.
Hal senada juga disampaikan Perbekel Desa Petang Wayan Suryantara melalui sambungan telepon, Selasa malam. Pada NusaBali, pihaknya mengatakan bila tidak segera diambil langkah-langkah khawatir terjadi pengikisan badan jalan, karena dari badan jalan hanya berjarak sekitar 2 meter saja. “Dari badan jalan itu (longsor) hanya sekitar 2 sampai 2,5 meter saja, sedangkan kalau lokasi longsor pertama kira 8-10 meter,” tuturnya. Untuk kedalaman tanah yang tergerus karena longsor berkisar belasan meter.
Suryantara juga khawatir tanah tergerus semakin parah, pasalnya hujan masih terus mengguyur wilayah setempat. Terlebih juga terdapat saluran irigasi milik Subak Batu Lantang yang berada di titik longsor. “Kami harapkan ada penanganan segera, karena ini sangat membahayakan. Apalagi berada di jalur protokol,” katanya. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat dan pengguna jalan, agar lebih berhati-hati melintas di titik jalan longsor karena sangat membahayakan.
Pada bagian lain, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung AA Rai Adnyana juga membenarkan terjadinya bencana longsor dan pohon tumbang di Petang. Dia mengaku sudah mengambil langkah-langkah penanganan, terutama terhadap pohon tumbang yang menutup badan jalan.
“Kami catat di Petang itu ada di beberapa titik. Termasuk longsor yang terjadi di Banjar Angantiga, Desa Petang,” ucap Adnyana sembari mengungkapkan selain di wilayah Kecamatan Petang, bencana pohon tumbang juga terjadi Banjar Tuka, Desa Dalung, Kecamatan Mengwi. asa
Komentar