Dalami Unsur Kelalaian, 7 Saksi Diperiksa
Polisi masih mendalami musibah kecelakaan Boat Gayatri 1 yang terjadi di perairan sebelah timur Pulau Serangan, Denpasar Selatan, Senin (7/11) pagi.
Kecelakaan Boat di Serangan, Saksi Sebut Tak Ada Pelampung
DENPASAR, NusaBali
Walau telah memeriksa sejumlah saksi, namun polisi belum menetapkan siapa tersangka dalam kecelakaan laut yang menyebabkan tiga orang tewas itu.
Kasat Pol Air Polresta Denpasar, Kompol I Ketut Suparta mengatakan sehari pasca insiden kecelakaan laut tersebut, pihaknya sudah memeriksa 7 saksi di Mapolresta Denpasar. Para saksi itu berasal dari pihak korban selamat yang merupakan wisatawan asal Jepang, lalu warga yang menolong dan karyawan yang melayani sebelum insiden maut tersebut.
“Dalam dua hari ini pasca kejadian sudah ada 7 orang kita periksa. Baik sebagai saksi korban, saksi penolong alias penemu pertama dan pihak manager perusahaan pengelola boat,” ujar Kompol Suparta, Selasa (8/11). Para saksi mengakui jika para wisatawan asal Jepang dan nakhoda boat tidak menggunakan life jacket alias pelampung saat mengalami musibah tersebut. Bahkan, di dalam boat Gayatri milik I Wayan Sulatra tersebut tidak menyediakan pelampung maupun alat keselamatan lainnya sebagaimana standar keamanan.
“Ketiga korban asal Jepang ini mengakui tidak adanya pelampung dalam boat itu. Itu juga diperkuat dengan keterangan sejumlah karyawan di sana (water sport Serangan),” ungkap Kompol Suparta. Meski keterangan tersebut mengarah pada unsur kelalaian, penyidik belum bisa menetapkan tersangka dalam kecelakaan laut yang menelan tiga korban nyawa tersebut. Kompol Suparta berdalih penyelidikan yang dilakukan saat ini masih berlangsung. Apalagi pemilik boat, I Wayan Sulatra belum dipanggil dan diperiksa sebagai saksi.
Di sisi lain, saat dikonfirmasi perihal tanggungjawab pengelola water sport terhadap korban, Kompol Suparta mengatakan wisatawan asal Jepang tersebut kemungkinan bisa mendapatkan asuransi dari negaranya apabila diajukan. Sebaliknya, nakhoda dan calon istrinya yang juga tewas dalam insiden itu kemungkinan besar tidak mendapatkan asuransi. “(Kapten dan istrinya) tidak ada asuransi. Kecuali si wisatawan Jepang saja. Itu pun kalau diajukan,” katanya
Sementara, pihak pengelola water sport saat disambangi di Serangan belum ada yang berhasil ditemui. Begitupun sebaliknya, pemilik kapal juga belum berhasil ditemui lantaran masih beraktifitas. Salah seorang warga Made Nori,56, saat ditemui di lokasi menerangkan perusahaan water sport yang ada di Serangan memiliki keanggotaan yang merupakan warga setempat. Kata dia, perusahaan Water Sport sebagai payung, warga yang memiliki kapal dan bergabung dalam management tersebut.
“Kalau karyawan adalah tanggungjawabnya si pemilik kapal. Begitupun terkait sistem kerjanya juga bergilir di sini (Serangan). Para pemilik kapal antri dan mengikuti nomor tersebut untuk mengangkut wisatawan yang melakukan berbagai aktifitas,” katanya. Hal tersebut juga diakui Kompol Suparta. Usai mendalami keterangan sejumlah saksi di Mapolresta, Kompol Suparta mendatangi lokasi kejadian dan berkomunikasi dengan pihak management. Hanya saja, terkait hasilnya belum dibeberkan.
Menurut Kepala Bagian SMF Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, Selasa (8/11) mengatakan pihaknya menerima jenazah masuk rumah sakit sebanyak 3 orang, atas nama Febriyanto Lali,21, Erni Yuliana Nines,21, Nakazawa,71, yang diketahui waktunya hampir bersamaan sekitar pukul 12.00 Wita dengan waktu pemeriksaan luar (PL) yang berbeda.
Dari hasil pemeriksaan luar (PL0, korban Erni ditemukan ada luka-luka lecet dan memar pada bagian wajah, sementara dari Febrianto saat diperiksa tidak ditemukan luka-luka pada tubuhnya sedangkan Nakazawa ditemukan luka memar pada daerah dada dan terindikasi memang mati tenggelam. Terkait pemulangan kenazah Nakazawa ke negara asalnya, dr Alit mengatakan sudah dikomunikasikan dengan konsulat Jepang. Sebelumnya diberitakan kecelakaan laut terjadi di perairan sebelah timur Pulau Serangan, Denpasar Selat¬an, Senin (7/11) pagi, ketika sebuah boat yang mengangkut wisatawan menuju Pu¬lau Penyu tenggelam pasca dihantam gelombang besar. Akibatnya, 3 penum-pang tewas terseret arus, sementara 3 korban lagi selamat dari maut karena berhasil ber-pegangan dalam boat yang pecah. dar, cr63
1
Komentar