Maestro Arsitektur Bali Lebar di Usia 94 Tahun
Ida Bagus Tugur Penggagas Art Center
DENPASAR, NusaBali
Bali kehilangan sang maestro arsitektur tradisional menyusul lebar (meninggal)-nya Ida Bagus Tugur, 94, pada Soma Umanis Bala, Senin (21/12) petang.
Sejumlah karya monumental almarhum IB Tugur, antara lain Taman Budaya Art Center Denpasar, Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, hingga civic centre Pemprov Bali di kawasan Niti Mandala Denpasar.
Almarhum IB Tugur menghembuskan napas terakhir di rumahnya Ling-kungan Bekul, Jalan Siulan Denpasar Timur, Senin petang jelang pukul 19.00 Wita. Jenazahnya sudah dibawa ke rumah duka di Griya Cucukan, Klungkung, Selasa (22/12) pagi pukul 10.00 Wita, untuk disemayamkan sebelum diupacarai palebon, Januari 2021 mendatang. Almarhum berpulang buat selamanya dengan meninggalkan seorang istri, 5 anak, dan sejumlah cucu.
Saat NusaBali mengunjungi kediaman almarhum di Jalan Siulan Denpasar Timur, Selasa kemarin, suasana rumahnya tampak sepi. Di sana hanya ada dua parekan (pembantu) almarhum, yakni kakak adik Ni Wayan Arisanti dan Ni Made Cakri. Keduanya telah menjadi parekan almarhum sejak kecil.
Menurut Made Cakri, kepergian almarhum IB Tugur cukup mengejutkan. Padahal, paginya almarhum masih segar bugar. Bahkan, sang maestro berusia 94 tahun ini sempat bernyanyi-nyanyi sambil menikmati sarapannya. Menjelang malam, malah ditemukan meninggal oleh menantunya.
“Atu Kakyang (panggilan IB Tugur, Red) selalu sehat, tidak pernah mengeluh sakit. Makanya kami terkejut mendengar beliau meninggal. Beliau sampun lingsir, bulan Mei 2021 mendatang genap berusia 95 ta-hun,” tutur Made Cakri.
Disebutkan, belakangan almarhum IB Tugur menghabiskan waktunya dengan berkebun dan melukis. “Setelah lingsir, Atu Kakyang memang tidak banyak kegiatan. Hanya berkebun dan kadang-kadang melukis. Rumah yang ditempati ini awalnya adalah hadiah tanah pemberian pemerintah. Karena beliau dulunya arsitek dan berjasa dalam pembuatan beberapa bangunan di Bali, termasuk Anjungan Bali di TMII Jakarta,” kenang Made Cakri.
IB Tugur sendiri lahir di Griya Cucukan, Klungkung, 26 Mei 1926. Masa kanak-kanaknya dilalui di Klungkung dan menempuh pendidikan SD dan Sekolah Pertukangan pada 1944. Hingga tahun 1964, almarhum menjadi juru gambar dan mengawasi bangunan. Kemampuan di dunia arsitek pun mengantarkan IB Tugur menjadi dosen luar biasa di jutusan Arsitektur Fakultas Teknik Unud. Almarhum juga jadi dosen luar biasa di Program Studi Seni Rupa Unud hingga 1985. Sebelumnya pada tahun 1975, almarhum mendirikan kantor Biro Perencana UP ASRHA di Den-pasar.
Sementara itu, Dosen Fakultas Sastra Unud, I Dewa Gede Windhu Sancaya, yang sempat menjadi tim seleksi pemberian penghargaan Parama Budaya Kota Denpasar kepada Ida Bagus Tugur, mengatakan almarhum merupakan tokoh yang berjasa dan memiliki peranan penting dalam bidang arsitektur Bali. Karena perannya yang sangat besar dan monumental itu, Dinas Kebudayaan Kota Denpasar kemudian me-mberikan penghargaan Parama Budaya Tahun 2017 bersama I Gusti Ngurah Pindha (almarhum) yang penggagas Pura Jagatnatha Denpasar.
Menurut Windhu Sancaya, berdasarkan catatan yang telah dikumpulkan, karya monumental pertama IB Tugur adalah saat diberikan kepercayaan untuk membangun Istana Kepresidenan Tampaksiring, Gianyar. “Waktu itu, belum ada arsitek modern. Almarhum Ida Bagus Tugur hanya tamatan sekolah teknik secara formal, dan sisanya kemampuan arsiteknya dikembangkan secara otodidak,” jelas Windhu Sancaya saat dihubungi NusaBali, Selasa petang.
Setelah itu, IB Tugur banyak sekali melahirkan karya-karya arsitektur lainnya. Sebut saja kompleks gedung pemerintahan dan Gedung DPRD Bali di kawasan Niti Mandala Denpasar, juga Monumen Bajra Sandhi di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar dan Art Center di Jalan Nusa Indah Denpasar.
Informasi lainnya menyebut, selain Art Center, IB Tugur juga merancang Sasanan Budaya Bangli, Sasanan Budaya Singaraja, Sasanan Budaya Tabanan. Anjungan Bali di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur juga hasil karya almarhum. Selain itu, almarhum IB Tugur juga membangun beberapa pura yang ada di Pura Besakih.
“Pada masa pemerintahan Gubernur Ida Bagus Mantra, sangat dihargai jasa dan keahlian yang dimiliki oleh IB Tugur. Maka, IB Tugur-lah yang diminta merancang semua gedung di pusat pemerintahan Probvinsi Bali di Renon (Niti Mandala Denpasar, Red), termasuk Kantor Gubernur dan Gedung DPRD Bali,” papar Windhu.
“Sementara Art Center dirancang oleh IB Tugur saat Gubernur Ida Bagus Mantra masih menjadi Dirjen Kebudayaan. Monumen Bajra Sandhi juga beliau yang buat. Sebagai seorang arsitek Bali, beliau tidak terpaku pada pakem-pakem yang bersifat tradisional, tapi juga mengkombinasikan dengan kreasi-kreasi baru dan kaya akan ornamen,” lanjut mantan Mahasiswa Teladan Unud ini. *ind
Komentar