Kinerja TPID Klungkung Belum Maksimal
TPID harus mampu membuktikan bahwa Pemkab Klungkung mensejahterakan masyarakat lewat program-program inovatif.
SEMARAPURA, NusaBali
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta memimpin rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Klungkung di ruang rapat Widya Mandala Kantor Bupati Klungkung, Rabu (23/12). Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra menilai tim ini masih mempunyai kelemahan yakni belum bekerja maksimal.
Rapat serangkaian mengevaluasi kegiatan TPID tahun 2020 dan antisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang peringatan hari raya Natal dan Tahun Baru 2021. Rapat dipandu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Klungkung Luh Ari Citrawati. Hadir, Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra selaku Ketua TPID Klungkung, dan lainnya.
Sekda Winastra menyampaikan, pelaksanaan rapat ini merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan dan menjadi prasyarat penilaian kinerja TPID. Dalam Rakornas TPID di Kecamatan Ubud, Gianyar, bebarapa hari lalu, Kabupaten Klungkung ternyata masih berada di peringkat ke-3 dan belum berhasil menjadi nominator. Padahal kinerja TPID Klungkung telah meningkat dibandingkan tahun 2018, namun tetap dibawah Kabupaten Badung dan Bangli. "Klungkung pada tahun 2018 menduduki peringkat III dengan skor 67,7 , pada tahun 2019 tetap di peringkat III dengan perolehan skor 91,1," kata Sekda Winastra.
Disebutkan, Tim TPID Klungkung masih mempunyai kelemahan yakni seluruh tim belum bekerja maksimal. Sejumlah Dinas juga belum melaporkan kegiatan yang berkaitan dengan suply and demand. Selain itu, beberapa dinas juga belum masuk menjadi bagian dari Tim TPID.
Sementara itu, Bupati Suwirta mengingatkan TPID tidak hanya bicara untuk menjadi juara dalam pengendalian inflasi. TPID harus mampu membuktikan bahwa Pemkab Klungkung mensejahterakan masyarakat lewat program-program inovatif. Bupati Suwirta mencontohkan program Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara) yang awalnya ditanggapi miring karena hanya dicermati dengan sederhana. Padahal program Bima Juara sangat nyata mampu mengendalikan inflasi daerah. Terbukti sejak program Bima Juara berjalan, harga beras di Klungkung per kilogramnya tidak pernah bisa melewati harga Rp 13.000/kg. Dengan program Bima Juara, sebut Bupati, petani sejahtera dan masyarakat mampu membeli beras dengan harga murah.
Bupati menambahkan, kedepan program hidroponik masuk KK Miskin dan program penanaman cabai dan sayuran milik Tim Penggerak PKK akan turut berperan dalam mengatasi inflasi daerah. Dinas dan OPD wajib rajin turun kelapangan dan terus mendukung serta mendampingi kegiatan tersebut. "Tahun 2021 kami akan sering turun ke lapangan. Semua inovasi tahun 2021 akan dibuka satu per satu. Saya akan dorong komitmen masing-masing OPD untuk bekerja lebih serius," ujar Bupati Suwirta. *wan
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta memimpin rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Klungkung di ruang rapat Widya Mandala Kantor Bupati Klungkung, Rabu (23/12). Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra menilai tim ini masih mempunyai kelemahan yakni belum bekerja maksimal.
Rapat serangkaian mengevaluasi kegiatan TPID tahun 2020 dan antisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang peringatan hari raya Natal dan Tahun Baru 2021. Rapat dipandu Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Klungkung Luh Ari Citrawati. Hadir, Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra selaku Ketua TPID Klungkung, dan lainnya.
Sekda Winastra menyampaikan, pelaksanaan rapat ini merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilaksanakan dan menjadi prasyarat penilaian kinerja TPID. Dalam Rakornas TPID di Kecamatan Ubud, Gianyar, bebarapa hari lalu, Kabupaten Klungkung ternyata masih berada di peringkat ke-3 dan belum berhasil menjadi nominator. Padahal kinerja TPID Klungkung telah meningkat dibandingkan tahun 2018, namun tetap dibawah Kabupaten Badung dan Bangli. "Klungkung pada tahun 2018 menduduki peringkat III dengan skor 67,7 , pada tahun 2019 tetap di peringkat III dengan perolehan skor 91,1," kata Sekda Winastra.
Disebutkan, Tim TPID Klungkung masih mempunyai kelemahan yakni seluruh tim belum bekerja maksimal. Sejumlah Dinas juga belum melaporkan kegiatan yang berkaitan dengan suply and demand. Selain itu, beberapa dinas juga belum masuk menjadi bagian dari Tim TPID.
Sementara itu, Bupati Suwirta mengingatkan TPID tidak hanya bicara untuk menjadi juara dalam pengendalian inflasi. TPID harus mampu membuktikan bahwa Pemkab Klungkung mensejahterakan masyarakat lewat program-program inovatif. Bupati Suwirta mencontohkan program Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara) yang awalnya ditanggapi miring karena hanya dicermati dengan sederhana. Padahal program Bima Juara sangat nyata mampu mengendalikan inflasi daerah. Terbukti sejak program Bima Juara berjalan, harga beras di Klungkung per kilogramnya tidak pernah bisa melewati harga Rp 13.000/kg. Dengan program Bima Juara, sebut Bupati, petani sejahtera dan masyarakat mampu membeli beras dengan harga murah.
Bupati menambahkan, kedepan program hidroponik masuk KK Miskin dan program penanaman cabai dan sayuran milik Tim Penggerak PKK akan turut berperan dalam mengatasi inflasi daerah. Dinas dan OPD wajib rajin turun kelapangan dan terus mendukung serta mendampingi kegiatan tersebut. "Tahun 2021 kami akan sering turun ke lapangan. Semua inovasi tahun 2021 akan dibuka satu per satu. Saya akan dorong komitmen masing-masing OPD untuk bekerja lebih serius," ujar Bupati Suwirta. *wan
1
Komentar