Jelang Natal, Kedatangan Wisatawan ke Bali Tembus 9 Ribu Per Hari
DENPASAR, NusaBali
Sempat anjlok di awal pekan, kunjungan wisatawan ke Bali memanfaatkan liburan Natal dan Tahun Baru 2021 (Nataru) kembali menggeliat.
Terbukti data kedatangan wisatawan Nusantara yang mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memperlihatkan tren peningkatan signifikan. “Data kedatangan wisatawan pada Rabu (23/12) mencapai 9.000 orang,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, Kamis (24/12).
Tren itu pun disambut gembira oleh Putu Astawa, karena wisatawan ini masuk klasifikasi wisatawan yang memenuhi ketentuan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 2021 Tahun 2020. Di mana pelaku perjalanan transportasi udara ke Bali wajib disertai hasil negatif swab test berbasis PCR.
“Hari ini (Kamis, 24 Desember) juga terlihat peningkatan jumlah kedatangan, karena kita besok ada hari Natal. Namun untuk data pasti jumlah kedatangan baru dirilis Jumat,” tambah Putu Astawa.
Angka 9.000 wisatawan itu sendiri memang jauh di bawah normal kedatangan wisatawan ke Bali yang biasanya (sebelum pandemi) mencapai belasan ribu wisatawan, termasuk pada awal Desmeber lalu sudah di atas 10.000 wisatawan per harinya yang mendarat di Bandara Ngurah Rai.
Namun setelah terbitnya SE Gubernur Bali Nomor 2021 Tahun 2020 yang berlaku per 19 Desember 2020 terjadi gelombag refund tiket yang dikabarkan mencapai ratusan miliar rupiah. Hanya saja sebelum SE Gubernur Bali berlaku, pada Kamis (17/12) terjadi lonjakan kedatangan yang sebagian untuk menghindari kewajiban swab test. “Pada Kamis 17 Desember lalu terdata 13.000 wisatawan mendarat di Bali,” jelas Astawa.
Dan akhirnya saat SE Gubernur Bali berjalan, jumlah kedatangan wisatawan di Bandara Ngurah Rai di kisaran 5 ribu hingga 6 ribuan hingga akhirnya memantul lagi ke angka 9 ribu pada Rabu (23/12).”Libur Nataru memang menjadi momen kedatangan para wisatawan domestik. Selama libur Nataru pasti akan ada lonjakan jumlah pengunjung. Nah lonjakan pengunjung ini harus betul-betul kita antisipasi jangan sampai yang masuk ke Bali itu tidak sehat,” ujar Putu Astawa.
Selain antisipasi berupa wajib swab test bagi pelaku perjalanan transportasi udara, SE Gubernur Bali juga mewajibkan rapid test antigen bagi pelaku perjalanan transportasi darat pribadi via laut. Dinas Pariwisata juga melakukan pembatasan-pembatasan tertentu pada objek wisata. Namun diakui Kadispar I Putu Astawa, berdasarkan temuan di lapangan, hal yang paling sulit diantisipasi adalah masalah kerumunan untuk menjaga jarak. Imbauan untuk menjaga jarak perlu dilakukan dengan pengeras suara.
“Kalau yang penggunaan masker, pemakaian thermogun, saya kira itu sudah cukup bagus ya di objek-objek wisata yang telah kami sertifikasi. Dan kami rekomendasikan agar menginap maupun berkunjung itu ke objek-objek yang telah memiliki sertifikat. Kalau yang belum memiliki sertifikat, sebaiknya jangan dulu,” lanjutnya.
Selain berdampak pada kunjungan wisatawan domestik, libur Nataru ini juga menjadi momen bagi para pekerja di bidang pariwisata untuk kembali produktif, meskipun belum mencapai produktivitas normal. “Kalau kondisi normal, kedatangan satu tahun itu 16 juta atau rata-rata per bulannya 400 ribu kedatangan untuk mancanegara plus wisatawan mancanegara itu sekitar 800 ribuan. Tampaknya sekarang baru 30 persen, sehingga produktivitas tenaga kerja juga masih sekitar 30 persen itu,” tuntas Astawa. *cr74
1
Komentar