Itakimo, Content Creator Asal Bali yang Mulai Go National
DENPASAR, NusaBali.com
Kemajuan teknologi masa kini memacu generasi muda berkreasi dan berinovasi dalam berkarya. Semua platform media sosial pun digunakan semaksimal mungkin. Sebut saja YouTube, Instagram, Twitter, TikTok dan Facebook selalu menjadi sumber video-video viral.
Sebuah komunitas content creator asal Bali yang menyebut dirinya Itakimo pun tak mau kalah. Terdiri dari empat anak muda asli Bali, mengusung konsep komedi pada hampir setiap video yang mereka buat. Beberapa bahkan sudah ada yang viral hingga mendapat perhatian netizen berskala nasional dan juga meraup iklan dari video-video yang diunggah tersebut.
Komunitas Itakimo ini resmi terbentuk pada awal tahun 2019. Namun ternyata, komunitas ini berawal dari teman nongkrong sejak masih duduk di bangku SMA. “Sampai sekarang juga masih tetap nongkrong, biasanya di kedai kopi,” ujar Satriyo Agung Pribadi, salah satu anggota komunitas Itakimo yang juga berperan sebagai asisten pembuatan video.
Pembuatan dan pengambilan video konten juga masih dilakukan di sekitaran area pulau Bali demi menjaga orisinalitas konten. Ide dan inspirasi pembuatan konten sendiri didapatkan dari video content creator lain yang kemudian dimusyawarahkan kembali dalam intern tim Itakimo. “Tapi banyak juga ide didapat dari tim Itakimo sendiri yang asli dan original. Biasanya kita terinspirasi dari kelucuan yang ada di sekitar kita,” tambah Satriyo lagi.
Terdiri dari tujuh orang anggota yang dibagi ke dalam tim inti dan asisten. Tim inti ini biasanya yang menjadi tokoh yang ditampilkan dalam video. Sedangkan tim asisten membantu sebagai kameramen, editor dan juga admin dalam tim Itakimo sendiri.
Dalam tim inti ada Eka Kadalora alias Kadal, I Wayan Ivan Wahyu Praditya, I Ketut Roja Sudarsana dan Budi Astawa. Sementara itu, tim asisten sendiri ada Satriyo, Surya Khamajaya atau Surkam, serta Suyasa Adhi Putra. “Biasanya kita kalau butuh pemain banyak biasanya dari bantuan teman-teman tongkrongan,” ungkap Satriyo.
Arti nama Itakimo sendiri diambil dari bahasa Jepang. “Awalnya dari jokes kantor saya. Singkatan dari itai kedo kimochii yang artinya sakit tapi enak. Jadi kadang kita bisa menemukan kelucuan dari hal-hal menyakitkan sehari-hari,” ujar Roja.
Sebagai komunitas content creator yang terbilang baru, Itakimo telah mampu mendapatkan awareness secara luas bahkan sampai nasional. Hal ini bahkan membuat Itakimo mulai mendapatkan banyak brand yang ingin bekerja sama dengan mereka.
Perjalanan Itakimo sendiri berawal dari prank settingan mereka yang menceritakan tentang salah seorang teman yang diperankan oleh Kadal ingin bermain bulutangkis namun tidak memiliki raket. Kemudian teman-temannya yang lain memberikan raket, namun ternyata raket yang diberikan tersebut adalah raket pembasmi nyamuk.
Video ini banyak mendapat perhatian warganet dan juga sebuah brand olahraga di Semarang yang kemudian tertarik bekerja sama dengan Itakimo sebagai branding toko mereka. Video lanjutan pun dibuat untuk mempromosikan produk tersebut. “Kita sih awalnya naik karena ketidaksengajaan masuk akun dagelan dan direpost oleh artis,” tutur Satriyo. Sejumlah public figure pun pernah merepost di antaranya Ernest Prakasa hingga Chef Juna.
Itakimo pun ingin tetap menonjolkan kelucuan yang ditemukan dalam lingkungan keseharian yang biasa terjadi dalam masyarakat. Namun mulai naik daun tidak membuat Itakimo cepat puas. Satriyo menyatakan setiap keuntungan dari iklan yang mereka dapatkan kembali mereka gunakan untuk membuat video konten.
Sebagai komunitas lokal, hal ini tentu menjadi suatu kebanggaan tersendiri dalam hal kreativitas yang diakui khalayak masyarakat luas. “Harapan kami semoga Itakimo bisa lebih dikenal dan tetap selalu menghibur,” tutup Satriyo.*cla
Komunitas Itakimo ini resmi terbentuk pada awal tahun 2019. Namun ternyata, komunitas ini berawal dari teman nongkrong sejak masih duduk di bangku SMA. “Sampai sekarang juga masih tetap nongkrong, biasanya di kedai kopi,” ujar Satriyo Agung Pribadi, salah satu anggota komunitas Itakimo yang juga berperan sebagai asisten pembuatan video.
Pembuatan dan pengambilan video konten juga masih dilakukan di sekitaran area pulau Bali demi menjaga orisinalitas konten. Ide dan inspirasi pembuatan konten sendiri didapatkan dari video content creator lain yang kemudian dimusyawarahkan kembali dalam intern tim Itakimo. “Tapi banyak juga ide didapat dari tim Itakimo sendiri yang asli dan original. Biasanya kita terinspirasi dari kelucuan yang ada di sekitar kita,” tambah Satriyo lagi.
Terdiri dari tujuh orang anggota yang dibagi ke dalam tim inti dan asisten. Tim inti ini biasanya yang menjadi tokoh yang ditampilkan dalam video. Sedangkan tim asisten membantu sebagai kameramen, editor dan juga admin dalam tim Itakimo sendiri.
Dalam tim inti ada Eka Kadalora alias Kadal, I Wayan Ivan Wahyu Praditya, I Ketut Roja Sudarsana dan Budi Astawa. Sementara itu, tim asisten sendiri ada Satriyo, Surya Khamajaya atau Surkam, serta Suyasa Adhi Putra. “Biasanya kita kalau butuh pemain banyak biasanya dari bantuan teman-teman tongkrongan,” ungkap Satriyo.
Arti nama Itakimo sendiri diambil dari bahasa Jepang. “Awalnya dari jokes kantor saya. Singkatan dari itai kedo kimochii yang artinya sakit tapi enak. Jadi kadang kita bisa menemukan kelucuan dari hal-hal menyakitkan sehari-hari,” ujar Roja.
Sebagai komunitas content creator yang terbilang baru, Itakimo telah mampu mendapatkan awareness secara luas bahkan sampai nasional. Hal ini bahkan membuat Itakimo mulai mendapatkan banyak brand yang ingin bekerja sama dengan mereka.
Perjalanan Itakimo sendiri berawal dari prank settingan mereka yang menceritakan tentang salah seorang teman yang diperankan oleh Kadal ingin bermain bulutangkis namun tidak memiliki raket. Kemudian teman-temannya yang lain memberikan raket, namun ternyata raket yang diberikan tersebut adalah raket pembasmi nyamuk.
Video ini banyak mendapat perhatian warganet dan juga sebuah brand olahraga di Semarang yang kemudian tertarik bekerja sama dengan Itakimo sebagai branding toko mereka. Video lanjutan pun dibuat untuk mempromosikan produk tersebut. “Kita sih awalnya naik karena ketidaksengajaan masuk akun dagelan dan direpost oleh artis,” tutur Satriyo. Sejumlah public figure pun pernah merepost di antaranya Ernest Prakasa hingga Chef Juna.
Itakimo pun ingin tetap menonjolkan kelucuan yang ditemukan dalam lingkungan keseharian yang biasa terjadi dalam masyarakat. Namun mulai naik daun tidak membuat Itakimo cepat puas. Satriyo menyatakan setiap keuntungan dari iklan yang mereka dapatkan kembali mereka gunakan untuk membuat video konten.
Sebagai komunitas lokal, hal ini tentu menjadi suatu kebanggaan tersendiri dalam hal kreativitas yang diakui khalayak masyarakat luas. “Harapan kami semoga Itakimo bisa lebih dikenal dan tetap selalu menghibur,” tutup Satriyo.*cla
1
Komentar