Tampilkan Tutorial Tari Topeng dan Bondres
Sanggar Tari dan Tabuh Sekar Rahayu di Panggung Denpasar Maprawerti
DENPASAR, NusaBali
Sanggar Tari dan Tabuh Sekar Rahayu menampilkan tutorial Topeng Penglembar Keras, Topeng Tua, Pemahbah Penasar, dan Bebondresan dalam gelaran Denpasar Maprawerti.
Pentas mereka direkam di gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Lumintang, Denpasar Utara, 13 November 2020 lalu. Selama menampilkan tutorial, sanggar seni dari Banjar Pondok, Peguyangan Kaja, Denpasar Utara ini diiringi gong kebyar dalam format mini. Penampilan mereka berdurasi 20 menit didukung 12 penabuh dan 4 penari.
Pentas anak-anak Sanggar Sekar Rahayu akan ditayangkan secara virtual dan bertahap melalui channel youtube Kota Denpasar yakni Keativi Denpasar sejak November lalu. Pemilik sanggar, I Gede Sudi Arcana SSn MSi, mengungkapkan pandemi Covid-19 merupakan kegundahan seniman tradisional. Selain aktivitas berkesenian menjadi tidak normal, pelaksanaan yadnya dan kegiatan sehari-hari lainnya juga tidak bisa seperti sebelum-sebelumnya. Meski harus menghadapi situasi seperti ini, para seniman tradisional harus tetap bangkit dari keterpurukan dan pantang menyerah. "Dalam kondisi seperti ini seniman harus tetap berkarya. Tingkatkan imun tubuh melalui berkesenian, tetap laksanakan protap protokol kesehatan, niscaya wabah Covid-19 bisa kita lawan dan semoga bisa terputus rantai penyebarannya,” harap Sudi Arcana, Minggu (27/12).
Sudi Arcana menuturkan, sebelum pandemi, Sanggar Sekar Rahayu banyak terlibat dalam kegiatan seni seperti ngayah di pura. Termasuk pula melaksanakan pentas kalau ada hajatan perkawinan dan upacara adat. Bahkan Sudi Arcana juga memiliki kegiatan menjadi pregina topeng dan dalang profesional. Setelah pandemi, banyak agenda kesenian yang akhirnya dibatalkan. Begitu juga pelaksanaan upacara yadnya yang biasanya dimeriahkan dengan tarian dan gamelan, sejak pandemi ada pembatasan jumlah orang agar tidak berkerumun. "Kami selaku seniman tradisional sangat merasakan kebijakan di setiap upacara tidak diperbolehkan mempergunakan gambelan, wali, dan juga tidak ada balih-balihan. Kalau diibaratkan, seniman tradisional kalau menggantungkan hidupnya dari seni ini sudah tidak bisa hidup lagi. Padahal sebelum pandemi dengan berkesenian kami bisa hidup dan mendapatkan penghasilan serta dapat beryadnya," tuturnya.
Dikatakan, kehadiran Denpasar Maprawerti seolah memberi gairah baru untuk membangkitkan semangat para seniman tradisional. Menurutnya, ini merupakan inovasi di tengah pandemi dan seniman tradisional tetap bisa terwadahi serta terayomi. Sudi Arcana berharap kegiatan ini bisa ditingkatkan di tahun-tahun mendatang, baik dari sisi kuantitas, kualitas, bantuan ataupun durasi waktu pementasannya. "Saya rasa dalam menghadapi pandemi, acara seperti ini sedikit tidaknya dapat membantu dan menggairahkan seniman tradisional, khususnya untuk bisa bangkit dan terus berkarya guna tetap melestarikan kesenian tradisional," katanya.
Sudi Arcana bercerita, Sanggar Sekar Rahayu pada awalnya berdiri karena keprihatinan melihat pemuda-pemudi Banjar Pondok yang sangat bergairah belajar menari dan menabuh. Namun tidak ada yang mewadahi. Sehingga atas saran tetua Banjar Pondok, dibentuklah Sanggar Sekar Rahayu pada 15 September 2005. Selama 15 tahun berdiri, Sanggar Sekar Rahayu telah menjajal berbagai panggung kesenian. Sanggar ini sudah pernah mewakili PKB Kota Denpasar dalam parade ngelawang barong. Sedangkan pada Pesta Kesenian Bali, Sanggar Sekar Rahayu mewakili parade joged bumbung. Selain itu juga sering ngaturang ayah menabuh dan ngayah seni wali topeng, tari dan pementasan wayang lemah di beberapa pura baik itu di sekitar Peguyangan dan juga di sejumlah pura di Bali. Pemilik sanggar sudah pernah pentas ke Jakarta, Surabaya, Makasar, dan beberapa tempat lain di Indonesia. Termasuk pula pentas ke luar negeri seperti Singapura, Belanda, Perancis, Australia, dan Amerika Serikat. *ind
Komentar