Setya Novanto Merasa Dizalimi
Ketua DPR Setya Novanto melawan. Dia tidak terima disebut mencatut nama Jokowi dan Jusuf Kalla terkait saham Freeport. Novanto mengaku tidak bersalah. Pertemuan yang dia lakukan diklaim untuk perekonomian bangsa.
JAKARTA, NusaBali
“Saya merasa tidak bersalah, saya merasa dizalimi, saya merasa diperlakukan tidak adil, tahu-tahu sudah ada penyadapan. Saya juga heran apa yang menjadi salah saya,” jelas Novanto usai bertemu Forum Pemred di Wisma Antara, Jakarta, Senin (23/11).
Novanto menyampaikan, dirinya concern dengan saham di pemerintah di Freeport yang kecil. “Saya tahu untuk saham itu sangat susah, sekarang saja saham kita di Freeport baru 9,36 persen selama 40 tahun. Jadi perlu semua pihak menyadari, marilah kita bersama-sama antara DPR dan pemerintah bersama untuk memperkuat perekonomian kita,” jelasnya.
Dia mengaku sudah menyerahkan semuanya ke pengacaranya terkait persoalan hukum. “Iya saya sudah serahkan semua ke tim lawyer dan nanti kita liat perkembangannya, saran-sarannya dan kita serahkan semuanya kepada MKD,” tegasnya.
Kepada Forum Pemred, Novanto memberi penjelasan mengenai pertemuannya dengan Freeport dan rekaman yang dilaporkan Menteri ESDM Sudirman Said. “Ada dua hal yang perlu saya sampaikan bahwa, masalah saya mencatut nama presiden dan juga yang berkait dengan meminta saham, saya tidak ada mencatut nama presiden maupun wakil presiden dan saya sudah sampaikan bahwa presiden adalah lembaga yang harus kita hargai sebagai simbol negara,” jelas Novanto dilansir detikcom.
Novanto menjelaskan, dia tidak pernah sama sekali menyinggung soal saham, tidak seperti yang ada di dalam transkrip dan rekaman yang beredar. “Di mana saya harus hati-hati dan saya harus bicara dengan baik, dan soal meminta saham saya sudah pastikan saya tidak meminta saham, karena saya tahu di dalam saham itu, ada proses yang sangat panjang dan itu tidak etik untuk saya harus minta saham,” terangnya.
Komentar