Salah Satu Pamangku Berusia 5 Tahun Kurang 2 Bulan
Seveklum terpilih menjadi Jro Balian melalui prosesi nyanjan, Ni Made Selsi Restiani Putri yang baru berusia 10 tahun tiba-tiba bikin canang dan metanding banten sendiri, juga minta bunga tri warna kepada orangtuanya
Rangkaian upacara ini dipuput Jro Balian Desa Kajanan, dibantu para pamangku. Sedangkan keseluruhan prosesi dipimpin Dane Jro Gede Batur Makalihan (Jro Gede Batur Duuran dan Jro Gede Batur Alitan). “Upacara ini merupakan kelanjutan dari prosesi nyanjan yang telah dilaksanakan sebelumnya,” ungkap Jro Gede Batur Duuran kepada NusaBali.
Dia mengatakan, Jro Balian dan Jro Mangku di Pura Ulun Danu Batur sejak zamannya memang dipilih secara niskjala melalui prosesi nyanjan. Jro Balian merupakan ‘jan banggul’ Ida Bathari di Pura Ulun Danu Batur yang bertugas sebagai pamuput (memimpin) semua pelaksanaan upacara.
Menurut Jro Gede Batur Duuran, ada dua Jro Balian di Pura Ulun Danu Batur, yakni Jro Balian Desa Kelodan dan Jro Balian Desa Kajanan. Yang madeg kemarin adalah Jro Balian Desa Kelodan. Sedangkan dari 4 Jro Mangku yang madeg kemarin, 3 orang di antaranya sebagai Jro Mangku di Pura Ulun Danu Batur dan 1 lagi jadi Jro Mangku di Pura Alas Arum.
Sementara itu, pasutri I Wayan Sudi Eka Putra-Ni Nengah Darsi, mengaku tidak menyangka putra bungsunya yang baru berusia 5 tahun kutrang 2 bulan, Kadek Yoga Prasetya, bakal madeg sebagai Jro Mangku. Menurut Eka Putra, dirinya tak pernah mendapat tanda-tanda niskala kalau putranya akan dipilih melalui prosesi njanjan.
Hanya saja, kata Eka Putra, beberapa hari sebelum prosesi nyanjan, sebulan lalu, Kadek Yoga Prasetya sempat berkelakuan ‘aneh’. “Anak saya ini tiba-tiba mengucapkan Puja Trisandya saat bermain-main dengan kakaknya, Ni Putu Lina Dwipayanti, 10,” kenang Eka Putra. “Ternyata, saat prosesi nyanjan, anak saya ini ditunjuk secara niskala,” imbuhnya.
Keanehan juga terjadi pada Ni Made Selsi Restiani Putri, gadis cilik 10 tahun yang terpilih menjadi Jro Balian melalui prosesi nyanjan. Kisahnya, saat penyineban karya di Pura Tuluk Biyu Batur, Restiani Putri tiba-tiba membikin canang dan metanding banten sendiri.
Bukan hanya itu. Bocah perempuan Kelas IV SD ini juga meminta bunga tri warna: putih, merah, biru kepada kedua orangtuanya, I Wayan Antarayasa dan Ni Kadek Sukari. Restiani Putri juga tiba-tiba meminta dupa yang berbau harum. “Padahal, biasanya anak saya ini tidak demikian,” ujar ayahnya, I Wayan Antarayasa, kepada NusaBali, Rabui kemarin. k17
Dia mengatakan, Jro Balian dan Jro Mangku di Pura Ulun Danu Batur sejak zamannya memang dipilih secara niskjala melalui prosesi nyanjan. Jro Balian merupakan ‘jan banggul’ Ida Bathari di Pura Ulun Danu Batur yang bertugas sebagai pamuput (memimpin) semua pelaksanaan upacara.
Menurut Jro Gede Batur Duuran, ada dua Jro Balian di Pura Ulun Danu Batur, yakni Jro Balian Desa Kelodan dan Jro Balian Desa Kajanan. Yang madeg kemarin adalah Jro Balian Desa Kelodan. Sedangkan dari 4 Jro Mangku yang madeg kemarin, 3 orang di antaranya sebagai Jro Mangku di Pura Ulun Danu Batur dan 1 lagi jadi Jro Mangku di Pura Alas Arum.
Sementara itu, pasutri I Wayan Sudi Eka Putra-Ni Nengah Darsi, mengaku tidak menyangka putra bungsunya yang baru berusia 5 tahun kutrang 2 bulan, Kadek Yoga Prasetya, bakal madeg sebagai Jro Mangku. Menurut Eka Putra, dirinya tak pernah mendapat tanda-tanda niskala kalau putranya akan dipilih melalui prosesi njanjan.
Hanya saja, kata Eka Putra, beberapa hari sebelum prosesi nyanjan, sebulan lalu, Kadek Yoga Prasetya sempat berkelakuan ‘aneh’. “Anak saya ini tiba-tiba mengucapkan Puja Trisandya saat bermain-main dengan kakaknya, Ni Putu Lina Dwipayanti, 10,” kenang Eka Putra. “Ternyata, saat prosesi nyanjan, anak saya ini ditunjuk secara niskala,” imbuhnya.
Keanehan juga terjadi pada Ni Made Selsi Restiani Putri, gadis cilik 10 tahun yang terpilih menjadi Jro Balian melalui prosesi nyanjan. Kisahnya, saat penyineban karya di Pura Tuluk Biyu Batur, Restiani Putri tiba-tiba membikin canang dan metanding banten sendiri.
Bukan hanya itu. Bocah perempuan Kelas IV SD ini juga meminta bunga tri warna: putih, merah, biru kepada kedua orangtuanya, I Wayan Antarayasa dan Ni Kadek Sukari. Restiani Putri juga tiba-tiba meminta dupa yang berbau harum. “Padahal, biasanya anak saya ini tidak demikian,” ujar ayahnya, I Wayan Antarayasa, kepada NusaBali, Rabui kemarin. k17
1
2
Komentar