Pelabuhan Segitiga Emas Resmi Terwujud
Kemarin, Ground Breaking Pelabuhan Bias Munjul
Pelabuhan Bias Munjul dibangun dengan anggaran Rp 97 miliar, Pelabuhan Sampalan senilai Rp 82 miliar, Pelabuhan Sanur habiskan Rp 376 miliar
SEMARAPURA, NusaBali
Pembangunan seluruh dermaga yang masuk dalam Pelabuhan Segitiga Emas sudah resmi dimulai. Ini setelah Gubernur Bali Wayan Koster lakukan groung breaking (peletakan batu pertama) pembangunan Pelabuhan Bias Munjul di Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung tepat Purnamaning Kapitu pada Anggara Wage Ugu, Selasa (29/12) pagi. Ini menyusul Pelabuhan Sam-palan (Nusa Penida) dan Pelabuhan Sanur (Denpasar Selatan), yang ground breaking-nya sudah lebih dulu dilakukan Gubernur Koster.
Ground breaking Pelabuhan Sampalan di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung sudah dilakukan Gubernur Koster tepat Purna-maning Karo pada Soma Umanis Tolu, Senin, 3 Agustus 2020 lalu. Sedangkan ground breaking Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit, Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan sudah dilakukan pada Saniscara Paing Menail, Sabtu, 12 Desember 2020 lalu.
Ground breaking Pelabuhan Bias Munjul, Rabu kemarin, dilakukan Gubernur Koster bersama Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setyadi, dan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Hadir pula Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Bali-NTB, Muiz Thohir, serta sejumlah pejabat lainnya, termasuk Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gede Wayan Samsi Gunarta dan Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom.
Kegiatan peletakan batu pertama Pelabuhan Bias Munjul, Rabu kemarin, diawali dengan persembahyangan bersama, yang dilanjut prosesi ngeruak dan mendem dasar dipuput oleh Ida Rsi Agung Bang Bodhi Satya Siddhi Natha Daksa, sulinggih dari Griya Agung Mutering Jagat, Nusa Ceningan.
Pelabuhan Bias Munjul di Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida ini dibangun menggunakan dana APBN sebesar Rp 97 miliar, dengan sistem multiyears selama 2 tahun anggaran, yakni 2020 dan 2021. Pembangunan dikerjakan oleh PT Nindya Karya.
Pelabuhan Bias Munjul ini akan terkoneksi dalam Pelabuhan Segitiga Emas dengan Pelabuhan Sampalan (di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida) dan Pelabuhan Sanur (di Sanur, Denpasar Selatan). Pembangunan tiga Pelabuhan Segitiga Emas tersebut semuanya menggunakan dana bersumber dari APBN melalui Kementerian Perhu-bungan, dengan total sebesar Rp 555 miliar. Rinciannya, Pelabuhan Sanur dengan anggaran terbesar mencapai Rp 376 miliar, Pelabuhan Bias Munjul dengan anggaran Rp 97 miliar, dan Pelabuhan Sampalan senilai Rp 82 miliar.
Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul di kawasan seberang Nusa Penida ditargetkan selesai akhir tahun 2021 depan. Sedangkan Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit Sanur, ditarget rampung pertengahan tahun 2022 mendatang. Pembangunan Pelabuhan Segitiga Emas ini merupakan cita-cita Gubernur Koster dalam mewujudkan program prioritas pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara se-cara terkoneksi dan terintegrasi dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.
Gubernur Koster menyebutkan, desain Pelabuhan Bias Munnjul mencerminkan kearifan lokal, seni, dan budaya di Nusa Ceningan. Demikian pula untuk Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Sanur. "Saya ikut membahas desain pelabuhan ini. Harapannya, Pelabuhan Segitiga Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Ceningan ini menjadi ikon," jelas Gubernur Koster saat ground breaking Pelabuhan Bias Munjul, kemarin pagi.
Alasan utama Gubernur Koster untuk mewujudkan Pelabuhan Segitiga Emas, karena merasa terpanggil untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Bali hingga wisatawan mancanegara yang hendak melakukan penyeberangan dari Sanur menuju Kecamatan Nusa Penida. Menurut Koster, ini bukan janji waktu Pilgub Bali 2018, tapi karena ada niat yang membuat jiwa perjuangannya tergerak.
“Jiwa perjuangan saya tergerak ketika tahun 2017 menyeberang ke Nusa Penida dalam sosialisasi menjadi kandidat Calon Gubernur Bali. Dari Sanur saya merasakan keprihatinan, karena melihat banyak masyarakat Bali hingga wisatawan mancanegara harus digendong. Ada juga yang terpanksa mengangkat kain dam celananya, hingga membuka sepatu, untuk menghindari terjangan ombak menuju speed boat," kenang Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Atas kondisi tersebut, Gubernur Koster sempat mengajak Wakil Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, dan para anggota DPRD Bali untuk turun meninjau kondisi pelabuhan di Sanur. Saat itulah Koster berjanji, jika kelak terpilih menjadi Gubernur Bali, maka dia akan bangun pelabuhan di Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Ceningan, dengan kemampuan jaringan pemerintahan yang dimilikinya di tingkat nasional.
"Syukurlah rencana pembangunan Pelabuhan Segitiga Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Ceningan ini akhirnya terwujud berkat niat baik ketemu jalan baik. Pada 2019, saya dipanggil Bapak Presiden Joko Widodo, di sana saya melaporkan salah satu rencana pembangunan pelabuhan ini. Usulan saya langsung direspons oleh Bapak Presiden, hingga kemudian tahun 2020 ini Pelabuhan Segitiga Emas direalisasikan dalam jangka waktu yang cepat, dengan anggaran yang besar," papar politisi senior PDIP yang sukses memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin lebih dari 92 persen suara di Bali dalam tarung Pilpres 2019 ini.
Koster pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi. Selain itu, kata Koster, Pelabuhanj Segitiga Emas ini juga terwujud berkat perhatian luar biasa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk Bali.
Mengingat Nusa Penida punya daya tarik yang sangat kuat secara spiritual dengan adanya Pura Penataran Ped di Desa Ped, serta aktivitas masyarakat dan pariwisatanya yang sangat tinggi dari Sanur menuju Nusa Penida, maka Koster meminta kepada PT Nindya Karya agar proses pembangunan pelabuhan ini dikerjakan secara profesional, dengan kualitas yang baik, dan selesai tepat waktu.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setyadi, menyatakan kehadirannya pada acara peletakan batu pertama pembangunan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan, Rabu kemarin, atas perintah langsung dari Menteri Perhubungan (Menhub) Buda Karya Sumadi. "Bapak Menteri Perhubungan berpesan agar pembangunan pelabuhan ini menggunakan kearifan lokal dan secara fisik mampu memberikan manfaat terbaik untuk masyarakat, dengan pembangunan yang tepat waktu, serta memperhatikan aspek keselamatan," jelas Budi Setyadi.
Menurut Budi Setyadi, Pelabuhan Bias Munjul menggunakan dana APBN cukup besar mencapai Rp 97 miliar dan dibangun oleh PT Nindya Karya. Maka, dalam Budi Setyadi di hadapan Perwakilan Kejaksaan Tinggi Bali juga memohon kegiatan pendampingan dari pihak kejaksaan. "Kami berharap supaya pembangunan ini berjalan lancar dan berkualitas," harap Budi Setyadi.
Setelah pekerjaan ini selesai, maka ke depan akan memikirkan siapa operator pelabuhan ini, apakah dari Pemprov Bali, Pemkab Klungkung, atau dari pusat. Apalagi, nanti masalah pemeliharaan bangunannya juga perlu diperhatikan, demi menciptakan keselataman masyarakat yang ingin berlabuh keliling Pulau Nusa Penida dan menuju Sanur. "Kita siap untuk memback-up kebijakan Bapak Gubernur, karena Bali yang pertama kali akan disempurnakan untuk kepentingan pariwisata," kata-nya. *wan,nat
Ground breaking Pelabuhan Sampalan di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung sudah dilakukan Gubernur Koster tepat Purna-maning Karo pada Soma Umanis Tolu, Senin, 3 Agustus 2020 lalu. Sedangkan ground breaking Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit, Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan sudah dilakukan pada Saniscara Paing Menail, Sabtu, 12 Desember 2020 lalu.
Ground breaking Pelabuhan Bias Munjul, Rabu kemarin, dilakukan Gubernur Koster bersama Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setyadi, dan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta. Hadir pula Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Bali-NTB, Muiz Thohir, serta sejumlah pejabat lainnya, termasuk Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Gede Wayan Samsi Gunarta dan Ketua DPRD Klungkung, Anak Agung Gde Anom.
Kegiatan peletakan batu pertama Pelabuhan Bias Munjul, Rabu kemarin, diawali dengan persembahyangan bersama, yang dilanjut prosesi ngeruak dan mendem dasar dipuput oleh Ida Rsi Agung Bang Bodhi Satya Siddhi Natha Daksa, sulinggih dari Griya Agung Mutering Jagat, Nusa Ceningan.
Pelabuhan Bias Munjul di Dusun Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida ini dibangun menggunakan dana APBN sebesar Rp 97 miliar, dengan sistem multiyears selama 2 tahun anggaran, yakni 2020 dan 2021. Pembangunan dikerjakan oleh PT Nindya Karya.
Pelabuhan Bias Munjul ini akan terkoneksi dalam Pelabuhan Segitiga Emas dengan Pelabuhan Sampalan (di Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida) dan Pelabuhan Sanur (di Sanur, Denpasar Selatan). Pembangunan tiga Pelabuhan Segitiga Emas tersebut semuanya menggunakan dana bersumber dari APBN melalui Kementerian Perhu-bungan, dengan total sebesar Rp 555 miliar. Rinciannya, Pelabuhan Sanur dengan anggaran terbesar mencapai Rp 376 miliar, Pelabuhan Bias Munjul dengan anggaran Rp 97 miliar, dan Pelabuhan Sampalan senilai Rp 82 miliar.
Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Bias Munjul di kawasan seberang Nusa Penida ditargetkan selesai akhir tahun 2021 depan. Sedangkan Pelabuhan Sanur di Pantai Matahari Terbit Sanur, ditarget rampung pertengahan tahun 2022 mendatang. Pembangunan Pelabuhan Segitiga Emas ini merupakan cita-cita Gubernur Koster dalam mewujudkan program prioritas pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara se-cara terkoneksi dan terintegrasi dalam visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru.
Gubernur Koster menyebutkan, desain Pelabuhan Bias Munnjul mencerminkan kearifan lokal, seni, dan budaya di Nusa Ceningan. Demikian pula untuk Pelabuhan Sampalan dan Pelabuhan Sanur. "Saya ikut membahas desain pelabuhan ini. Harapannya, Pelabuhan Segitiga Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Ceningan ini menjadi ikon," jelas Gubernur Koster saat ground breaking Pelabuhan Bias Munjul, kemarin pagi.
Alasan utama Gubernur Koster untuk mewujudkan Pelabuhan Segitiga Emas, karena merasa terpanggil untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Bali hingga wisatawan mancanegara yang hendak melakukan penyeberangan dari Sanur menuju Kecamatan Nusa Penida. Menurut Koster, ini bukan janji waktu Pilgub Bali 2018, tapi karena ada niat yang membuat jiwa perjuangannya tergerak.
“Jiwa perjuangan saya tergerak ketika tahun 2017 menyeberang ke Nusa Penida dalam sosialisasi menjadi kandidat Calon Gubernur Bali. Dari Sanur saya merasakan keprihatinan, karena melihat banyak masyarakat Bali hingga wisatawan mancanegara harus digendong. Ada juga yang terpanksa mengangkat kain dam celananya, hingga membuka sepatu, untuk menghindari terjangan ombak menuju speed boat," kenang Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.
Atas kondisi tersebut, Gubernur Koster sempat mengajak Wakil Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua DPRD Denpasar I Gusti Ngurah Gede, dan para anggota DPRD Bali untuk turun meninjau kondisi pelabuhan di Sanur. Saat itulah Koster berjanji, jika kelak terpilih menjadi Gubernur Bali, maka dia akan bangun pelabuhan di Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Ceningan, dengan kemampuan jaringan pemerintahan yang dimilikinya di tingkat nasional.
"Syukurlah rencana pembangunan Pelabuhan Segitiga Sanur, Nusa Penida, dan Nusa Ceningan ini akhirnya terwujud berkat niat baik ketemu jalan baik. Pada 2019, saya dipanggil Bapak Presiden Joko Widodo, di sana saya melaporkan salah satu rencana pembangunan pelabuhan ini. Usulan saya langsung direspons oleh Bapak Presiden, hingga kemudian tahun 2020 ini Pelabuhan Segitiga Emas direalisasikan dalam jangka waktu yang cepat, dengan anggaran yang besar," papar politisi senior PDIP yang sukses memenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin lebih dari 92 persen suara di Bali dalam tarung Pilpres 2019 ini.
Koster pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi. Selain itu, kata Koster, Pelabuhanj Segitiga Emas ini juga terwujud berkat perhatian luar biasa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk Bali.
Mengingat Nusa Penida punya daya tarik yang sangat kuat secara spiritual dengan adanya Pura Penataran Ped di Desa Ped, serta aktivitas masyarakat dan pariwisatanya yang sangat tinggi dari Sanur menuju Nusa Penida, maka Koster meminta kepada PT Nindya Karya agar proses pembangunan pelabuhan ini dikerjakan secara profesional, dengan kualitas yang baik, dan selesai tepat waktu.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setyadi, menyatakan kehadirannya pada acara peletakan batu pertama pembangunan Pelabuhan Bias Munjul di Nusa Ceningan, Rabu kemarin, atas perintah langsung dari Menteri Perhubungan (Menhub) Buda Karya Sumadi. "Bapak Menteri Perhubungan berpesan agar pembangunan pelabuhan ini menggunakan kearifan lokal dan secara fisik mampu memberikan manfaat terbaik untuk masyarakat, dengan pembangunan yang tepat waktu, serta memperhatikan aspek keselamatan," jelas Budi Setyadi.
Menurut Budi Setyadi, Pelabuhan Bias Munjul menggunakan dana APBN cukup besar mencapai Rp 97 miliar dan dibangun oleh PT Nindya Karya. Maka, dalam Budi Setyadi di hadapan Perwakilan Kejaksaan Tinggi Bali juga memohon kegiatan pendampingan dari pihak kejaksaan. "Kami berharap supaya pembangunan ini berjalan lancar dan berkualitas," harap Budi Setyadi.
Setelah pekerjaan ini selesai, maka ke depan akan memikirkan siapa operator pelabuhan ini, apakah dari Pemprov Bali, Pemkab Klungkung, atau dari pusat. Apalagi, nanti masalah pemeliharaan bangunannya juga perlu diperhatikan, demi menciptakan keselataman masyarakat yang ingin berlabuh keliling Pulau Nusa Penida dan menuju Sanur. "Kita siap untuk memback-up kebijakan Bapak Gubernur, karena Bali yang pertama kali akan disempurnakan untuk kepentingan pariwisata," kata-nya. *wan,nat
1
Komentar