Dharmopadesa Menapak Visi Danghyang Dwijendra - Astapaka
SEMARAPURA, NusaBali
Perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara dibentuk oleh Paiketan Sameton Brahmana Siwa-Bodha.
Organisasi ini berinspirasikan ajaran dan peran sejarah Ida Bethara Lelangit Ida Danghyang Dwijendra dan Ida Danghyang Astapaka. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas kemanusian, mewujudkan kehidupan yang selaras dan serasi dengan berbakti kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Perkumpulan ini pula berdasarkan Dharma Agama dan Dharma Negara.
Hal itu diungkapkan Ketua Dharmopadesa Pusat Nusantara Cabang Klungkung Ida Bagus Puja Aribawa, didampingi Sekretaris Ida Bagus Surya Wedanta serta pengurus lainnya, saat audensi ke DPRD Klungkung, Selasa (30/12/2020). Hadir juga, Ida Bagus Ketut Danendra sebagai Klian Pengempon dan Ida Bagus Surya Wedanta sekaligus sebagai Panitia Pengempon Karya Agung Mamungkah serta sebagai panitia pembangunan Pura Puseh Katyagan Dang Kahyangan, Danghyang Dwijendra di Desa Kamasan, Klungkung.
Dalam audensi tersebut mereka diterima langsung Ketua DPRD Klungkung Anak Agung Gde Anom dan anggota DPRD Klungkung Ida Ayu Made Gayatri. Sekretaris Dharmopadesa Pusat Nusantara Cabang Klungkung, Ida Bagus Surya Wedanta, mengatakan adapun maksud tujuan audensi ini untuk memperkenalkan diri atas kepengurusan baru masa bakti 2020-2025, serta menjelaskan program kerja selama kepengurusan berjalan dari perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara Cabang Klungkung.
Audiensi serangkaian perkenalan pengurus baru Dharmopadesa Pusat Nusantara Cabang Klungkung masa bakti 2020-2025 sesuai dengan hasil Lokasaba Dharmapadesa Pusat Nusantara Cabang Klungkung, 26 Juli 2020. ‘’Perkumpulan ini diwujudkan juga didorong oleh keinginan luhur serta tanggung jawab untuk membina swadharma, swakarya dan swagina terhadap agama, sosial kemanusian dan budaya Bali," ujar Ida Bagus Surya, Sabtu (2/1).
Paiketan sameton Brahmana Siwa-Bodha ini telah berdiri pada 28 Juli 1999. Seiring perjalanan waktu dan sesuai hasil Mahasabaha IV Dharmopadesa, di Taman Pakerthi Buana-Beng, Gianyar, dan kedudukan Dharmapadesa telah berbadan hukum maka menjadi perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara. Hal ini sesuai dengan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Makna dari kata Dharmopadesa sangatlah mendalam, Dharmapadesa terdiri kata ‘dharma’ (agama/kerohanian/kebenaran/kewajiban). Sedangkan, ‘Upa’ (dekat/tuntunan petunjuk) dan ‘Desa’ (tempat). ‘’Dharmopadesa Pusat Nusantara bermakna bahwa Perkumpulan merupakan pusat pembelajaran sebagai
tuntunan kerohanian, keagamaan, peradaban dan kebudayaan nusantara khususnya ajaran Dharma yang diajarkan dan diwariskan oleh Ida Bethara Lelangit Ida Danghyang Nirartha (Danghyang Dwijendra) dan
Ida Danghyang Astapaka dalam mewujudkan Mosartham Jagadhita Ya Cat Dharma," katanya.
Ida Bagus Surya Wedanta yang berasal dari Griya Gede Batutabih, Desa Takmunng, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini, menambahkan perkumpulan Dharmopadesa Pusat Nusantara memiliki Moto (Sesanti Dharmopadesa) yaitu "Karma Tan Paphala Aku Phalania" (Agar setiap warih ida bethara lelangit diharapkan berbuat/berkarma tanpa mengharapkan hasil. Karena Ida Bethara Lelangit yang akan memberikan pahala dikemudian hari. Dan juga "Ngulat Tikehmas' (untuk belajar menata lembaran lembaran keutamaan Druwen Ida Bethara Lelangit yang diajarkan kepada seluruh keturunan wangsa Brahmane Siwa-Bodha).
Dalam audiensi, Pengurus Dharmopadesa Pusat Nusantara Cabang Klungkung juga memaparkan program kerja secara rinci selama jangka waktu 5 tahun kedepan. Program kerja ini bersifat lebih nyata baik ke dalam dan luar organisasi. "Sehingga bisa benar benar juga bisa dirasakan secara langsung untuk semua umat," katanya.
Dalam acara itu, Ida Bagus Surya Wedanta juga memperkenalkan diri selaku Ketua Pengempon (Karya Agung dan Panitia Pembangunan) Pura Puseh Katyagan, Dhang Kahyangan Danghyang Dwijendra. Dia juga menjelaskan rencana Karya Agung Memungkah serta bermaksud menjadikan Pura Puseh Katyagan sebagai kawasan suci. Di mana banyak hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan Pura Puseh Katyagan sebagai kawasan suci, Gus Surya, demikian panggilannya, juga memohon bantuan kepada ketua dan anggota dewan untuk membantu segala hal yang dipersyaratkan. Agar bisa kawasan suci ini berjalan sesuai dengan harapan mengingat Pura Puseh Katyagan merupakan tempat bersejarah. "Kalau menyinggung soal sejarah bahwa ketika jaman kerajaan Waturenggong berkuasa yang mana Ida Bethara Danghyang Dwijendra dan Ida Bethara lelangit Danghyang Astapaka adalah merupakan Bagawantha kerajaan pada masa waktu itu," katanya.
Pura Puseh Katyagan juga merupakan warisan dari Ida Bethara Danghyang Dwijendra yaitu sebagai tempat Pesraman dan atau pendidikan agama pada zaman itu. Pura ini juga sebagai Pura Dhang Kahyangan sehingga pura ini benar benar bisa diwujudkan sebagai kawasan Suci. Banyak hal atau imbas yang diperoleh bilamana
Pura Puseh Katyagan benar benar sebagai kawasan suci bisa terwujud baik dari segi ekonomis, letak geografis dan tentunya sebagai objek wisata relegi dan atau wisata budaya yang baru di Kabupaten Klungkung.
Disebutkan, banyak masukan dan catatan yang disampaikan dari dewan. Ketua DPRD Klungkung AA Anom minta agar Dharmopadesa Klungkung dalam menjalankan program kerja benar benar nyata dan menyentuh akar rumput. ‘’DPRD siap support perkumpulan Dharmopadesa Klungkung sebagai wadah umat,’’ ujarnya. *wan
Komentar