Berawal dari Transmigrasi, Dominan Jadi Pegawai-Wirausaha
Sebagian besar krama Bali perantuan di Sulawesi Utara berasal dari Karangasem, mereka berangkat transmigrasi pasca bencana Gunung Agung meletus tahun 1963.
Sekitar 23.000 Jiwa Krama Bali Perantauan Tinggal Tersebar di Sulawesi Utara
NusaBali
KRAMA Bali perantauan yang tinggal ke Sulawesi Utara ternyata cukup banyak, termasuk merantau sebagai transmigrans. Krama Bali perantuan ini tersebar di semua ka-bupaten/kota yang ada di Sulawesi Utara. Sebagian besar mata pencaharian mereka seba-gai pegawai dan wirausaha, sementara sisanya menjadi petani.
Data yang diperoleh NusaBali, krama Bali perantauan di Sulawesi Utara jumlahnya kini mencapai sekitar 23.000 jiwa. Awalnya, sebagian besar dari mereka merantau sebagai transmigrans, lalu beranak-pinak di Sulawesi Utara (Sulut). Krama Bali perantauan paling banyak tinggal di wilayah Kabupaten Boolang Mangondow, yang mencapai sekitar 17.000 jiwa. Jumlah terbanyak kedua di kawasan Kota Mobagu mencapai 3.000 jiwa, disusul Kota Manado sekitar 2.500 jiwa. Sedangkan di daerah-daerah lainnya di Sulut, jumlah krama Bali perantuan tak begitu banyak.
Data ini diperoleh saat NusaBali mengikuti rombongan Pemkab Bangli melakukan press tour ke Kota Tomohon, Sulut, 19-21 November 2015 lalu. Terungkap, banyak krama Bali perantuan ini dulunya mengikuti program tansmigrasi ke Provinsi Sulut sejak 1963 silam, pasca bencana Gunung Agung meletus.
Ada 6 dari dari 15 kabupaten/kota di Provinsi Sulut yang menjadi sasaran tinggal krama Bali. Selain Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Mobagu, dan Kota Manado, daerah tujuan tinggal krama Bali juga Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kota Tomohon. Dari 6 daerah tujuan itu, jumlah krama Bali perantauan paling sedikit berada di Kota Temohon, hanya sekitar 80 jiwa. Sebanyak 70 persen dari krama Bali di Temohon bekerja sebagai pegawai, sisanya 30 persen bergerak di wirausaha.
Menurut Bimas Hindu Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Sulawesi Utara, I Nengah Kokog, animo krama Bali untuk transmigrasi ke daerah Nyiur Melambai ini memang cukup tinggi. Alasan mereka merantau ke Sulut pun berbeda-beda. Ada yang transmigrasi sebagai petani, banyak pula yang ditempatkan ke Sulut karena ikatan dinas pemerintahan, ada juga krama Bali yang sengaja datang ke sana untuk berwirausaha.
“Kalau penduduk asal Bali yang tersebar di Sulawesi Utara saat ini mencapai sekitar 23.000 jiwa. Mereka berasal dari 9 kabupaten/kota di Bali. Namun, yang paling mendominasi adalah krama Bali perantauan dari Karangasem yang datang bertransmigrasi pasca Gunung Agung meletus,” jelas Nengah Kokog kepada NusaBali, Sabtu (21/11) lalu.
Menurut Nengah Kokog, di sejumlah daerah di Sulut, krama Bali perantauan bahkan sudah membentuk banjar sendiri. Di samping itu, juga sudah dibangun Pura Kahyangan Tiga (Pura Bale Agung, Pura Puseh, Pura Dalem) sebagaimana yang ada di Bolaang Mangondow, Kota Mabagu, dan Manado.
Selanjutnya...
Komentar