Swab Guru Bakal Diganti Rapid Antigen
Berdasarkan data Disdikpora Badung, dari 6.284 orang guru, sudah 2.609 orang yang menjalani tes swab. Tinggal 3.675 guru lagi yang belum.
MANGUPURA, NusaBali
Pemeriksaan tes swab untuk guru di Kabupaten Badung tak dilanjutkan. Sebagai gantinya guru diwajibkan menjalani rapid antigen. Data dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Badung, sebanyak 2.609 guru dari total keseluruhan 6.284 guru telah menjalani tes swab.
Pelaksana Tugas (Plt) Kadisdikpora Badung I Made Mandi, pada Senin (4/1), mengatakan perubahan pemeriksaan tes swab menjadi rapid antigen disebabkan ada kendala alat di Dinas Kesehatan (Diskes) Badung. “Jadi yang kemarin (tes swab, Red) tidak dilanjutkan,” katanya.
Padahal, berdasarkan data Disdikpora Badung, dari 6.284 orang guru, sudah 2.609 orang yang menjalani tes swab. Tinggal 3.675 guru lagi yang belum.
Disdikpora bersama Diskes kini sedang mempersiapkan peralihan pemeriksaan dari tes swab ke rapid antigen. “Sedang dipersiapkan, kami juga sudah berkoordinasi dengan Diskes,” kata Made Mandi.
Awalnya tes swab dilakukan karena ada rencana akan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk semester genap tahun ajaran 2020/2021. Rencana PTM pada Senin kemarin. Namun, melihat beberapa pertimbangan rencana tersebut batal.
Menurut Made Mandi, dari segi kesiapan sekolah jenjang SD dan SMP di Badung untuk melaksanakan PTM sebenarnya sudah mencapai 93 persen. Begitu pula PAUD kesiapannya sudah mencapai 94 persen. “Tetapi dengan mempertimbangkan kondisi Badung yang kini memasuki zona merah, diputuskan untuk menunda PTM. Bapak Bupati juga memberikan arahan agar tatap muka ditunda dulu,” jelasnya.
“Masyarakat sebenarnya juga sudah rindu anaknya sekolah. Sekolahnya juga siap untuk PTM. Namun balik lagi karena berbagai pertimbangan, tatap muka ditunda dulu. Tapi tidak menutup kemungkinan jika dalam waktu dekat kasus mereda, tatap muka bisa dilakukan. Menyesuaikan dengan situasi,” imbuh Made Mandi.
Sementara Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Badung I Nyoman Ratana, mengatakan untuk pelaksanaan PTM sesungguhnya sudah didukung oleh sebagian besar orangtua siswa. “Secara umum orangtua berharap anaknya bisa belajar tatap muka di sekolah. Sekolah pun sudah siap. Tapi karena pertimbangan zona merah, belum diizinkan untuk tatap muka,” katanya.
Kasek SMPN 3 Abiansemal, ini menambahkan masing-masing sekolah juga sudah menyiapkan piranti protokol kesehatan (prokes) sesuai dengan petunjuk teknis yang diberikan oleh Disdikpora Badung. “Sebelum disepakati PTM ini ditunda, kami sudah punya rencana pelaksanaan PTM di SMPN 3 Abiansemal. Rencana kami masa transisi dua bulan, kemudian masa percobaan, ketika sudah yakin aman langsung PTM yang sebenarnya. Hanya 50 persen jumlah siswa dalam satu pertemuan dengan waktu belajar 1,5 jam, kemudian siswa langsung pulang,” jelas Ratana.
Bahkan, lanjut Ratana, khusus guru di SMPN 3 Abiansemal telah menjalani pemeriksaan tes swab untuk memastikan keamanan proses PTM di sekolah. Dia berharap kondisi pandemi Covid-19 ini tidak berlangsung lama, sehingga pembelajaran di sekolah bisa dimulai seperti sediakala lagi. *ind
Pelaksana Tugas (Plt) Kadisdikpora Badung I Made Mandi, pada Senin (4/1), mengatakan perubahan pemeriksaan tes swab menjadi rapid antigen disebabkan ada kendala alat di Dinas Kesehatan (Diskes) Badung. “Jadi yang kemarin (tes swab, Red) tidak dilanjutkan,” katanya.
Padahal, berdasarkan data Disdikpora Badung, dari 6.284 orang guru, sudah 2.609 orang yang menjalani tes swab. Tinggal 3.675 guru lagi yang belum.
Disdikpora bersama Diskes kini sedang mempersiapkan peralihan pemeriksaan dari tes swab ke rapid antigen. “Sedang dipersiapkan, kami juga sudah berkoordinasi dengan Diskes,” kata Made Mandi.
Awalnya tes swab dilakukan karena ada rencana akan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk semester genap tahun ajaran 2020/2021. Rencana PTM pada Senin kemarin. Namun, melihat beberapa pertimbangan rencana tersebut batal.
Menurut Made Mandi, dari segi kesiapan sekolah jenjang SD dan SMP di Badung untuk melaksanakan PTM sebenarnya sudah mencapai 93 persen. Begitu pula PAUD kesiapannya sudah mencapai 94 persen. “Tetapi dengan mempertimbangkan kondisi Badung yang kini memasuki zona merah, diputuskan untuk menunda PTM. Bapak Bupati juga memberikan arahan agar tatap muka ditunda dulu,” jelasnya.
“Masyarakat sebenarnya juga sudah rindu anaknya sekolah. Sekolahnya juga siap untuk PTM. Namun balik lagi karena berbagai pertimbangan, tatap muka ditunda dulu. Tapi tidak menutup kemungkinan jika dalam waktu dekat kasus mereda, tatap muka bisa dilakukan. Menyesuaikan dengan situasi,” imbuh Made Mandi.
Sementara Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Badung I Nyoman Ratana, mengatakan untuk pelaksanaan PTM sesungguhnya sudah didukung oleh sebagian besar orangtua siswa. “Secara umum orangtua berharap anaknya bisa belajar tatap muka di sekolah. Sekolah pun sudah siap. Tapi karena pertimbangan zona merah, belum diizinkan untuk tatap muka,” katanya.
Kasek SMPN 3 Abiansemal, ini menambahkan masing-masing sekolah juga sudah menyiapkan piranti protokol kesehatan (prokes) sesuai dengan petunjuk teknis yang diberikan oleh Disdikpora Badung. “Sebelum disepakati PTM ini ditunda, kami sudah punya rencana pelaksanaan PTM di SMPN 3 Abiansemal. Rencana kami masa transisi dua bulan, kemudian masa percobaan, ketika sudah yakin aman langsung PTM yang sebenarnya. Hanya 50 persen jumlah siswa dalam satu pertemuan dengan waktu belajar 1,5 jam, kemudian siswa langsung pulang,” jelas Ratana.
Bahkan, lanjut Ratana, khusus guru di SMPN 3 Abiansemal telah menjalani pemeriksaan tes swab untuk memastikan keamanan proses PTM di sekolah. Dia berharap kondisi pandemi Covid-19 ini tidak berlangsung lama, sehingga pembelajaran di sekolah bisa dimulai seperti sediakala lagi. *ind
1
Komentar